MARKET BRIEF: Laba Bersih LPKR Turun 54,2%, TPIA Bagikan Dividen 50% Laba
Pemerintah terbitkan aturan tata ruang nasional untuk mendorong proyek infrastruktur strategis
Pemerintah terbitkan aturan tata ruang nasional untuk mendorong proyek infrastruktur strategis
Bareksa.com – Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
Emiten properti ini mencatat laba bersih pada kuartal pertama tahun 2017 sebesar Rp142,66 miliar, turun 54,17 persen dibanding Rp311,28 miliar pada periode sama tahun lalu. Ini sejalan dengan penurunan pendapatan 2,48 persen menjadi Rp 2,54 triliun pada periode Januari-Maret 2017.
Promo Terbaru di Bareksa
Ketut Budi Wijaya, Presiden Direktur LPKR menyatakan sektor properti Indonesia pada kuartal pertama 2017 masih relatif lemah karena masyarakat masih enggan membeli properti. Hal itu disebabkan oleh program amnesti pajak yang masih berjalan serta Pemilihan Kepala Daerah serentak di 101 Provinsi dan Kabupaten di Indonesia.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)
Emiten petrokimia ini memutuskan pembagian dividen tunai sebesar 50 persen dari laba bersih dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar kemarin (2 Mei 2017). Total dividen mencapai US$150 juta dengan jatah per saham mencapai US$0,46. Pembayaran dividen yang direncanakan pada 23 Mei 2017 sebesar US$0,36, sisanya telah dicairkan sebagai dividen interim pada 15 September 2016.
Perseroan juga menganggarkan belanja modal sebesar US$150 juta pada tahun ini. Saat ini, anak usaha Barito Grup itu tengah mengupayakan pembangunan pabrik cracker yang menempati luas lahan 100 hektar di lingkungan existing pabrik saat ini di Cilegon, Banten dengan investasi diperkirakan sebesar US$5 miliar. Pada tahap awal, CAP bakal menggelontorkan dana sebesar US$1,95 miliar.
Lalu, TPIA merencanakan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD/rights issue) untuk menggalang dana internal. Rencananya, dana tersebut didayagunakan bagi belanja modal perseroan. Manajemen memperkirakan aksi korporasi itu bisa efektif September, dengan sekitar 280 juta lembar saham diterbitkan.
PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS)
Bintraco mencatatkan pertumbuhan penjualan tajam pada tahun lalu. Dikutip dari laporan keuangan, emiten yang bergerak di bidang perdagangan otomotif dan pembiayaan inipun membukukan pendapatan sebesar Rp6,79 triliun selama tahun lalu. Dengan hasil itu, kinerja itu tumbuh 20,03 persen dibandingkan Rp5,65 triliun pada periode 2015.
Penyebab Kerugian Bulog
Pada kuartal pertama tahun 2017, Perum Bulog mencatatkan kerugian Rp903 miliar. Kerugian tersebut terjadi karena selama tiga bulan pertama 2017, BUMN pangan ini belum mendistribusikan beras untuk rumah tangga miskin (raskin).
Direktur Keuangan Perum Bulog Iryanto Hutagaol mengakui kalau kondisi pendapatan Bulog pada kuartal pertama tahun ini anjlok. Hal itu disebabkan bisnis Bulog sangat tergantung dari kebijakan pemerintah karena sekitar 70 persen pendapatan Bulog itu berasal dari penjualan raskin. Nah karena selama bulan Januari, Februari, dan Maret Bulog tidak membagikan raskin, maka otomatis pendapatan Bulog anjlok.
Jokowi Revisi Aturan, Proyek Kereta Cepat hingga Tol Langsung Dikebut
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 13 Tahun 2017 tentang perubahan atas PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang rencana tata ruang wilayah nasional. Dalam PP ini, terdapat RTRW pada proyek strategis nasional (PSN) yang tengah dikebut oleh pemerintah.
Melalui aturan ini, diharapkan proyek strategis nasional dapat rampung sesuai target. Pasalnya, Jokowi sebelumnya berharap agar proyek ini dapat rampung pada tahun 2018 mendatang.
Sebelumnya, terdapat beberapa proyek belum masuk dalam RTRW Nasional. Di antaranya adalah Pelabuhan Patimban, proyek jalan tol, hingga kereta api. Dengan adanya revisi PP ini, maka pembangunan proyek dapat dilakukan lebih cepat. Pasalnya, pembebasan lahan juga dapat dilakukan oleh pemerintah pada berbagai daerah.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.