INDY Raih US$675 Juta dari Global Bond, WSKT akan Rilis Obligasi Rp2 Triliun
Waskita Karya masih melakukan kajian rencana penerbitan obligasi serta dalam proses pemeringkatan
Waskita Karya masih melakukan kajian rencana penerbitan obligasi serta dalam proses pemeringkatan
Bareksa.com - PT Indika Energy Tbk (INDY) telah merampungkan rangkaian penawaran surat utang global (global bond) senilai US$675 juta dengan tingkat bunga 8,25 persen. Surat utang yang jatuh tempo pada 2025 tersebut diterbitkan dalam dua tahap, yaitu sebanyak US$450 juta pada tahap awal dan disusul tambahan US$225 juta.
Penerbitan surat utang tersebut dilakukan peseroan melalui Indika Energy Capital IV Pte Ltd dan telah menyelesaikan roadshow dan pricing sehubungan penawaran global bond US$225 juta pada 28 Oktober. Proses ini melengkapi penawaran atas global bond US$450 juta yang dituntaskan pada 17 Oktober. Surat utang tersebut dikonsolidasikan dan membentuk satu seri, lalu dicatatkan di Bursa Efek Singapura.
“Dengan telah diselesaikannya proses roadshow dan pricing untuk surat utang tambahan, penerbit, perseroan, anak usaha penjamin, dan para pembeli awal telah menandatangani purchase agreement pada 28 Oktober 2020,” jelas manajemen dalam keterangan resmi, Selasa (3/11) dilansir Investor.id.
Promo Terbaru di Bareksa
Sebagai informasi, anak usaha Indika yang bertindak sebagai penjamin penerbitan global bond antara lain PT Indika Inti Corporindo, PT Tripatra Engineering, PT Tripatra Multi Energi, PT Tripatra Engineers and Constructors, dan Tripatra (Singapore) Pte Ltd.
Adapun, pihak yang berperan sebagai joint bookrunners dan pembeli awal surat utang antara lain Standard Chartered Bank (Singapore) Ltd, Mandiri Securities Pte Ltd, dan Deutsche Bank AG cabang Singapura.
Total nilai transaksi penerbitan global bond anyar ini mencapai 50 persen dari ekuitas Indika Energy. Perseroan sudah meraih persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 26 Oktober. Ketika itu, Indika meminta restu atas rencana penerbitan global bond maksimal US$750 juta.
Manajemen menjelaskan, dana hasil penerbitan global bond akan digunakan untuk membayar kembali atau refinancing utang perseroan, yakni melunasi seluruh senior notes US$500 juta dengan tingkat bunga 6,375 persen yang jatuh tempo 2023. Surat utang ini sebelumnya diterbitkan oleh Indo Energy Finance II B.V.
Selain pelunasan surat utang, Indika juga akan menyisihkan dana hasil global bond untuk membiayai rencana diversifikasi dan ekspansi kegiatan usaha non-batubara.
Obligasi WSKT
Emiten BUMN kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk juga berencana menerbitkan obligasi untuk memperkuat pundi-pundi keuangan. Namun, manajemen emiten berkode saham WSKT tersebut belum mengungkapkan waktu penerbitan karena saat ini masih dalam proses pemeringkatan.
SVP Corporate Secretary Waskita Karya, Ratna Ningrum, melaporkan jawaban manajemen dalam paparan publik pekan lalu mengenai opsi penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan IV Waskita Karya Tahap II Tahun 2020.
“Perseroan memiliki opsi untuk menerbitkan PUB IV Tahap II dengan nilai maksimum sebesar Rp2 triliun, namun saat ini perseroan masih melakukan kajian rencana penerbitan obligasi serta dalam proses pemeringkatan,” tulis Ratna, dilansir Bisnis.com (3/11/2020).
Penerbitan obligasi lewat PUB IV Tahap II itu disebut kemungkinan akan dilakukan setelah proses restrukturisasi selesai.
Sebelumnya, Waskita Karya menerbitkan obligasi lewat Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan IV Waskita Karya Tahap I Tahun 2020 dengan jumlah emisi sebanyak-banyaknya Rp135,5 miliar pada awal Agustus 2020. Emisi tersebut merupakan bagian dari PUB IV senilai total Rp4,95 triliun.Terkait dengan rencana pendanaan Waskita Karya ke depan, manajemen kontraktor pelat merah itu menjelaskan sumber pendanaan untuk kebutuhan modal kerja masih akan diambil dari kas internal, hasil divestasi yang akan dilakukan, serta fasilitas perbankan.
WSKT menyampaikan masih ada pinjaman perbankan sekitar Rp5 triliun yang belum digunakan yang mana separuhnya berasal dari Bank Himbara. "Dalam rencana jangka panjang Waskita, manajemen berupaya mempertahankan arus kas operasional positif dengan fokus pada koleksi piutang proyek dan balancing proyek turnkey dan non-turnkey,” tulis Ratna.
WSKT menargetkan pendapatan dari pembayaran proyek turnkey senlai Rp12 triliun menjelang akhir tahun. Ratna menyebut sebagian besar dari pendapatan turnkey itu berasal dari proyek jalan tol Jakarta - Cikampek Elevated dan LRT Palembang. Karena terdapat realokasi anggaran pemerintah untuk proyek LRT Palembang dan penundaan pembayaran sehubungan dengan perubahan perjanjian kontrak pada proyek jalan tol Jakarta - Cikampek Elevated, WSKT menyebut pembayaran itu belum akan diberikan secara penuh.
“Diharapkan pada awal 2021 seluruh target pembayaran telah tercapai,” tulis Ratna.
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Pemerintah membuka masa penawaran Green Sukuk Ritel, Sukuk Tabungan seri ST007 pada 4-25 November 2020. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional).
Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di Bareksa untuk memesan ORI018.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.