LPS Prediksi Fed Rate Bisa Capai 2,25 Persen, Suku Bunga BI Bertahan
Tren penurunan suku bunga deposito akan berlanjut
Tren penurunan suku bunga deposito akan berlanjut
Bareksa.com – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) baru-baru ini telah merilis Indikator Likuiditas Periode Februari 2018. Dalam publikasinya ini, LPS mencermati beberapa indikator mulai dari kebijakan moneter global hingga tren suku bunga deposito tanah air.
Publikasi oleh LPS ini tentu saja mengacu pada apa yang sudah terjadi sepanjang bulan pertama tahun ini. Salah satunya mengenai tiga bank sentral utama yang mempertahankan kebijakan moneter mereka.
Bank sentral AS, Federal Reserve, pada 31 Januari 2017 memutuskan untuk mempertahankan Federal funds target rate (Fed rate) pada level 1,25 persen–1,5 persen. Enam hari sebelumnya, European Central Bank (ECB) juga mempertahankan policy rate-nya di posisi 0 persen. Selain itu, ECB tetap berkomitmen untuk melakukan pembelian aset senilai EUR30 miliar per bulan hingga akhir September 2018.
Promo Terbaru di Bareksa
Sementara itu, Bank of Japan (BOJ) pada 23 Januari 2018 mempertahankan bunga acuan di posisi -0,1 persen dan nilai pembelian obligasi pemerintah di angka JPY80 triliun per tahun. Atas dasar itu, LPS memperkirakan fed rate akan naik 25 bps pada Maret mendatang dan dalam dua kali kesempatan lagi pada tahun ini, sehingga bunga acuan Amerika Serikat (AS) ini akan mencapai 2 persen–2,25 persen di akhir 2018.
“Sementara itu, berdasarkan konsensus para ekonom, ECB dan BOJ diprediksi belum akan menaikkan suku bunga setidaknya hingga akhir semester I 2019,” tulis LPS. (Baca juga Akankah Jerome Powell Tunda Kenaikan Fed Fund Rate?)
Dari dalam negeri, Bank Indonesia pada 18 Januari 2018 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day reverse repo rate (7DRRR) di posisi 4,25 persen. Kebijakan ini dinilai masih konsisten dengan kondisi stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan, serta diharapkan dapat terus mendukung proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.
Grafik: Likuiditas Domestik
Sumber: BI, CEIC, diolah LPS
Di samping mempertahankan bunga acuan, BI juga mengubah ketentuan mengenai komposisi giro wajib minimum rata-rata, loan to funding ratio bagi bank umum konvensional, serta financing to deposit ratio bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah.
Berkaca dari kebijakan moneter BI, LPS memperkirakan tingkat suku bunga kebijakan masih akan dipertahankan pada level saat ini. “Dampak dari perubahan kebijakan the Fed dan rencana normalisasi neraca sentral bank negara maju akan membatasi penurunan tingkat bunga lebih lanjut,” tambah LPS.
Di sisi lain, rata-rata bunga deposito bank benchmark LPS mencapai 5,48 persen pada akhir Januari 2018, turun 4 bps dari posisi akhir Desember 2017. Hal serupa terjadi pada rata-rata suku bunga minimum yang turun 2 bps ke posisi 4,71 persen serta rata-rata suku bunga maksimum yang terpangkas sebanyak 5 bps menjadi 6,25 persen.
“Tren penurunan bunga deposito saat ini diproyeksikan masih dapat berlanjut, mempertimbangkan kondisi likuiditas yang masih memadai dan penyaluran kredit yang juga masih rendah. Meski demikian ruang penurunan akan semakin terbatas di tengah laju inflasi serta arah kebijakan moneter yang lebih stabil. Respons penurunan antar kelompok bank cukup berbeda, khususnya pada kelompok bank kecil, sehingga berpotensi menimbulkan risiko likuditas jika penurunan suku bunga ini terus berlangsung,” tulis riset itu. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.