Bareksa Insight : Jelang Musim Dingin Eropa, Reksadana Beraset Saham Batu Bara Bisa Membara
Harga batu bara diprediksi akan tetap tinggi, karena potensi melonjaknya kebutuhan energi di Eropa
Harga batu bara diprediksi akan tetap tinggi, karena potensi melonjaknya kebutuhan energi di Eropa
Bareksa.com - Selama sebulan terakhir, harga batu bara dunia masih bertahan di level cukup tinggi di atas US$400 per ton, tepatnya saat ini di US$439 per ton. Mayoritas negara di Eropa tengah bersiap untuk memasok kebutuhan energi menjelang datangnya musim dingin, pasca penutupan pasokan gas dari Rusia.
Tim Analis Bareksa memperkirakan harga batu bara masih akan tetap tinggi, karena potensi melonjaknya kebutuhan energi di Eropa tersebut. Sehingga hal ini juga diproyeksikan akan turut mendongkrak kinerja reksadana saham dan reksadana indeks berbasis sektor energi.
Baca juga : Bareksa Insight : Pasar Menanti Putusan The Fed dan BI, Investor Bisa Terapkan Strategi Ini
Promo Terbaru di Bareksa
Di sisi lain, pemerintah mengadakan lelang Sukuk Negara kemarin (20/09) dan menopang penguatan tipis imbal hasil (yield) acuan Obligasi Negara ke level 7,17%. Meskipun yield acuan obligasi Amerika Serikat (AS) sudah mencapai level tertingginya dalam setahun terakhir, yakni saat ini di kisaran 3,5%, namun yield Obligasi Indonesia masih cenderung mendatar.
Hal ini karena pelaku pasar masih menanti kebijakan Bank Indonesia selanjutnya terkait suku bunga acuan dalam negeri. Kondisi tersebut turut mendorong kenaikan terbatas kinerja sejumlah reksa dana pendapatan tetap.
Pasar saham nasional yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin (20/9/2022) naik tipis 0,02% ke level 7.196,95. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 20/09/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 7,2%.
Lihat juga : Bareksa Insight : Pasar Saham Turun Dalam, Reksadana Ini Masih Potensi Cuan
Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?
Di tengah potensi kenaikan saham sektor batu bara dan pasar yang masih menanti kebijakan bunga acuan bank sentral, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor mencermati 3 hal ini agar investasinya membukukan cuan maksimal :
1. Selama dua hari terakhir, pergerakan pasar saham dan obligasi cenderung mendatar karena investor menanti rilis suku bunga acuan BI dan Bank Sentral AS (The Fed) pekan ini.
The Fed menggelar rapat pada 20-21 September dan BI pada 21-22 September 2022. Saat ini suku bunga BI di level 3,75% dan suku bunga The Fed (Fed Rate) di 2,25% hingga 2,5%.
2. Investor masih dapat wait and see (menanti) di pasar saham, serta akumulasi bertahap di reksadana saham dan reksadana indeks berbasis sektor energi, jika IHSG mengalami penurunan dan dapat kembali ke level di bawah 7.100.
3. Investor juga masih bisa mencermati reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi, serta melakukan diversifikasi investasi di reksadana pasar uang.
Simak juga : Bareksa Insight : Surplus Neraca Dagang Rekor All Time High, Cuan Reksadana Ini Terbang
Beberapa produk reksadana saham, reksadana indeks, reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko agresif, moderat dan konservatif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 20 September 2022)
Reksadana Indeks
Avrist IDX30 : 21,33%
BNI AM Indeks IDX30 : 18,04%
Reksadana Saham
TRIM Kapital Plus : 17,20%
BNP Paribas Pesona Syariah : 10,04%
Imbal Hasil Tahun Berjalan (YTD per 20 September 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 6,21%
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund : 4,91%
Imbal Hasil 3 Tahun (per 20 September 2022)
Reksadana Pasar Uang
Capital Money Market Fund : 17,28%
Syailendra Sharia Money Market Fund : 15,6%
Lihat juga : Bareksa Insight : Harga BBM Naik, Apa yang Harus Dilakukan Investor?
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : Asing Masuk ke Obligasi Rp8 Triliun, Cuan Reksadana Ini Meroket
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.