Mungkinkah Ekonomi 2015 Tumbuh di Atas 5%, Ini Data Historikalnya
Pendorong utamanya adalah belanja pemerintah dan juga realisasi yang semakin genjar dilakukan.
Pendorong utamanya adalah belanja pemerintah dan juga realisasi yang semakin genjar dilakukan.
Bareksa.com – Kondisi perekonomian Indonesia diperkirakan akan semakin membaik pada akhir tahun. Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir 2015 bisa mencapai di atas 5 persen.
Pendorong utamanya adalah belanja pemerintah dan juga gencarnya realisasi anggaran. Saat ini serapan belanja modal pemerintah baru mencapai 30 - 40 persen.
“Nanti pada kuartal keempat yang paling tinggi, dan akan berdampak kepada pertumbuhan,” kata Direktur Eksekutif Kebijakan Fiskal dan Moneter BI, Juda Agung di Jakarta, Jumat, 25 September 2015.
Promo Terbaru di Bareksa
BI memperkirakan belanja pemerintah bisa direalisasikan hingga 80 persen pada 2015. Ia menyebutkan besarnya gairah perekonomian tercermin dari meningkatnya penjualan semen dan mobil. (baca juga: Penjualan Semen & Indeks PMI Agustus Melonjak Beri Sinyal Naiknya Belanja Negara)
Penjualan semen nasional pada Agustus mencapai 5,36 juta ton atau melonjak 14,23 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Padahal jika melihat tren, penjualan semen sejak Januari 2015 mengalami perlambatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Mulai meningkatnya permintaan dari sektor infrastruktur melatarbelakangi lonjakan penjualan semen. Tercermin dari melesatnya pertumbuhan volume penjualan semen dalam bentuk bulk (bulk cement) pada Agustus 2015 yang naik 31,2 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Sementara semen dalam bentuk kemasan (bag cement) naik 10,2 persen.
Jika tumbuh sesuai perkiraan, Juda mengatakan nilai tukar rupiah akan mulai menguat. Diharapkan penguatan rupiah bisa menahan keluarnya asing dari pasar modal.
Ia melanjutkan dari sisi konsumsi, peningkatannya memang belum signifikan. Namun, inflasi Indonesia yang cukup rendah di kisaran 4 persen plus minus satu persen diharapkan tidak menekan daya beli masyarakat.
Berdasarkan data Bareksa, pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat biasanya cenderung naik. Paling tidak ini mulai terjadi sejak 2012.
Pertumbuhan Ekonomi 2012
Sumber: Bareksa
Dari data di atas terlihat pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat 2012 naik menjadi 6,23 persen dibanding 6,17 persen pada kuartal ketiga. Namun pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua jauh lebih tinggi karena mencapai 6,4 persen.
Pertumbuhan Ekonomi 2013
Sumber: Bareksa
Pertumbuhan ekonomi pada 2013 juga menunjukkan pola yang sama. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat naik menjadi 5,78 persen dibanding 5,62 persen pada kuartal sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga turun lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua. Pertumbuhan ekonomi kuartal keempat 2012 dan 2013 sama-sama lebih rendah dibanding pertumbuhan pada kuartal kedua, walaupun lebih tinggi dibanding kuartal ketiga.
Pertumbuhan Ekonomi 2014
Sumber: Bareksa
Pola yang sama juga terjadi pada 2014. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat sebesar 5,02 persen memang lebih tinggi dibanding kuartal ketiga sebesar 2,56 persen. Namun lagi-lagi masih lebih rendah dibanding kuartal kedua pada tahun yang sama.
Pada 2015, ekonomi Indonesia kuartal pertama bertumbuh 4,71 persen, sedangkan pada kuartal kedua turun menjadi 4,67 persen. Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro telah merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 4,9 - 5 persen. Revisi ini merupakan keempat kalinya yang dilakukan pemerintah terhadap prospek pertumbuhan 2015.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.