Saham Hasta Akan Diambil PPRO, Bagaimana Nasib Piutang Rp320 Miliar PTPP?
PP Properti masih punya Rp475 miliar sisa dana IPO
PP Properti masih punya Rp475 miliar sisa dana IPO
Bareksa.com - Perusahaan konstruksi PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) pada Oktober 2015 menyelesaikan transaksi pembelian 99 persen saham PT Hasta Kreasimandiri. Perusahaan tersebut memiliki aset properti di Kota Balikpapan dan tercatat memiliki utang sebesar Rp320 miliar kepada PTPP sejak 2012.
Dalam keterbukaan informasi bursa disebutkan bahwa tujuan dari transaksi tersebut untuk penyelesaian piutang, penguatan aset, dan perolehan recurrent income. Untuk melakukan aksi ini, PTPP mengeluarkan dana sebesar Rp64,35 miliar untuk mendapatkan saham PT Hasta.
Pertanyaannya, bagaimana nasib piutang yang saat ini masih tercatat di PTPP?
Promo Terbaru di Bareksa
Pasca transaksi ini, PTPP mendapatkan 99 persen saham PT Hasta beserta seluruh aset yang dimilikinya, yakni Balcony Mall dan Swiss Bell Hotel di Kota Balikpapan. Artinya, untuk dapat menutupi piutang tak terbayar sebesar Rp320 miliar, PTPP harus menjual aset yang dimiliki oleh PT Hasta. (Baca juga: Kenapa PT PP Ambil Alih Saham Hasta Kreasimandiri?)
Menariknya, sebagai kelanjutan dari transaksi PTPP dan PT Hasta, PT PP Properti Tbk (PPRO) sebagai anak usaha PTPP yang khusus bergerak di bidang pengembangan properti menyatakan akan mengambil alih saham tersebut. Hal ini terungkap dalam keterbukaan informasi BEI pada 24 November 2015, dan juga ditegaskan oleh Sekertaris Korporasi PPRO saat dikonfirmasi Bareksa.
Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti saat dihubungi Bareksa 25 November 2015 membenarkan rencana transaksi itu. Nilai pembeliannya masih dalam kajian.
"Kami akan beli saham HKM (Hasta Kreasimandiri) yang ada di PTPP. Kami sekarang minta KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik) untuk melakukan appraisal, berapa nilai saham itu. Mudah-mudahan Desember nanti sudah ada nilainya berapa, kami belum bisa katakan sekarang" kata Indaryanto.
PPRO yang baru melaksanakan IPO pada Mei 2015 diyakini memiliki posisi kas yang kuat. Dari IPO, perusahaan pemilik Grand Kamala Lagoon Bekasi ini mendapatkan dana segar senilai Rp883 miliar dan baru dipakai separuhnya.
Berdasarkan Laporan Penggunaan Dana Hasil IPO pada Oktober 2015, baru digunakan dana sebesar Rp408 miliar. Sebanyak Rp187 miliar dipakai untuk investasi, Rp132 miliar dipakai untuk modal kerja, dan Rp88,3 miliar untuk pengembalian utang. Dana dari IPO masih tersisa sebesar Rp475 miliar.
Terkait dengan status piutang, Bareksa telah mencoba meminta tanggapan kepada PTPP. Namun sampai saat artikel ini dipublikasikan, belum mendapat balasan dari manajemen perusahaan tersebut.
Grafik: Alokasi Dana Hasil IPO PPRO
sumber: Keterbukaan Informasi PPRO, diolah Bareksa
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.