Investor Ritel Pertimbangkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam Berinvestasi
Khusus di Indonesia, mayoritas investor menyatakan penolakannya terhadap perusahaan-perusahaan yang tidak menaati kaidah-kaidah ESG
Khusus di Indonesia, mayoritas investor menyatakan penolakannya terhadap perusahaan-perusahaan yang tidak menaati kaidah-kaidah ESG
Bareksa.com - Architas, bagian dari Grup global AXA, meluncurkan kajian mengenai pandangan investor ritel terhadap environment, social and governance (ESG) atau tanggungjawab terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola yang baik di 11 negara, termasuk Indonesia.
Salah satu temuan kunci dalam kajian ini adalah sebagian besar investor ritel Indonesia mempertimbangkan faktor ESG dalam memilih portofolio investasi.
Temuan dari laporan kajian tersebut menegaskan adanya keinginan yang jelas di antara para investor Asia agar etika dan pertimbangan ESG mereka perhitungkan dalam keputusan investasi mereka, dan dalam beberapa kasus bahkan lebih tinggi dari orang-orang di Eropa.
Promo Terbaru di Bareksa
Presiden Direktur PT Architas Asset Management Indonesia, Edhi Widjojo menyatakan hasil kajian tersebut menunjukkan bahwa keinginan untuk berinvestasi dalam sektor ESG tumbuh pesat di Asia, khususnya di Indonesia.
“Penemuan dari laporan kajian kami menegaskan adanya keinginan yang jelas di antara para investor Asia agar etika dan pertimbangan ESG mereka diperhitungkan dalam keputusan investasi mereka, dan dalam beberapa kasus bahkan lebih tinggi dari orang-orang di Eropa,” katanya dalam keterangan resmi (13/7).
Dengan temuan pada enam bidang utama, termasuk prioritas dan keinginan investor, pola pikir konsumen, dan pemahaman tentang tanggung jawab industri terhadap ESG, laporan ini berupaya memberikan gambaran yang lengkap dan beragam tentang latar belakang ESG dengan memahami perspektif dan kekhawatiran investor untuk memberikan saran yang lebih baik tentang tantangan dan peluang di pasar Eropa dan Asia.
Perwakilan Pemegang Saham PT Architas Asset Management Indonesia, Julien Steimer mengungkapkan publikasi laporan ini dilakukan pada saat yang tepat, saat dunia berupaya mengatasi dan bangkit dari pandemi Covid-19.
“Pembiayaan untuk ESG akan menjadi bagian penting dari pemulihan. Selain itu, target emisi nol bersih kini telah ditetapkan untuk semua ekonomi utama,” katanya.
Kajian dari Architas itu mengungkapkan 82 persen investor di Indonesia menganggap berinvestasi pada teknologi terbarukan untuk mengurangi emisi karbon bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri migas dapat dimasukan dalam portofolio ESG. Angka ini merupakan angka yang tertinggi jika dibandingkan dengan kalangan investor di negara-negara lain.
Kajian tersebut dilakukan di beberapa negara Eropa dan Asia, seperti Belgia, Jerman, Spanyol, Perancis, Italia, Hong Kong, Jepang, Filipina, Singapura, Thailand dan Indonesia; dengan melibatkan ribuan responden yang terdiri dari investor dan non-investor.
Hasil kajian tersebut menunjukkan keamanan finansial adalah alasan utama untuk berinvestasi di Indonesia. Sebanyak 69 persen responden non investor di Indonesia menyatakan faktor ESG akan menjadi pertimbangan penting ketika mereka mulai berinvestasi. Hal ini seiring dengan keinginan akan keamanan finansial yang merupakan dasar perilaku investor ritel.
Bahkan, khusus di Indonesia, mayoritas investor yang menjadi responden kajian ini menyatakan penolakannya terhadap perusahaan-perusahaan yang tidak menaati kaidah-kaidah ESG. Ketika mempertimbangkan kinerja keuangan, sikap keraguan yang ada sebelumnya di kalangan investor mengenai bagaimana kinerja dana investasi ESG dibandingkan dengan dana non-ESG tampaknya telah hilang.
Secara keseluruhan, hasil kajian itu menunjukkan 92 persen dari semua investor yang menjadi responden akan mengharapkan kinerja dana ESG menjadi lebih baik atau sebanding dengan dana non-ESG dengan tingkat risiko yang sama.
Investor, khususnya investor yang lebih muda, sekarang berpendapat bahwa kinerja dana investasi ESG akan mengungguli dana investasi non-ESG dengan tingkat risiko yang sama. Hal ini terutama terjadi di Thailand dengan 82 persen responden dan Indonesia dengan 66 persen responden.
Meski begitu, baru sekitar 50 persen responden investor di Indonesia yang mempunyai portofolio investasi di aset ESG. Angka ini cukup tinggi dibandingkan dengan responden investor di negara-negara lainnya; dengan kepemilikan rata-rata jauh lebih rendah di Eropa sekitar 25 persen.
Kajian ini menunjukkan faktor ESG atau lingkungan, sosial dan tata kelola menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi para investor dan non-investor di 11 negara. Sebanyak 10 dari 11 negara yang disurvei, termasuk Indonesia, menunjukkan responden menilai akuntansi yang transparan secara khusus menduduki peringkat teratas untuk melakukan investasi.
Adapun untuk Indonesia, posisi 5 teratas meliputi perlindungan data dan keamanan siber, bisnis berkelanjutan jangka panjang, pelestarian modal alam dan dukungan akses ke pendidikan.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.