BEI Siap Beri Karpet Merah untuk Go-Jek
Go-Jek menyatakan bakal melangsungkan IPO saham dalam beberapa tahun mendatang
Go-Jek menyatakan bakal melangsungkan IPO saham dalam beberapa tahun mendatang
Bareksa.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) menyambut positif rencana Go-Jek mencatatkan sahamnya di BEI. Pekan lalu perusahaan penyedia aplikasi transportasi berbasis online itu menyatakan bakal melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) dalam beberapa tahun mendatang.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio menjelaskan, secara tidak sengaja dia pernah bertemu dengan pendiri Go-Jek dan menyatakan berniat masuk bursa. Secara prinsip, bursa akan terus mengejar perusahaan teknologi untuk melangsungkan IPO.
“Go-Jek, kita kasih karpet merah lah,” katanya di Jakarta, Senin, 11 Desember 2017. (Baca : Tiga Pebisnis Ini Berpotensi Masuk Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes)
Promo Terbaru di Bareksa
Saat ini Bursa Efek juga sedang menyiapkan kategori baru untuk sektor teknologi. Selain sektor teknologi, BEI juga akan membuat dua kategori sektor baru, yakni logistik dan entertainment.
Meski menyambut positif, Tito mengaku bahwa Bursa saat ini masih menunggu peraturan akuntansi tentang kapitalisasi perangkat lunak (software). Dia berharap peraturan pembukukan kapitalisasi software dapat terbentuk secepatnya.
Dia menjelaskan bahwa pada 15 Desember ini Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akan mengadakan pertemuan. Tito akan melihat hasil pertemuan tersebut, apakah IAI akan mengeluarkan peraturan tetang kapitalisasi software.
“Apabila peraturan kapitalisasi pasar dikeluarkan, startup bakal banyak yang IPO,” terang Tito. (Lihat : Menteri Rudiantara : Startup Sukses, Bakal Ada Lima Unicorn Indonesia di 2019)
Belum lama ini, Tito menjelaskan bahwa perusahaan rintisan (startup) memiliki potensi yang sangat besar, terlebih jika perusahaan jenis tersebut masuk ke pasar modal untuk meningkatkan modal. Tito telah meminta IAI untuk membuat peraturan untuk menghitung valuasi software.
Dengan adanya peraturan valuasi software, diharapkan akan ada lebih banyak startup yang mencatatkan (listing) sahamnya di BEI. Menurut dia, keinginan BEI untuk lebih banyak lagi perusahaan startup IPO, sejalan dengan keinginan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Dia melanjutkan, bisa saja perusahaan startup hanya memiliki modal Rp50 juta. Padahal, aset terbesar bagi perusahaan startup adalah software-nya.
Pekan lalu, Pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Go-Jek, Nadiem Makarim mengungkapkan niatnya untuk melangsungkan IPO saham dalam beberapa tahun mendatang di BEI. Meski begitu keputusan IPO saham Gojek masih akan tergantung situasi.
“Saya belum bisa menjelaskannya. Saya berharap akan terjadi beberapa tahun lagi,” kata dia.
Pada Agustus 2016, Go-Jek mendapatkan suntikan dana US$550 juta dari investor sehingga menjadikan valuasi perusahaan ini mencapai US$1,3 miliar. Aplikasi yang sudah beroperasi di 50 kota di Indonesia dengan layanan pengantaran makan dan pembayaran elektronik ini juga akan mendapat tambahan modal lagi senilai US$1,2 miliar dari raksasa Internet asal China, Tencent dan menjadikan valuasinya US$3 miliar.
(Baca : Masuk Modal Besar, Go-Jek Kini Lebih Bernilai Daripada Garuda Indonesia)
Startup IPO
Tahun ini tercatat ada dua perusahaan di industri startup yang telah mencatatkan sahamnya di BEI. Kedua perusahaan tersebut adalah PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) dan PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS).
Kioson merupakan perusahaan teknologi penyedia jasa online to offline. Kioson mencatatkan sahamnya di BEI pada 10 Oktober dan berhasil memperoleh dana sebesar Rp45 miliar dari aksi go public.
Sementara itu, M Cash adalah perusahaan distributor produk digital dan perdagangan elektronik (e-commerce). M Cash, yang merupakan anak usaha PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN), berhasil meraup dana sebesar Rp300 miliar dalam aksi tersebut. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.