BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Inflasi Turun ke Titik Terendah Sejak 2013, Tahan Pelemahan

Bareksa03 September 2014
Tags:
Inflasi Turun ke Titik Terendah Sejak 2013, Tahan Pelemahan
Petugas menunjukkan uang rupiah pecahan Rp100 ribu di gerai BNI Syariah, Kuningan, Jakarta (Antara Foto/Yudhi Mahatma)

Kurs rupiah melemah dipengaruhi oleh pelemahan sejumlah mata uang asing terhadap dolar AS.

Bareksa.com - Kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan antar bank hari ini diperkirakan melemah, dipengaruhi pelemahan sejumlah mata uang asing terhadap dolar AS.

"Melemahnya rupiah dipicu oleh penguatan dolar AS akibat membaiknya data ekonomi AS, memburuknya data manufaktur Eropa serta harapan kebijakan baru The European Central Bank (ECB) yang akan melakukan pertemuan Kamis (4/9) malam," kata Rangga Cipta, Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia.

Dari domestik, eforia politik telah berganti ke ketidakpastian baru, khususnya mengenai peta koalisi dan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak BBM bersubsidi.

Promo Terbaru di Bareksa

"Rupiah kecenderungannya masih akan melemah dalam jangka menengah," kata Rangga.

Kendati demikian, rilis data neraca perdagangan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatatkan surplus dan data inflasi turun ke titik terendah semenjak awal 2013 ikut membantu menahan pelemahan rupiah. Pelemahan rupiah pada perdagangan kemarin relatif lebih rendah dibandingkan mata uang lain di Asia.

Rupiah diperkirakan diperdagangkan di kisaran Rp11.748 hingga Rp11.725 per dolar Amerika hari ini.

"Pasca mengalami kenaikan di awal pekan, laju rupiah kembali berbalik melemah setelah pelaku pasar merespons negatif pelemahan laju AUD, Yen, dan Euro," kata Reza Priyambada, Sekretaris Umum Forum Komunikasi Certified Securities Analyst atau CSA (FK CSA), Jakarta.

Yen melemah seiring merebaknya spekulasi bahwa Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan mengkoordinasi lembaga-lembaga fund besar untuk menjual Yen dan masuk ke pasar saham. Sementara itu, dolar Australia melemah setelah mata uang tersebut dinilai overvalue.

"Pelemahan sejumlah mata uang asing tersebut tentu akan dimanfaatkan oleh dolar AS untuk kembali menguat," kata Reza.

Kurs tengah Bank Indonesia rupiah atas dolar AS pada perdagangan kemarin melemah di level Rp11.734 per dolar Amerika dibandingkan Senin (1/9) yang berada di level Rp11.710 per dolar Amerika.

Sementara itu, Bloomberg Dollar Index mencatat pagi ini rupiah dibuka menguat tipis 0,1 persen ke Rp11.736 per dolar Amerika. Pada penutupan perdagangan kemarin, rupiah bertengger di Rp11.748 per dolar Amerika. (kd)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua