Obligasi Negara Masih Menarik, Asing Masuk Rp21,69 Triliun Sejak 2020
Yield SUN tenor 10 tahun mencapai 6,83 persen, terendah sejak 2018
Yield SUN tenor 10 tahun mencapai 6,83 persen, terendah sejak 2018
Bareksa.com - Pasar obligasi negara Indonesia semakin menarik seiring kondisi ekonomi yang mendukung. Investor asing pun tercatat masih terus mengalirkan dana ke pasar surat utang (SUN) Indonesia sejak awal tahun 2020.
Berdasarkan data yang diolah Bareksa, yield SUN bertenor 10 tahun yang dijadikan acuan (benchmark) mencapai 6,83 persen pada 20 Januari 2020. Angka ini merupakan yang terendah sejak 2018.
Sebagai informasi, pergerakan harga dan yield obligasi di pasar sekunder saling bertolak belakang, ketika harga naik maka yield akan bergerak turun, begitupun sebaliknya. Yield merupakan acuan hasil investasi obligasi karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Promo Terbaru di Bareksa
Maka dari itu, penurunan yield di pasar obligasi bisa mengindikasikan adanya kenaikan harga akibat banyaknya permintaan yang datang. Hal ini merupakan kabar positif bagi para pemegang obligasi.
Grafik Yield Obligasi Negara Tenor 10 Tahun
Sumber: Bursa Efek Indonesia, diolah Bareksa.com
Seiring dengan penurunan yield obligasi seri benchmark ini, ternyata investor asing masih terus masuk ke pasar SUN Indonesia. Posisi kepemilikan asing di SUN Indonesia per 20 Januari 2020 mencapai Rp1084,31 triliun, atau sudah meningkat Rp21,69 triliun sejak awal tahun.
Grafik Kepemilikan Investor Asing di SUN Indonesia
Sumber: Bursa Efek Indonesia, diolah Bareksa.com
Melihat data sejak setahun terakhir, kepemilikan investor asing di obligasi negara Indonesia terus meningkat dari posisi Rp902,26 triliun pada 22 Januari 2019. Artinya, dalam setahun terakhir ini, sudah ada aliran dana asing masuk di pasar obligasi Indonesia sebesar Rp182,05 triliun.
Hasil Lelang SUN
Hasil lelang Surat Utang Negara yang diselenggarakan pada 21 Januari 2020 juga menunjukkan banyaknya permintaan terhadap obligasi Indonesia. Dalam lelang tujuh seri SUN kemarin, terdapat penawaran masuk sebesar Rp94,98 triliun, atau hampir lima kali lipat lebih tinggi (oversubscribed) daripada nilai yang dimenangkan Rp20 triliun.
Kemarin, Pemerintah melaksanakan lelang Surat Utang Negara untuk seri SPN03200422 (new issuance), SPN12210108 (reopening), FR0081 (reopening), FR0082 (reopening), FR0080 (reopening), FR0083 (reopening) dan FR0076 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.
Sebelumnya, mengawali tahun 2020, Pemerintah Republik Indonesia sukses melakukan transaksi penjualan SUN dalam dua mata uang asing (dual-currency) yaitu US Dollar dan Euro masing-masing sebesar US$1,2 miliar untuk tenor 10 tahun, US$0,8 miliar untuk tenor 30 tahun dan EUR1 miliar dengan tenor 7 tahun. SUN valuta asing ini diterbitkan melalui SEC-Registered Shelf Take-Down dan memperoleh peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch.
Transaksi SUN dalam mata uang US Dollar ini mencapai yield dan spread terendah sepanjang sejarah penerbitan USD Bonds, untuk SUN dengan tenor 10 tahun. Untuk SUN tenor 30 tahun pada penerbitan ini pun memiliki yield dan spread yang lebih rendah dibandingkan dengan SUN bertenor sama yang diterbitkan pada bulan Oktober 2019 lalu, yang mencapai rekor yield dan spread terendah.
Transaksi SUN dalam denominasi Euro bertenor 7 tahun kali ini juga menjadi penerbitan dengan yield dan spread terendah sepanjang sejarah penerbitan Euro Bonds. Pemerintah berhasil menekan harga sebesar 27bps dari initial price guidance di kisaran MS+130 bps, karena adanya permintaan yang kuat dari Eropa.
Dari penerbitan SUN dengan mata uang asing tersebut, investor Amerika Serikat dan Eropa mendominasi. Sementara itu, berdasarkan jenis investor, fund manager yang paling banyak berpartisipasi, diikuti oleh perbankan dan bank sentral/dana pensiun/sovereign wealth fund.
SBN Ritel
Dengan maraknya pasar obligasi tahun lalu dan prospek yang cerah pada 2020, investor individu (ritel) juga bisa berpartisipasi dalam membeli surat utang negara. Pemerintah juga akan melanjutkan inovasi penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online yang telah dimulai pada pertengahan 2018 untuk meningkatkan peran investor domestik, khususnya ritel dalam upaya pengembangan dan pendalaman pasar keuangan.
Ada banyak jenis SBN tetapi yang bisa kita beli sebagai individu ada empat jenis, yakni SBR, ORI, Sukuk Ritel, dan Sukuk Tabungan.
Terbaru, pemerintah melalui Kementerian Keuangan akan menerbitkan SBN berjenis Savings Bond Ritel (SBR) yang dikhususkan untuk pemodal individu (ritel). Seri SBR009 ini adalah salah satu dari enam seri SBN ritel yang rencananya akan ditawarkan sepanjang tahun 2020.
Bagi investornya, SBN bisa menjadi investasi yang nyaris bebas risiko karena 100 persen dijamin oleh negara sehingga masyarakat tidak perlu takut rugi. Selain itu, modal untuk membeli SBR009 sangat terjangkau, mulai Rp1 juta saja. Karakteristik dan struktur SBR009 bisa dilihat di sini.
Penerbitan SBR009 ini terbatas karena hanya bisa dipesan selama masa penawaran 27 Januari 2020 - 13 Februari 2020. Baca jadwal lengkapnya di sini.
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
SBR009 hanya bisa dipesan selama masa penawaran 27 Januari - 13 Februari 2020. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN seri berikutnya.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.