Berita Hari Ini : ELTY Restrukturisasi Utang, Erwin Ciputra Tambah Saham di TPIA
BEKS buka cabang di Tangerang Selatan, FAST bidik penjualan Rp6,03 triliun di 2018, aset luar negeri BBNI naik 65 persen
BEKS buka cabang di Tangerang Selatan, FAST bidik penjualan Rp6,03 triliun di 2018, aset luar negeri BBNI naik 65 persen
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dan berita media hari ini, Jumat, 17 November 2017;
PT Bakrieland Development Tbk (ELTY)
ELTY mulai bersih-bersih utang. Unit usaha Grup Bakrie itu bakal merestrukturisasi utang senilai US$289,9 juta atau setara Rp3,92 triliun termasuk bunga dan denda dengan skema debt to equity swap.
Promo Terbaru di Bareksa
Perusahaan ini bakal memenuhi sejumlah persyaratan untuk memulai proses restrukturisasi tersebut.
"Selambat-lambatnya persyaratan efektif sudah dipenuhi hingga Februari 2018, sehingga skema restrukturisasi dapat direalisasikan," kata Yudy Rizard Hakim, Corporate Secretary ELTY dalam keterangan resmi, Kamis.
ELTY akan menerbitkan 2,52 miliar waran. Setiap waran memberikan hak atas sepuluh saham ELTY dengan nilai masing-masing Rp100.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)
Direktur Utama Chandra Asri Petrochemical, Erwin Ciputra menambah kepemilikan saham di perusahaan berkode saham TPIA yang dipimpinnya. Penambahan saham sebanyak 15.000 saham.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, pasca penambahan saham, total kepemilikan saham Erwin Ciputra meningkat dari semula 3.100.200 saham menjadi 3.115.200 saham. Persentase kepemilikan terhadap total saham berbeda tidak berubah banyak, masih di kisaran 0,087 persen.
Transaksi penambahan saham dilakukan pada 6-10 November 2017 dengan harga pembelian per saham Rp 27.800. Ini artinya, Erwin membeli saham TPIA dengan merogok kocek sebesar Rp 417 juta.
PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS)
BEKS mengumumkan telah membuka cabang di Tangerang Selatan (Tangsel). Kantor cabang Tangsel ini merupakan relokasi dari cabang sebelumnya.
Fahmi Bagus Mahesa, Direktur Utama Bank Banten menyatakan relokasi ini bertujuan agar kantor cabang bisa lebih strategis.
"Agar lebih dekat Balai Kota Tangsel," kata Fahmi dalam keterangan tertulisnya.
PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST)
FAST mulai merangkai rencana bisnis untuk Tahun 2018. Emiten konsumer pemegang merek KFC ini menargetkan penjualan senilai Rp6,03 triliun pada tahun depan. Target ini tumbuh 10 persen dari proyeksi realisasi kinerja akhir 2017 ini.
Berdasarkan materi paparan publik emiten kode saham FAST ini di Bursa Efek Indonesia, Kamis 16 November, manajemen FAST memprediksi, hingga akhir tahun ini bisa membukukan penjualan Rp5,48 triliun. Nilai ini tumbuh 9,84 persen dibandingkan capaian 2016 yang sebesar Rp4,99 triliun.
Sejumlah faktor positif menjadi penopang kinerja FAST sepanjang 2017. Yakni penurunan harga ayam, inovasi produk, efisiensi serta ekspansi bisnis perusahaan ini.
Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP)
BPDP Kelapa Sawit (KS) akan menyalurkan dana pembiayaan penyediaan biodiesel untuk periode November 2017-April 2018. Sebelumnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah menetapkan 20 badan usaha bahan bakar nabati (BBN). Para produsen biodiesel itu yang akan menyalurkan BBN ke PT Pertamina dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Dono Boestami, mengatakan total volume alokasi penyaluran BBN jenis biodiesel dari 20 produsen tersebut sekitar 1,40 juta kiloliter (kl). Rinciannya, 1,38 juta kl akan disalurkan ke PT Pertamina dan 24.000 kl akan disalurkan ke PT AKR Corporindo.
Berdasarkan hitungan BPDPKS rata-rata besaran insentif dana biodiesel selama 2017 yakni bulan Januari-Oktober 2017, sebesar Rp4.054 per liter. Bila mengacu pada besaran tersebut maka untuk kebutuhan insentif biodiesel selama periode kelima yakni November 2017-April 2018, BPDPKS harus menggelontorkan anggaran Rp 5,7 triliun.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Kantor cabang BBNI yang tersebar di luar negeri mengalami pertumbuhan cukup signifikan terutama dari segi aset.
Kepala Divisi Internasional BNI, Henry Panjaitan, mencatat sampai dengan kuartal III 2017 dari total 8 kantor cabang yang tersebar di luar negeri membukukan total aset sebesar US$ 4,9 miliar.
Jumlah ini mengalami peningkatan 65 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari pencapaian periode yang sama tahun lalu US$ 2,7 miliar. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.