Bareksa Insight : Pasar Nantikan Data Cadangan Devisa, Ini Prospek Cuan Reksadana
Tercatat bulan lalu rupiah sempat berada di kisaran Rp15.700 per dolar AS
Tercatat bulan lalu rupiah sempat berada di kisaran Rp15.700 per dolar AS
Bareksa.com - Pelaku pasar pada pekan ini tengah menanti rilis data cadangan devisa RI November 2022 yang diperkirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, karena digunakan untuk intervensi nilai tukar rupiah.
Tercatat bulan lalu rupiah sempat berada di kisaran Rp15.700 per dolar Amerika Serikat (AS), namun saat ini sudah menguat sekitar Rp15.400 per dolar AS. Menurut Tim Analis Bareksa, jika data cadangan devisa November 2022 lebih baik dari perkiraan, akan jadi sentimen positif bagi pasar saham maupun obligasi, serta instrumen reksadana.
Baca juga : Bareksa Insight : Harga Minyak Rusia Dibatasi, Potensi Cuan Reksadana Ini
Promo Terbaru di Bareksa
Di sisi lain, data industri jasa AS pada November 2022 yang jadi salah satu kontributor terhadap nilai inflasi, mengalami kenaikan. Hal ini membuat investor berasumsi jika Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) akan tetap agresif menaikkan suku bunga acuan pada Desember ini.
Dampaknya, mayoritas bursa saham AS mengalami penurunan dan diproyeksikan mempengaruhi pergerakan bursa saham global hari ini, termasuk pasar saham Indonesia.
Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (5/12/2022) melemah 0,46% ke level 6.987,33. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 05/12/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat turun ke level 6,9%.
Lihat juga : Bareksa Insight: Inflasi Indonesia Turun Jadi 5,42%, Ini Dampaknya ke Reksadana
Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?
Mempertimbangkan pelaku pasar yang sedang menanti rilis data cadangan devisa dan meningkatnya kekhawatiran The Fed akan tetap agresif menaikkan suku bunga acuan, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor menerapkan 2 jurus ini agar potensi cuan investasinya maksimal :
1. Smart Investor dapat masuk berinvestasi secara bertahap di reksadana berbasis saham, saat IHSG mengalami penurunan dan berfokus ke dalam saham yang memiliki porsi investasi besar di saham berkapitalisasi besar (big caps) dengan fundamental kuat dan minim terhadap saham sektor ekonomi baru (new economy).
2. Tim Analis Bareksa memperkirakan ada potensi penurunan sementara di reksadana pendapatan tetap, karena yield (imbal hasil) acuan Obligasi Negara sudah naik signifikan pekan lalu. Yield obligasi hari ini (6/12/2022) diproyeksikan bergerak di rentang 6,85-6,95%. Smart Investor dapat tetap berinvestasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi.
Simak juga : Bareksa Insight: Berita Global Bayangi Indeks Saham, Ini Strategi Cuan Reksadana
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana pasar uang yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko moderat, agresif dan konservatif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 5 Desember 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 29,9%
TRIM Dana Tetap 2 : 16,57%
Reksadana Pasar Uang
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 16,37%
TRIM Kas 2 : 12,9%
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 5 Desember 2022)
Reksadana Indeks
BNP Paribas Sri Kehati : 17,83%
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 17,79%
Reksadana Saham
Mandiri Investa Atraktif Syariah : 9,53%
TRIM Kapital Plus : 7,83%
Baca juga : Bareksa Insight : Ekonomi AS di Kuartal III Membaik, Ini Dampak ke IHSG, SBN dan Reksadana
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Lihat juga : Bareksa Insight : Suku Bunga BI Bisa Naik Jadi 4,5%, Ini Jurus Cuan Buat Investor Reksadana
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,82 | 0,23% | 4,09% | 7,79% | 8,03% | 19,38% | 38,35% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,66 | 0,21% | 4,11% | 7,21% | 7,45% | 2,88% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,69 | 0,58% | 3,99% | 7,68% | 7,82% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,91 | 0,57% | 3,86% | 7,26% | 7,40% | 17,49% | 40,87% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.289,21 | 0,83% | 4,10% | 7,42% | 7,55% | 19,87% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.