Jika Neraca Perdagangan Surplus, Tekanan Rupiah Atas Penguatan Dolar Berkurang
"Pelemahan rupiah berlanjut, pelaku pasar menunggu data neraca perdagangan," kata Ekonom Samuel Sekuritas
"Pelemahan rupiah berlanjut, pelaku pasar menunggu data neraca perdagangan," kata Ekonom Samuel Sekuritas
Bareksa.com - Tekanan terhadap nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini diperkirakan semakin kuat seiring semakin kuatnya laju dolar.
Kendati demikian, data ekonomi yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini diprediksi akan mengurangi dominasi isu global. Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta memperkirakan inflasi September akan naik ke 4,6 persen secara year-on-year. Sedangkan neraca perdagangan Agustus masih akan surplus tipis dan tidak berbeda jauh dari surplus sebelumnya.
"Pelemahan rupiah berlanjut, pelaku pasar menunggu data neraca perdagangan," kata Rangga kepada Bareksa.com.
Promo Terbaru di Bareksa
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee memperkirakan rupiah hari ini akan melemah dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral AS, The Fed yang akan menaikan suku bunganya di tahun depan.
"Rupiah hari ini berpeluang test atas sampai Rp 12.260. Tetapi menjelang level atas ini rupiah berpeluang menguat kembali ke level Rp 12.000 per dolar AS," kata Hans.
Reza Priyambada, Head of Research Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) memperkirakan kurs tengah Bank Indonesia rupiah atas dolar AS pada perdagangan hari ini akan berkisar Rp 12.234 hingga Rp 12.198 per dolar Amerika.
"Diharapkan rilis data-data BPS dapat positif sehingga mampu menahan pelemahan yang ada untuk mencegah Rupiah tidak anjlok lebih dalam lagi," kata Reza.
Tren Dolar Menguat, Rupiah Tertekan
Pada perdagangan kemarin rupiah terus tertekan. Pasangan USD/IDR naik 0,15 persen dari hari sebelumnya menjadi Rp 12.188. Kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah melemah 0,75 persen versus dolar Amerika ke level Rp 12.212.
"Rupiah melemah lagi walaupun sempat menguat. Pelemahan juga terlihat pada mata uang lain di Asia hingga sore kemarin," kata Rangga.
Rangga mengatakan pelemahan rupiah dipicu oleh sentimen penguatan dolar yang masih bertahan di pasar global. Euro melemah atas dolar ke 1,263 hingga dini hari tadi.
Pelaku pasar menanti pertemuan bulanan bank sentral Eropa, European Central Bank (ECB) pada Kamis (2/10) malam mendatang. "Data ekonomi Zona Euro yang masih belum membaik mendorong harapan diluncurkannya stimulus tambahan," kata Rangga.
Pelaku pasar juga masih mencermati ADP Employment AS yang akan diumumkan nanti malam dan diperkirakan membaik. Sehingga, tren dolar kuat berpeluang bertahan. (NP)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.