IHSG di 2024 Ambyar, Namun Asing Borong 5 Saham Ini
Meskipun IHSG tertekan, namun asing memborong dengan nilai jumbo di saham INDF, ASII, EXCL, ANTM dan UNTR
Meskipun IHSG tertekan, namun asing memborong dengan nilai jumbo di saham INDF, ASII, EXCL, ANTM dan UNTR
Bareksa.com - Pasar saham Tanah Air ambyar sepanjang 2024. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun ini ditutup minus 2,65% menjadi 7,079.91 pada Senin (30/12). Ini merupakan kinerja tahunan IHSG terburuk dalam 4 tahun terakhir. Adapun secara bulanan IHSG minus 0,48% di Desember, juga merupakan kinerja terburuk dalam 2 tahun terakhir.
Historis Kinerja IHSG Secara Bulanan
Sumber : Syailendra Capital
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut Tim Analis Bareksa, IHSG sepanjang 2024 tertekan beberapa sentimen eksternal dan internal:
1. Rencana pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pada 2025 yang lebih rendah dari harapan
2. Terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS ke-47. Rencana kebijakan Trump bisa memicu perang dagang dan lonjakan inflasi global, sehingga bisa menghambat impelementasi kebijakan suku bunga rendah
3. Inflasi RI terus melambat di semester II 2024 meningkatkan kekhawatiran daya beli masyarakat semakin melemah
4. Rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) jadi 12% mulai Januari 2025 di tengah daya beli masyarakat yang melemah
5. Berbagai tindak kasus korupsi yang membuat appetite investor asing terhadap pasar modal Indonesia menurun.
Tim Analis Bareksa menilai dibayangi berbagai tantangan jelang akhir 2024, mengakibatkan aliran dana asing masif keluar dari IHSG mencapai Rp38,5 triliun dalam 3 bulan terakhir (per 27/12). IHSG juga tercatat merosot sekitar 9% di periode yang sama jadi 7.036. IHSG bahkan mencatat kinerja terburuk di ASEAN.
Kinerja IHSG vs Negara-negara ASEAN
Sumber: Bursa Efek Indonesia, data per 27/12/2024
Sepanjang tahun 2024 hingga 27 Desember, IHSG minus 3,25% atau turun terdalam dibandingkan negara ASEAN lainnya. Indeks saham Singapura, Vietnam dan Malaysia bahkan melesat di atas 10%. Tidak hanya karena kebijakan birokrasi bisnis yang memudahkan investor asing untuk berinvestasi langsung di negara-negara tersebut, tetapi juga kebijakan pajak tidak membebani masyarakat, sehingga daya beli terjaga untuk menopang perekonomian. Hal inilah yang membuat Indonesia masih cukup ketinggalan dan membuat investor enggan untuk berinvestasi.
Akibatnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat terpuruk ke level Rp16.300 dan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) acuan RI juga naik jadi 7,1% pada Desember. Harapan akan terjadi window dressing atau reli Sinterklas yang biasanya membuat IHSG hijau pada Desember pupus sudah, dan justru berbalik arah melemah.
Karena itu, menurut Tim Analis Bareksa, masih banyak tugas pemerintah dan otoritas pasar modal dalam mengerek kinerja IHSG agar bisa lebih bergairah pada 2025. Sebab, pasar saham dinilai merupakan cerminan kondisi ekonomi dari suatu negara dan menjadi tolak ukur investor.
Saham-saham Terbanyak Diborong Asing
Meskipun kinerja IHSG pada 2024 kurang menggembirakan, namun Tim Analis Bareksa melihat masih ada peluang investasi dengan potensi cuan cukup prospektif. Di tengah aliran dana asing keluar yang menekan IHSG, namun ternyata ada beberapa saham yang justru diserok asing di atas Rp500 miliar dalam 3 bulan terakhir.
Top 5 Saham Net Buy Asing 3 Bulan Terakhir
Saham | Net Buy | PBV (x) | PBV Industry (x) | P/E Ratio (x) | PER Industry (x) | Target Price (Rp) | Potential Upside |
INDF | Rp1,7 triliun | 1,0 | 1,78 | 5,8 | 14,55 | 8.500 | 10,4% |
ASII | Rp1,1 triliun | 1,0 | 0,96 | 5,8 | 12,86 | 5.900 | 20,4% |
EXCL | Rp774 miliar | 1,2 | 1,17 | 16,7 | 12,8 | 3.000 | 35,1% |
ANTM | Rp606 miliar | 1,2 | 1,20 | 12,5 | 10,73 | 1.900 | 24,6% |
UNTR | Rp589 miliar | 1,1 | 0,96 | 4,6 | 12,86 | 33.000 | 29,7% |
Sumber: Tim Analis Bareksa, Target Price Ciptadana Sekuritas, Net Buy per 30/11–27/12/2024, Potential Upside per 27/12/2024
Saham-saham tersebut yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Astra International Tbk (ASII), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT United Tractors Tbk (UNTR), yang sektornya cukup bervariasi. ASII dan UNTR dari sektor Industri, EXCL sektor infrastruktur (telko), INDF sektor konsumsi non siklikal dan ANTM dari sektor industri dasar.
Menariknya, dari sisi rasio harga saham terhadap nilai buku (PBV), kelima saham tersebut tergolong murah karena di kisaran 1x dan mayoritas di bawah PBV industri. Lalu secara rasio harga saham terhadap laba juga senada, hanya EXCL dan ANTM yang saat ini P/E nya di atas rata-rata industri. Namun biasanya penilaian fundamental bisa dari faktor lain seperti pertumbuhan pendapatan hingga laba bersih perusahaan.
ANTM di kuartal III 2024 mencetak kenaikan pendapatan hingga 40% secara tahunan (YoY) menjadi Rp43,2 triliun. Kenaikan harga emas dunia turut mendorong kinerja pendapatan ANTM sebagai produsen emas. Apalagi, melihat kondisi geopolitik global yang belum kondusif, instrumen Emas masih menjadi pilihan investasi.
Kemudian, laba bersih EXCL juga melesat 30% menjadi Rp1,3 triliun di periode yang sama. Sektor telekomunikasi jadi salah satu program unggulan pemerintahan baru Presiden Prabowo terkait digitalisasi, sehingga bisa berdampak positif terhadap emiten operator telekomunikasi seperti EXCL.
Kesimpulannya, menurut Tim Analis Barweksa, 5 saham yang terbanyak diborong asing tersebut masih punya prospek menarik pada tahun 2025 dengan potensi kenaikan harga saham 10-35%. Investor dengan profil risiko agresif bisa mempertimbangkan mulai mengoleksi saham-saham tersebut di kisaran harga saat ini, mempertimbangkan IHSG yang masih di level rendah. Sehingga investor bisa memanfaatkan momentum beli di harga relatif rendah dengan potensi target harga yang lebih besar.
Meski begitu, investor juga perlu mewaspadai potensi risiko jika terjadi perlambatan ekonomi, sehingga berdampak ke kinerja industri dan emiten bersangkutan, serta bisa menekan harga sahamnya. Karena itu pastikan untuk selalu berinvestasi sesuai target investasi, jangka waktu dan profil risikomu. Jangan lupa investasinya di Bareksa Saham ya!
(Sigma Kinasih CTA, CFP/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.389,81 | 0,42% | 4,16% | 0,14% | 8,17% | 19,51% | 38,45% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.097,9 | 0,33% | 4,05% | 0,09% | 7,38% | 5,51% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.087,47 | 0,53% | 4,00% | 0,06% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.858,21 | 0,55% | 3,88% | 0,07% | 7,36% | 17,60% | 40,29% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.293,06 | 0,70% | 4,10% | 0,07% | 7,50% | 19,71% | 35,72% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.