Berita Hari Ini : TRAM Raih Pinjaman Rp3 Triliun, BORN Terancam Delisting
PTPP berhasil mencapai kontrak baru sebesar 82,5 persen dari total target per Oktober
PTPP berhasil mencapai kontrak baru sebesar 82,5 persen dari total target per Oktober
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dan berita media hari ini, Selasa, 28 November 2017 ;
PT PP (Persero) Tbk (PTPP)
Perusahaan konstruksi ini berhasil membukukan kontrak baru senilai Rp33,5 triliun sampai dengan Oktober 2017. Dengan begitu, kontrak baru perusahaan melonjak 27,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp26,3 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
"Sampai dengan Oktober 2017, perseroan berhasil merealisasi kontrak baru 82,5 persen dari total target yang ditetapkan oleh perseroan sepanjang tahun ini, yaitu Rp40,6 triliun," Direktur Utama PTPP, Tumiyana.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) akan menerbitkan surat utang melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) dengan target dana maksimal Rp1 triliun. Dalam tahap I 2017 maksimal nilai obligasi Rp500 miliar.
Head of Investor Relation Chandra Asri Petrochemical, Harry Tamin, mengatakan nantinya dana tersebut akan digunakan untuk melunasi utang perusahaan. Penjamin pelaksana emisi obligasi ini yaitu PT BCA Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas.
PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM)
PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) mendapatkan fasilitas pinjaman dari UOB Kay Hian Credit Pte Ltd senilai Rp3,131 triliun. Pinjaman ini akan meningkatkan aset perusahaan, sehingga kegiatan usaha mejadi lebih produktif. Jangka waktu pinjaman sekitar 10 tahun.
"Penggunaan pinjaman ini untuk membeli 50,1 persen saham PT SMR Utama milik PT Lautan Rizki Abadi," kata Sekretaris Perusahaan Asnita Kasmy.
PT Borneo Lumbung Energi Tbk (BORN)
Terancam akan dihapus (delisting) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini menyusul sudah sekian lamanya saham tersebut disuspensi. "Saham BORN sudah masuk dalam pantauan kami untuk didelisting," ujar Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan BEI.
Saham BORN sudah disuspensi sejak 30 Juni 2015 lalu. Ini akibat pemerintah melalui Kementerian ESDM mencabut perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) dengan PT Asmin Koalindo Tuhup di Kabupaten Murung Raya, Kalimantah Tengah. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.