Bareksa.com - Perbaikan ekonomi Indonesia mendorong pasar obligasi terus bertumbuh dan membuat efek surat utang atau obligasi kian menarik bagi para emiten. Beberapa emiten memilih menerbitkan surat utang sebagai instrumen untuk pembayaran utang yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat.

Memang, obligasi menjadi sangat populer belakangan ini bagi para emiten untuk refinancing. Hal ini pun didukung adanya penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia ke level 4,5 persen yang turut memberikan sentimen positif, baik dari sisi emiten maupun bagi investor.

Bagi Emiten

Dengan turunnya suku bunga acuan tersebut, pendanaan dari obligasi menjadi semakin prospektif untuk emiten. Hal ini dikarenakan emiten bisa mendapatkan kupon obligasi yang lebih rendah, terutama untuk perusahaan yang memiliki peringkat utang bagus. Selain itu, kupon yang rendah akan menurunkan biaya pendanaan atau cost of fund obligasi.

Hal ini pun mendorong minat emiten untuk menerbitkan obligasi, sehingga berdampak pada ramainya penawaran yang terjadi di pasar obligasi dan diiringi permintaan obligasi yang cukup besar sehingga mendorong kenaikan pada harga obligasi.

Bagi Investor

Adanya penurunan tingkat suku bunga acuan ikut mendorong minat investor untuk mencari instrumen selain deposito yang memberikan imbal hasil yang lebih menarik. Obligasi pun menjadi incaran investor karena dapat memberikan imbal hasil yang dimaksud. Pasalnya, bunga obligasi yang bisa diperoleh investor nilainya jauh lebih besar bila dibandingkan dengan bunga deposito di bank.

Ditambah adanya berbagai sentimen positif yang menyelimuti pasar obligasi domestik, hal tersebut dimanfaatkan para investor untuk masuk ke pasar obligasi Indonesia.

Meningkatnya permintaan obligasi ini mendongkrak kenaikan harga dan turut mengerek kinerja reksa dana pendapatan tetap mencatatkan kinerja yang terus bertumbuh. Hal ini dikarenakan jenis reksa dana ini menempatkan sebagian besar asetnya pada efek surat utang atau obligasi.

Adapun salah satu reksa dana pendapatan tetap dengan pertumbuhan kinerja yang cemerlang adalah reksa dana Kehati Lestari. Reksa dana kelolaan PT Bahana TCW Investment Management ini mencatatkan perolehan return sebesar 3,02 persen sepanjang Agustus 2017. Bahkan reksa dana Kehati Lestari berhasil menjuarai kinerja reksa dana pendapatan tetap sepanjang Agustus 2017.

Sumber : Bareksa.com

Dan menariknya lagi, reksa dana Kehati Lestari bahkan menjuarai kinerja seluruh reksa dana dari berbagai jenis reksa dana yang tersedia di Marketplace Bareksa sepanjang Agustus 2017. Hal ini seiring dengan kinerja rata-rata reksa dana pendapatan tetap yang belakangan terus memimpin kinerja pasar reksa dana.

Sepanjang Agustus 2017, indeks reksa dana pendapatan tetap membukukan return tertinggi sebesar 1,73 persen. Sementara reksa dana lainnya seperti reksa dana saham, membukukan return negatif 0,03 persen, reksa dana campuran dengan return positif 0,21 persen, dan reksa dana pasar uang dengan catatan return positif 0,33 persen (per 31 Agustus 2017).

Sumber : Bareksa.com

**

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..