Survei Analis: Tax Amnesty & Reshuffle Bisa Dorong IHSG Capai 5.700
Direktur Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio berharap kapitalisasi pasar menembus Rp6.000 triliun dalam dua bulan
Direktur Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio berharap kapitalisasi pasar menembus Rp6.000 triliun dalam dua bulan
Bareksa.com - Sentimen perombakan kabinet yang diumumkan pemerintah setelah terbitnya Undang-Undang Pengampunan Pajak mendorong pergerakan pasar modal ke arah yang positif. Hal ini dapat tercermin dari naiknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang menurut para analis pasar modal masih bisa melanjutkan penguatan hingga akhir tahun ini.
Bareksa melakukan survei terhadap kepala riset dan analis saham dari 10 perusahaan sekuritas untuk mengetahui perkiraan IHSG pada akhir 2016. Dari para analis yang disurvei, tujuh menaikkan target pencapaian level IHSG akhir tahun ini. Bahkan, tahun depan IHSG diprediksi akan mencapai angka 6.000.
Hingga penutupan sesi pertama perdagangan Selasa 2 Agustus 2016, IHSG melesat 2,3 persen ke level 5.337, level tertinggi sepanjang sejarah. Seiring dengan peningkatan indeks, kapitalisasi pasar (market capitalization) bursa saham Indonesia mencapai Rp5.420 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
Seiring dengan optimisme ini, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengungkapkan harapannya jika kapitalisasi pasar saham Indonesia bisa mencapai Rp6.000 triliun. "Kita berharap kenaikan angka market cap saham itu akan terjadi dalam dua bulan ini," katanya pada Senin 1 Agustus 2016
Sementara itu, rata-rata perusahaan sekuritas yang menaikkan target indeks juga memproyeksi IHSG akan menyentuh level 6.000 dalam rentang waktu pekiraan satu tahun kedepan. Mandiri Sekuritas adalah salah satu yang memproyeksikan itu. Dalam riset yang telah disampaikan kepada nasabah, Mandiri Sekuritas menaikkan target harga untuk akhir tahun ini ke level 5.450 dari target sebelumnya hanya 5.000.
Sementara itu, Harry Su, Senior Associate Director - Head of Corporate Strategy & Research PT Bahana Securities bahkan menargetkan IHSG dapat menyentuh level 6.600 akhir tahun depan. Harry mengatakan tahun depan perekonomian Indonesia akan semakin baik. "Tingkat suku bunga acuan diperkirakan akan kembali turun hingga 75 basis poin. Selain itu, jika tax amnesty berjalan lancar perekonomian juga akan semakin terdorong," ujarnya ketika dihubungi Bareksa.
Selain itu, Indonesia juga akan mendapatkan dorongan internasional dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Menurut Harry, yang harus diwaspadai hanyalah kenaikan suku bunga oleh The Fed di Amerika Serikat.
Grafik: Perkiraan IHSG Setelah Reshuffle dan Tax Amnesty
Sumber: Bareksa.com
Head of Research NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan pihaknya sudah melakukan revisi target IHSG untuk akhir 2016 dari sebelumnya 5.250 menjadi 5.275. Reza memperkirakan IHSG akan stabil di angka 5.200-an seperti yang terjadi saat ini dan pelan-pelan akan naik ke 5.350 pada akhir tahun. Meskipun demikian, dia juga masih melihat sentimen-sentimen lainnya hingga akhir tahun termasuk tax amnesty.
Menurutnya, sentimen negatif sebenarnya hanya datang dari ekonomi global, termasuk dampak Brexit dalam jangka panjang yang harus diwaspadai. Selain itu, tingkat suku bunga the Fed juga harus diwaspadai. "Kalau apa yang pemerintah targetkan itu ternyata tidak tercapai itu akan menjadi sentimen negatif baru dari dalam negeri" katanya.
Analis Samuel Sekuritas, Alfatih mengaku masih berhati-hati dalam memperkirakan target IHSG pada akhir tahun. Namun, secara tekninal, selama IHSG bertahan di angka 5.300 maka di akhir tahun bisa berkisar antara 5.400-5.550. Menurutnya, pemerintah hanya harus menjaga hasil dana repatriasi dari tax amnesty dan menjaga stabilitas ekonomi Indonesia dari faktor global.
"Secara sentimen, Sri Mulyani Indrawati yang baru masuk di Kementerian Keuangan, Darmin Nasution menjadi Menteri Perekonomian dan Bambang Brodjonegoro di Bappenas dianggap sebagai tim yang capable dan kredibel. ini merupakan hal yang positif untuk IHSG," katanya.
Analis First Asia Capital David Setyanto pun menaikkan target IHSG menjadi 5.500 pada akhir tahun. Sebelum ada sentimen tax amnesty dan reshuffle, dia memperkirakan IHSG hanya akan bertengger di angka 5.050. David mengatakan jika tax amnesty akan ada tambahan pendapatan fiskal bagi pemerintah. Selain itu reshuffle dan masuknya Sri Mulyani juga membuat perekonomian terlihat lebih baik untuk pasar. "Kita lihat juga menteri lainnya, dan semuanya sekarang sepertinya oke untuk market," ujarnya.
Analis PT Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo memperkirakan IHSG akan mencapai 5.500 di akhir tahun 2016. Adapun Analis Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, kepada Bareksa.com mengatakan dengan kondisi seperti ini target IHSG bisa mencapai 5500 sampai 5700. Di saat yang sama, Vice President RHB Securities Indonesia, Hariyanto Wijaya mengatakan akan menaikkan target IHSG meski belum dapat menyampaikan angka pastinya.
Di sisi lain, Analis Trimegah Securities, Sebastian Tobing, kepada Bareksa.com mengungkapkan jika pihaknya belum akan mengubah target IHSG sama sekali di tahun 2016 ini dan tetap di target 5.278, seperti yang dicanangkan pada awal tahun. Walaupun ada sentimen yang positif dari reshuffle kabinet dan tax amnesty, ia belum melihat ada bukti dari keberhasilan dua kebijakan pemerintah ini. "Belum kelihatan seberapa dana yang masuk dari tax amnesty dan bagaimana kesuksesannya," katanya.
Sementara itu, Head of Research Universal Broker, Satrio Hutomo, mengatakan tidak menaikkan proyeksi IHSG pada akhir tahun. Menurutnya target IHSG masih berada di angka 5.400 hingga 5.500. Satrio mengatakan menaikkan target saat kondisi seperti ini sebenarnya tidak harus dilakukan karena hanya sentimen sementara saja yang belum terlihat buktinya. Walaupun tidak menaikkan target IHSG di 2016, ia memperkirakan IHSG akanmencapai 6.000-6.300 di akhir tahun 2017. "Menaikkan target price saat kondisi market naik seperti ini namanya cari mati," ujarnya.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.