Berita Hari Ini : PLN Klaim Keuangan Sehat, Harga BBM Subsidi Tidak Naik
Lelang gula rafinasi diminta batal, IDPR optimistis raih kontrak baru Rp 1,1 triliun, PADI akan kuasai Bank Muamalat
Lelang gula rafinasi diminta batal, IDPR optimistis raih kontrak baru Rp 1,1 triliun, PADI akan kuasai Bank Muamalat
Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting terkait ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dan media, Kamis, 27 September 2017;
Keuangan PLN Masih Sehat
Isu keuangan yang membelit PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN diyakini tidak mengancam kelangsungan megaproyek pembangkit listrik yang digarap BUMN tersebut. Perusahaan lisitrik itu memastikan jatah proyek 10 ribu megawatt (MW) yang akan digarap dari total 35 ribu MW akan terus diselesaikan. Kondisi keuangan BUMN tersebut diklaim masih kuat dan sehat.
Promo Terbaru di Bareksa
Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, menegaskan PLN masih akan tetap menggarap proyek pembangkit listrik tersebut hingga 2025. Dia menjelaskan bahwa arus kas PLN saat ini Rp 64 triliun, sedangkan utang yang sudah siap dicairkan Rp 30 triliun.
Dengan demikian, ada dana sekitar Rp 93 triliun yang tersedia di PLN saat ini. “Posisi keuangan kami sangat kuat. Kami tetap melanjutkan proyek pembangkit 10 ribu MW,” ujarnya di Jakarta.
Menurutnya, aset PLN setelah direvaluasi mencapai Rp 1.300 triliun dengan ekuitas Rp 900 triliun. Sementara itu, utang plus bunga PLN saat ini sekitar Rp 300 triliun.
Pengusaha Minta Lelang Gula Rafinasi Dibatalkan
Pelaku usaha meminta pemerintah membatalkan skema lelang gula rafinasi karena dinilai tidak menjawab permasalahan yang membelit komoditas tersebut. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengatakan tujuan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan, untuk memberikan akses kepada industri kecil dan menengah memonitor tranparansi peredaran gula, sehingga mencegah rembesan tidak akan tercapai.
“Apindo menolak Permendag (lelang gula) karena tiga hal ini dan tidak terjawab dengan adanya lelang,” ujarnya.
Haryadi menegaskan selama ini proses pembelian gula rafinasi antara produsen dan industri makanan dan minuman sudah berjalan transparan. Sebab kesepakatan tersebut terjadi antara kedua pihak atau business to business.
Harga BBM Tidak Naik Sampai Akhir Tahun
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Premium dan Solar subsidi tidak akan berubah hingga akhir tahun ini. Direktur Jendral Minyak dan Gas, Kementerian ESDM, Ego Syahrial mengatakan, harga Premium penugasan di luar wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) Rp 6.450 per liter dan Solar subsidi Rp 5.150 per liter. "Masih tetap (sampai akhir tahun). Masih tetap," kata Ego.
Ego menambahkan, hal ini dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat. "Kita harus melindungi masyarakat bawah, sama keamanan harus kesinambungan," ujar Ego.
Pertamina dinilai masih bisa mengatasi selisih harga akibat tidak adanya kenaikan Premium dan Solar. Sehingga harga dua jenis BBM tersebut tidak berubah sampai akhir tahun.
IDPR Optimistis Capai Target Kontrak Baru Sebesar Rp 1,1 Triliun
PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR) optimistis mencapai target kontrak baru Rp 1,1 triliun sampai akhir tahun ini. Direktur dan Sekretaris IDPR, Dwijanto, mengatakan perseroan telah mengantongi kontrak baru sebesar Rp 745 miliar sampai saat ini, atau pekan terakhir September.
“(Kontrak tersebut) dari berbagai proyek, antara lain proyek gedung, LRT, jalan tol dan lain-lain,” ungkapnya.
Berdasarkan data yang pernah disampaikan perseroan, sebagian besar proyek yang telah diperoleh perseroan terletak di Jakarta dan sekitarnya.
Pelabuhan Patimban Akan Dongkrak Ekspor Otomotif
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, meyakini beroperasinya pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat akan mendongkrak ekspor otomotif hingga 30 persen. Saat ini produksi industri otomotif di Indonesia mencapai 1,1 juta unit per tahun dengan ekspor sebesar 200 ribu per unit.
“Industri akan berkembang kalau pelabuhan ini segera diselesaikan. Apalagi akan dibangun port khusus industri otomotif. Di samping itu bisa berperan mendukung global supply chain industri otomotif nasional,” ujar Airlangga.
Minna Padi Siap Kuasai 51 Persen Saham Bank Muamalat
PT Minna Padi Investama Sekuritas memastikan siap menguasai 51 persen saham PT Bank Mamalat Indonesia Tbk. Nilai transaksi ditaksir mencapai Rp 4,5 triliun.
Minna Padi bakal menjadi pembeli siaga (standby buyer) dalam aksi penambahan modal Bank Muammalat yang dilaksanakan melalui penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
“Terkait pendanaan, ya ada potensi kami menjajaki pendanaan non-internal. Namun, supaya lebih jelas nanti setelah RUPS,” terang dia.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.