BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Jika Rupiah Terus Melemah, INACA Khawatir Ada Maskapai Penerbangan Bangkrut

Bareksa24 Maret 2015
Tags:
Jika Rupiah Terus Melemah, INACA Khawatir Ada Maskapai Penerbangan Bangkrut
Seorang penumpang turun dari pesawat di bandara internasional Aleppo (REUTERS)

Sebagian biaya operasional maskapai penerbangan ditransaksikan menggunakan dolar Amerika Serikat (AS).

Bareksa.com - Asosiasi Maskapai Penerbangan Indonesia (Indonesia National Air Carrier Association/ INACA) khawatir pelemahan rupiah hingga mencapai level Rp13.000 per dolar Amerika dapat membuat maskapai bangkrut. Pasalnya, sebagian biaya operasional maskapai penerbangan ditransaksikan menggunakan dolar Amerika Serikat (AS).

Tengku Burhanuddin Sekretaris Jenderal INACA kepada Bareksa.com mengatakan hampir 40 persen komponen biaya pesawat yang terdiri dari biaya sewa pesawat, biaya asuransi dan biaya perawatan dibayarkan dalam mata uang dolar.

Selain itu, maskapai juga terbebani dengan kenaikan beban bahan bakar yakni avtur. Menurut Tengku walaupun harga minyak mentah dunia jenis WTI berada pada level $47,45 per barel, tetapi harga avtur di Indonesia tidak berpengaruh. Hal ini lantaran Pertamina melakukan impor avtur dalam mata uang dolar. "Kalau Rupiah melemah seperti ini lalu harga minyak kembali naik hingga mencapai $90 per barel saya kira akan ada maskapai yang bangkrut", ujar Tengku.

Promo Terbaru di Bareksa

Sementara itu Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko mengatakan, pelemahan rupiah belum berdampak signifikan bagi Air Asia. Hal itu disebabkan kegiatan penerbangan internasional mendominasi dibandingkan domestik.

"Komposisi untuk penerbangan internasional sendiri mencapai 65 persen, sisanya domestik," Ungkap Sunu

Tingginya penerbangan internasional yang menggunakan dolar AS menjadi kebijakan natural hedge bagi AirAsia Indonesia.

Namun semakin tertekannya rupiah ini membuat Sunu meminta kepada pemerintah segera melakukan berbagai langkah agar rupiah bisa terkontrol. Menurutnya, pemerintah harus melihat pelemahan rupiah ini secara serius.

"Pemerintah harus melihat secara serius karena tidak bisa dilepaskan kepada mekanisme pasar. Pemerintah harus lakukan preventif action agar tidak lepas kontrol," kata dia.

Grafik Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Kementerian Perhubungan juga telah merevisi tarif batas bawah pesawat menjadi 40 persen dari tarif batas atas pertimbangan nilai tukar rupiah yang digunakan adalah Rp13.000 per dolar sehingga apabila nilai tukar rupiah terus menerus melemah bukan tidak mungkin nanti akan ada penyesuaian formula tarif kembali. Kendati demikian, untuk saat ini maskapai masih menunggu perkembangan nilai tukar lebih lanjut.

"Mengenai batas atas dan batas bawah yang telah diputuskan kementrian perhubungan ini, saya rasa masih oke saja. Di lain pihak, kita kan mengetahui ekonomi kita yang tidak terlalu baik, jika harga pesawat dinaikan tentu berdampak kepada daya beli masyarakat juga menurun dan ini bisa mempengaruhi ekonomi kita," kata Tengku. (np)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.380,2

Up1,09%
Up5,00%
Up7,35%
Up8,50%
Up19,34%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.090,33

Up0,49%
Up5,21%
Up6,68%
Up7,14%
Up2,71%
-

Capital Fixed Income Fund

1.838,73

Up0,53%
Up3,93%
Up6,33%
Up7,43%
Up17,20%
Up39,76%

STAR Stable Amanah Sukuk

1.075,71

Up0,66%
Up3,97%
Up6,69%
---

Insight Renewable Energy Fund

2.259,31

Up0,74%
Up3,72%
Up6,02%
Up7,00%
Up19,69%
Up35,52%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua