Rugi Rp2 Triliun di Saham GIAA, Berapa Nilai Kekayaan Chairul Tanjung Saat Ini?
Jika dikalkulasikan, pengeluaran CT untuk membeli saham GIAA mencapai Rp4,11 triliun
Jika dikalkulasikan, pengeluaran CT untuk membeli saham GIAA mencapai Rp4,11 triliun
Bareksa.com – Maskapai pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) sedang berupaya memperbaiki keuangannya. Perseroan mengaku telah mengantongi laba pada periode empat bulan terakhir pada 2017.
Garuda Indonesia membukukan laba US$2,46 juta atau setara Rp33,1 miliar pada periode September - Desember 2017. Artinya, kerugian perseroan yang per kuartal III 2017 mencapai Rp2,99 triliun bisa sedikit ditekan. (Baca : Berita Hari Ini : 2 Menteri Teken Holding BUMN Migas, GIAA Bidik Laba Tahun Ini)
“Kami berharap pengurangan beban kerugian yang cukup signifikan selama semester II 2017. Sehingga kerugian bisa kami tekan,” ungkap Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia, Helmi Iman Satriyono, seperti dikutip dari CNNIndonesia.com (23/01).
Promo Terbaru di Bareksa
Catatan kerugian Garuda Indonesia tampaknya sejalan dengan kinerja sahamnya yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode GIAA. Hingga saat ini harga saham GIAA belum kembali membaik atau masih berada di bawah harga penawaran perdana saham (IPO) pada 11 Februari 2011 silam.
Saat itu, Garuda Indonesia melepas 6,33 miliar saham ke publik dengan nominal Rp500 per saham dan memiliki harga perdana Rp750. (Lihat : Catat Rugi, Karyawan dan Pilot Garuda Minta Pengurangan Direksi ke Menteri BUMN)
IPO Garuda Indonesia menjadi polemik karena saham yang dilepas ke publik tak terserap penuh. Akhirnya, saham-saham itu harus ditanggung para penjamin emisi yakni PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.
Untungnya, salah satu taipan Indonesia yakni Chairul Tanjung (CT) menyisihkan uangnya untuk menyerap seluruh sisa saham IPO GIAA.
Aksi Bos CT Corp melalui unit usahanya, PT Trans Airways itu menghasilkan kepemilikan 10,88 persen atau setara dengan 2,47 miliar saham GIAA. Menariknya, pembelian sisa saham IPO GIAA oleh CT mendapat diskon atau di harga Rp620 per saham. (Baca : Air France KLM akan Borong 20 Persen, Saham GMFI Meroket 8,6 Persen)
Hingga 30 September 2017, kepemilikan CT di Garuda Indonesia melalui Trans Airways sudah naik menjadi 25,61 persen atau setara dengan 6,63 miliar saham.
Sebelumnya, penambahan kepemilikan Trans Airways di GIAA terjadi pada April 2014 saat Garuda Indonesia merilis penawaran saham terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue. (Lihat : Berita Hari Ini: GIAA Siapkan Obligasi US$750 Juta, BBTN Targetkan Laba Naik 22%)
Susunan Pemegang Saham GIAA Sejak 2011
Sumber: Laporan tahunan Garuda Indonesia, diolah Bareksa, *Hingga 30 September 2017
Terlepas dari jumlah kepemilikan CT di GIAA, kenyataannya nilai kepemilikan saham itu mengalami penurunan. Terutama jika mengacu pada penurunan harga saham GIAA sejak menyentuh level tertingginya di Rp770 pada pertengahan Juli 2012. (Baca : GMFI Targetkan Pendapatan Tahun Depan Rp6,9 Triliun)
Dengan jumlah kepemilikan hingga 30 September 2017 yang sebesar 25,61 persen dan berdasarkan harga saham GIAA per 23 Januari 2018 yang sebesar Rp318 per saham, maka nilai kepemilikan Trans Airways di Saham GIAA senilai Rp2,11 triliun.
Nilai kepemilikan tersebut anjlok hampir 50 persen jika mengacu pada harga pembelian saham GIAA oleh Trans Airways sejak pengambilan sisa saham IPO dan pengambilan hak dalam HMETD. Kisaran dana CT yang keluar melalui dua aksi itu mencapai Rp4,11 triliun. (Lihat : Kementerian Targetkan Hanya 10 BUMN yang Merugi Tahun Ini)
Pergerakkan Harga Saham GIAA Sejak IPO Hingga 23 Januari 2018
Sumber: Bareksa.com
Meski begitu, nilai kekayaan CT menurut Forbes masih stabil. Tercatat hingga hari ini (Rabu, 24 Januari 2018) CT masih memiliki kekayaan sebesar US$3,6 miliar atau stabil dari posisi 29 November 2017. (Baca : Rugi Garuda di Kuartal III 2017 Bengkak 404,5 Persen jadi US$222 Juta, Kenapa?)
Menurut Forbes, CT menjadi orang terkaya nomor tujuh di Indonesia satu peringkat di bawah Boenjamin Setiawan US$3,65 miliar dan satu peringkat di atas Tahir dengan nilai kekayaan US$3,5 miliar. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.