Rupiah Kembali Menguat di Tengah Bayang-Bayang Kenaikan Fed Rate
Dalam sebulan terakhir, kurs rupiah telah mengalami pelemahan hingga 2,5 persen
Dalam sebulan terakhir, kurs rupiah telah mengalami pelemahan hingga 2,5 persen
Bareksa.com – Nilai tukar rupiah hari ini menguat setelah kemarin sempat menyentuh level terburuk sejak Februari 2016. Meski rilis notulensi rapat dewan gubernur The Fed memberi sinyal peningkatan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS), kinerja pertumbuhan kredit diperkirakan masih kuat untuk menjadi sentimen positif bagi rupiah.
Pada perdagangan hari ini (Jumat, 23 Februari 2018), nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka dengan apresiasi 21 poin atau 0,15 persen di level Rp13.664 per dolar Amerika Serikat (AS).
Rupiah tercatat menguat 0,09 persen atau 12 poin ke level Rp13.673 per dolar AS pada pukul 12.00 WIB. Rilis data pertumbuhan kredit year on year periode Januari 2018 yang dijadwalkan akan diumumkan hari ini diharapkan dapat memberikan tenaga bagi laju penguatan rupiah.
Promo Terbaru di Bareksa
Padahal, kemarin (Kamis, 22 Februari 2018), rupiah di pasar spot melemah 0,49 persen dan bertengger di level Rp13.685 per dolar AS. Level tersebut merupakan level terlemah sejak 05 Februari 2016, saat rupiah menyentuh Rp13.624 per dolar AS.
Depresiasi kemarin seiring dengan rilis risalah rapat kebijakan Federal Open Market Committee (FOMC) yang bernada hawkish. Notulensi tersebut mengkonfirmasi kenaikan suku bunga acuan Fed Rate dapat terjadi pada bulan depan (Maret 2018).
Komite penetapan suku bunga acuan AS ini lebih percaya diri akan laju kenaikan suku bunga, dengan ekspektasi tingkat inflasi yang meningkat seiring membaiknya pertumbuhan ekonomi. Selain itu, The Fed turut optimis atas kebijakan reformasi pajak yang akan berdampak baik terhadap pertumbuhan ekonomi negara yang dijuluki Negeri Abang Sam tersebut.
Alhasil, pelaku pasar turut memburu dolar AS dan hal ini berimbas pada pelemahan nilai tukar rupiah. Terlebih, masih minimnya data-data ekonomi dalam negeri yang mampu menyokong rupiah membuat mata uang Garuda ini terus melanjutkan pelemahan.
Hingga penutupan perdagangan kemarin, indeks dolar AS, yang diukur terhadap enam rival mata uang utama bertengger di level 89,77. Angka tersebut lebih tinggi dari posisi terendah tiga tahun pada akhir pekan lalu (16 Februari 2018) di level 89,1.
Grafik Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS
Sumber : Bloomberg.com
Mata uang Garuda terus bergerak melemah mendekati level Rp13.700 per dolar AS. Jika dicermati dalam sebulan terakhir, kurs rupiah telah mengalami pelemahan hingga 2,5 persen (periode 22 Januari - 22 Februari 2018).
Sementara itu, mata uang negeri Paman Sam terus bergerak melanjutkan penguatannya. Indeks dolar AS bergerak naik menjauhi level terendahnya tiga tahun sejak akhir pekan lalu. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.