Saham BREN, TPIA, BRPT, CUAN hingga PTRO, Mana Kado Akhir Tahun Prajogo?
Secara YTD, saham BREN dan TPIA naik signifikan sepanjang tahun ini, meskipun dengan market cap jumbo
Secara YTD, saham BREN dan TPIA naik signifikan sepanjang tahun ini, meskipun dengan market cap jumbo
Bareksa.com - Nama konglomerat Prajogo Pangestu berkibar akhir-akhir ini. Sebab, beberapa saham yang terafiliasi dengan orang terkaya nomor wahid di Indonesia dan nomor 37 di dunia versi Majalah Forbes itu terbang menjulang, bahkan menopang kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), saat pasar terguncang sepanjang 2024,
Saham-saham perusahaan milik Papa Prajogo-sapaan akrabnya–terbang melesat ketika saham-saham papan atas Tanah Air lainnya terpuruk, Lonjakan saham-saham inilah yang membuat Prajogo dinobatkan jadi orang terkaya RI dengan nilai kekayaan US$51,1 miliar per Oktober 2024, menyalip kakak beradik R Budi Hartono dan Michael Hartono di posisi kedua dan ketiga dengan nilai kekayaan masing-masing US$27 miliar dan US$25,9 miliar.
Menurut catatan Forbes, Prajogo memulai bisnis kayunya pada akhir 1970-an dengan mendirikan PT Barito Pacific Timber yang kini bernama PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang kemudian go public pada 1993. BRPT memperluas operasinya dengan mengakuisisi 70% saham perusahaan petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) pada 2007, kini bernama PT Chandra Asri Pacific Tbk.
Promo Terbaru di Bareksa
Perusahaan milik Prajogo lainnya ialah emiten tambang batu bara PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2023. Kemudian disusul perusahaan di bidang energi terbarukan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga listing di tahun yang sama. Selain itu masih banyak perusahaan anak usaha Grup Barito lainnya.
Pohon Bisnis Grup Barito Pacific
Sumber : BRPT
Tercatat sepanjang tahun berjalan (YTD) atau dalam periode 11,5 bulan terakhir per 17 Desember, dari 5 saham Grup Barito miliki Prajogo Pangestu, saham PTRO melesat tertinggi hingga 344,9%, disusul TPIA 34,65% dan BREN 15,79%. Adapun saham BRPT dan CUAN justru minus masing-masing 36% dan 29%. IHSG di periode yang sama minus 2,26% jadi 7.154,74. Nilai kapitalisasi pasar gabungan kelima saham tersebut mencapai Rp2.056 triliun.
Saham | Last Price | Kenaikan YTD | PER (x) | PBV (x) | Market Cap |
BREN | Rp8.800 | 15,79% | 712,02 | 151,9 | Rp1.177 triliun |
TPIA | Rp7.675 | 34,65% | 606,7 | 16,61 | Rp663,9 triliun |
BRPT | Rp885 | -36,01% | 326,69 | 3,23 | Rp82,96 triliun |
CUAN | Rp9.500 | -29,24% | 203,78 | 47,22 | Rp106,79 triliun |
PTRO | Rp25.250 | 344,93% | 374,7 | 6,83 | Rp25,46 triliun |
Sumber : Tim Analis Bareksa, last price per 17/12/2024
Kira-kira mana dari saham-saham tersebut yang bakal bertahan melesat hingga akhir 2024 dan bisa jadi kado akhir tahun dari Prajogo Pangestu?
Analisis Teknikal Saham-saham Prajogo
Menurut Tim Analis Bareksa, meskipun saham PTRO mencatat lonjakan tertinggi, namun memiliki market cap terendah di antara saham emiten milik Prajogo lainnya. Umumnya semakin kecil market cap, maka pergerakan harga saham tersebut semakin fluktuatif, karena akan semakin mudah ditransaksikan untuk menggerakkan harga saham.
Berdasarkan market cap (harga saham dikali jumlah saham yang beredar), saham BREN dan TPIA saat ini masuk ke dalam top 5 market cap terbesar di IHSG dengan bobot masing-masing sekitar 9,6% dan 5,3%. Artinya, jika dua saham ini naik atau turun, maka akan berpengaruh cukup signifikan ke pergerakan IHSG.
Terlihat juga secara YTD, saham BREN dan TPIA yang naik signifikan sepanjang tahun ini, meskipun dengan market cap jumbo, mengindikasikan minat investor terhadap saham ini cukup besar. Apakah dua saham ini masih berpotensi naik secara teknikal?
Grafik Teknikal Saham BREN
Sumber : investing.com
Tim Analis Bareksa menilai, setelah sempat anjlok 50% dari level Rp12.000 ke Rp6.000 beberapa waktu lalu, saham BREN mulai membentuk tren pembalikan arah naik. Dengan menggunakan analisis Fibonacci Retracement, saham BREN hampir menyentuh level resisten Rp8.950. Jika saham BREN mampu menembus level ini, maka target selanjutnya ialah Rp9.650 hingga Rp10.525. Artinya masih ada potential upside sekitar 8,4% hingga 18%.
Sementara jika terdapat pullback atau penurunan sementara, maka investor dapat mempertimbangkan akumulasi beli saham BREN di area level Rp8.450 hingga Rp8.075. Kemudian stoploss jika bergerak turun di bawah 7.700.
Baru-baru ini BREN mengumumkan pembagian dividen interim Rp506,15 miliar, atau Rp3,78 per saham. Dana dividen berasal dari laba bersih kuartal III 2024 senilai US$86,05 juta. Melalui anak usahanya Star Energy Geothermal, BREN juga sedang mengintegrasikan kecerdasan buatan generatif (GenAI) dalam kegiatan operasionalnya, menggunakan teknologi cloud native, milik Kyndryl.
Grafik Teknikal Saham TPIA
Sumber : investing.com
Tim Analis Bareksa menilai pergerakan saham TPIA terlihat membentuk pola triangle dengan dual function. Jika mampu bertahan di atas Rp7.675 dan mengindikasikan pembalikan arah, maka target harga saham TPIA berada di Rp9.250 atau potential upside hingga 19%.
Namun jika masih melanjutkan penurunan, maka investor bisa melakukan akumulasi beli di bawah Rp7.675 hingga Rp7.250. Kemudian lakukan stoploss jika saham TPIA menembus level support Rp6.775.
Chandra Asri menandatangani kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) dengan PT Inti Karya Persada Tehnik (IKPT) pada 9 Desember untuk kegiatan perluasan kapasitas Pabrik Butene-1 (B1) dan Pabrik Methyl Tert-butyl Ether (MTBE). Ekspansi ini akan meningkatkan kapasitas produksi Pabrik B1 dan MTBE lebih dari 25%, sehingga memperkuat posisi TPIA sebagai produsen tunggal B1 dan MTBE di Indonesia.
Investasi Saham di Bareksa
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Sigma Kinasih CTA, CFP/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.