Lelang SBN Kuartal III-2019 Diprediksi Meningkat, Ini Sebabnya
Kepemilikan investor asing terus bertambah di surat berharga negara
Kepemilikan investor asing terus bertambah di surat berharga negara
Bareksa.com - Lelang Surat Berharga Negara (SBN) di kuartal III-2019 kemungkinan akan berlangsung lebih ramai. Hal ini didukung oleh mulai turunnya yield Surat Utang Negara (SUN) dan kepemilikan investor asing yang terus bertambah di SBN seiring risiko pasar yang mereda.
Sebagai informasi, yield SUN seri acuan 10 tahun kembali turun ke level 7,42 peren pada perdagangan Kamis (27 Juni 2019), yang mengindikasikan harga obligasi semakin kuat. Tren penurunan yield SUN mulai terlihat semakin masif saat bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserves (The Fed) memperlihatkan sinyal dovish pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) lalu.
Pada saat yang sama, investor asing juga terlihat sangat antusias masuk ke pasar obligasi Tanah Air yang tercermin dari terus meningkatnya kepemilikan investor asing di SBN. Data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR), menunjukkan dana investor asing yang masuk ke pasar SUN rupiah bertambah Rp90,76 triliun sejak awal tahun hingga 25 Juni lalu. Sehingga, kepemilikan asing di SUN sudah mencapai Rp984,24 triliun, rekor tertinggi sepanjang sejarah penerbitan surat utang dari sisi nilai.
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik Yield Surat Utang Negara Indonesia Tenor 10 Tahun
Sumber: Investing
Di sisi lain, nilai penawaran masuk yang besar pada lelang dua SBN di bulan Juni juga menjadi indikasi bahwa pelaku pasar merespon positif sikap dovish The Fed yang akhirnya mendorong mereka berbondong-bondong masuk pada lelang SBN tersebut.
Bahkan, khusus lelang Sukuk Negara pada Selasa (25 Juni 2019) lalu, nilai penawaran yang masuk mencapai Rp40,19 triliun. Angka ini merupakan rekor nilai penawaran masuk terbesar untuk lelang sukuk negara sepanjang tahun 2019.
Sebelumnya, data DJPPR menunjukkan sepanjang kuartal II-2019 nilai penerbitan SBN melalui lelang secara reguler di pasar sekunder mencapai Rp109,56 triliun. Akan tetapi, angka tersebut masih lebih rendah ketimbang target indikatif yang dicanangkan pemerintah sebesar Rp129 triliun.
Adapun tren penawaran masuk yang besar di SBN untuk kuartal III-2019 khususnya bulan Juli diperkirakan masih akan terjadi. Menurut analisis Bareksa, selama sentimen ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh The Fed masih berlangsung, pasar obligasi negara-negara emerging market (termasuk Indonesia) berpotensi terus dilirik oleh investor asing.
Pasalnya, investor asing mulai mencari negara-negara berkembang yang masih bisa menawarkan imbal hasil yang menarik di tengah ketidakpastian global yang masih terjadi. Investor inilah yang nantinya diharapkan akan ikut meramaikan lelang SBN dalam beberapa waktu ke depan.
Kemudian potensi ramainya lelang SBN di kuartal III-2019 juga didukung oleh selisih atau spread yield SUN dan US Treasury yang terbilang atraktif. Kemarin, spread yield SUN dan US Treasury untuk tenor 10 tahun berada di level 535 bps (5,35 persen). Hal ini mengingat yield obligasi pemerintah AS tersebut bertengger di level 2,03 persen.
SBN Ritel
Dalam waktu dekat ini, pemerintah juga akan meluncurkan SBN khusus investor ritel, berjenis Saving Bond Ritel (SBR) yang bisa dibeli secara online. Produk investasi bertenor dua tahun tersebut bisa dibeli dengan modal mulai Rp1 juta saja.
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa adalah salah satu mitra distribusi (midis) untuk penjualan surat utang negara ritel yang telah ditunjuk oleh Kementerian Keuangan. Transaksi online di Bareksa mudah dan bisa dilakukan kapan saja.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki agar bisa memesan produk Sukuk atau SBN di Bareksa.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di Sukuk dan produk SBN lainnya? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP, ini caranya.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli Sukuk dan produk SBN lainnya? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
Perlu dicatat, Sukuk Tabungan terbuka bagi masyarakat Indonesia dari kalangan manapun, tanpa memandang latar belakang keyakinan. Kehadiran Sukuk Tabungan ini tentunya memberikan alternatif untuk menyimpan uang pada instrumen yang menghasilkan potensi imbal yang cukup menarik.
(KA01/hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.