MARKET BRIEF: SRIL Gelontorkan Rp2,6 Triliun Genjot Produksi; Tarif LRT Rp12.000
KLBF bersiap untuk memproduksi EPO, bahan baku obat untuk penyakit ginjal dan kanker; BBRI proyeksi NIM 8%
KLBF bersiap untuk memproduksi EPO, bahan baku obat untuk penyakit ginjal dan kanker; BBRI proyeksi NIM 8%
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)
Produsen tekstil dan produk tekstil dengan merek Sritex ini meningkatkan kapasitas produksi pabrik pemintalan dan penyempurnaan kain guna menangkap pertumbuhan permintaan produk baik dari dalam maupun luar negeri.
Direktur Utama SRIL Iwan Setiawan Lukminto mengungkapkan perusahaan tersebut menggelontorkan investasi sebesar Rp2,6 triliun untuk fasilitas produksi spinning dan finishing tersebut. Hal ini seiring dengan pembukaan pabrik baru di Sukoharjo pekan lalu.
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
KLBF bersiap untuk memproduksi erythropoietin alias EPO, bahan baku obat untuk penyakit ginjal dan kanker pada pertengahan tahun depan. Pabrikan farmasi dengan kode saham KLBF ini akan menjadi pabrikan pertama yang menghasilkan EPO untuk level Asia Tenggara. Pada tahap awal, perusahaan akan fokus menjajaki pasar lokal pada tahap awal.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
BBRI memproyeksi NIM (margin bunga bersih) pada kuartal ll-2017, akan berada di angka 8 persen. Proyeksi NIM pada kuartal ini menurun 43 bps yoy dibandingkan kuartal ll- 2016.
Sementara pada kuartal I- 2017, NIM BRI sebesar 8,08 persen atau turun tipis 1 bps secara yoy. Hari Siaga, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan penurunan NIM ini terdorong penurunan biaya dana.
Light Rail Transit (LRT)
Pemerintah optimistis proyek kereta api ringan atau LRT Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) bisa beroperasi sesuai target pada tahun 2019. Penetapan tarif sarana transportasi massal ini akan dipatok Rp 12.000 sekali perjalanan.
Kepala Subdirektorat Kelayakan Jalan Kereta Api Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Jumardi mengatakan, pembahasan tarif telah dilakukan dengan Menko Kemaritiman. Ada tiga tarif yang dikaji yakni Rp 10.000, Rp 12.000 dan Rp 15.000. Namun dari hasil pembahasan, diputuskan agar tarif berpatokan pada Rp 12.000.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub)
Kemenhub menargetkan program jembatan udara dapat terealisasi mulai pertengahan tahun ini. Ini demi menurunkan disparitas harga di wilayah-wilayah pegunungan yang jauh dari akses pelabuhan.
Agar program ini berjalan efektif, Kemenhub tengah mengusulkan revisi anggaran untuk jembatan udara dari semula ditetapkan Rp22 miliar tahun ini menjadi Rp 60 miliar. Dana tersebut akan digunakan melayani angkutan udara perintis cargo di wilayah Papua untuk 11 rute dan satu rute angkutan udara cargo.
Badan Koordinasi Penananm Modal (BKPM)
BKPM dorong Amerika Serikat (AS) investasi ke luar migas, karena selama lima tahun terakhir 90 persen investasi AS di Indonesia didominasi sektor migas dan pertambangan.
Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, beberapa sektor potensial yang memungkinkan AS masuk antara lain manufaktur dan teknologi digital.
Harga Emas
Meredanya kecemasan pasar akibat hasil pemilihan umum presiden di Prancis memicu aksi jual safe haven, sehingga harga emas terus merosot.
Pada perdagangan Senin kemarin, harga emas spot menurun 12,60 poin atau 0,98 persen menjadi US$1.271,84 per troy ounce atau setara Rp544.662,46 per gram.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.