Daya Beli Masyarakat Melemah, Prospek Saham Defensif Ini Cerah
Tim Analis Bareksa merekomendasikan saham-saham defensif seperti ICBP, TLKM dan KLBF
Tim Analis Bareksa merekomendasikan saham-saham defensif seperti ICBP, TLKM dan KLBF
Bareksa.com - Daya beli masyarakat Indonesia semakin melemah akibat nilai pendapatan riil cenderung merosot. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) mengungkapkan pendapatan riil masyarakat Indonesia terus turun dalam 14 tahun terakhir, tertekan biaya hidup yang tinggi, hingga banyaknya orang bekerja di sektor informal.
Dilansir Bisnis.com (3/9), Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Scenaider C.H. Siahaan menyatakan proporsi pendapatan individu yang dikeluarkan untuk konsumsi menunjukkan tren penurunan relatif terhadap produk domestik bruto (PDB) per kapita sepanjang 2010-2023. Sehingga, meskipun disposable income (nilai maksimal pendapatan setelah dikurangi pajak) meningkat, tetapi nilainya secara riil untuk konsumsi relatif menurun.
"Tantangan pembangunan yang pertama adalah pendapatan disposable masyarakat yang menunjukkan tren penurunan," ungkapnya dalam rapat kerja dengan Komite IV DPD di Kompleks Parlemen, Jakarta (2/9/2024).
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber : tangkapan layar materi presentasi Bappenas di akun resmi Youtube DPD RI
Proporsi pendapatan riil terhadap PDB per kapita tercatat 78,5% pada 2010, bahkan sempat mencapai 78,9% pada 2011. Namun kini proporsi disposable income terhadap PDB per kapita hanya 72,7% di 2023. Menurut Bappenas, pendapatan riil masyarakat turun akibat naiknya biaya hidup, tekanan inflasi akibat ketidakpastian global seperti pandemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina, hingga perang dagang.
Menurut Bappenas, masalah lain ialah mayoritas penduduk bekerja di sektor non produktif. Tercatat sebanyak 18,9 juta orang bekerja di sektor manufaktur, namun masih banyak yang bekerja paruh waktu sekitar 36,8 juta orang dan setengah pengangguran sekitar 12,1 juta orang. Selain itu, masih banyak sektor perekonomian yang memberi upah buruh di bawah rata-rata nasional yang senilai Rp3,04 juta per bulan pada 2024.
Prospek Saham Defensif
Menurut Tim Analis Bareksa, seiring melemahnya daya beli, maka masyarakat akan lebih memprioritaskan belanja keburuhan primer, dengan mengurangi belanja kebutuhan sekunder dan tersier. Kondisi itu bisa menguntungkan saham-saham defensif. Sebab saat perlambatan ekonomi, dampaknya ke sektor defensif akan minim, dibandingkan sektor lainnya yang lebih signifikan.
Saham defensif adalah saham dari emiten yang kinerjanya tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi. Saham defensif identik dengan saham non-siklikal atau saham-saham dari sektor yang produk dan jasanya selalu dibutuhkan masyarakat, bahkan di saat resesi. Contohnya ialah kebutuhan pokok seperti makanan, minuman, perawatan diri, layanan kesehatan, telekomunikasi, hingga utilitas seperti listrik, gas dan air.
Tim Analis Bareksa merekomendasikan investor bisa mempertimbangkan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), produsen mie, susu, makanan ringan, penyedap makanan, makanan khusus dan minuman, kemudian saham operator telekomunikasi pelat merah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), serta saham produsen obat-obatan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Target harga saham ICBP di 2024 senilai Rp13.500, TLKM Rp4.000 dan KLBF Rp1.840. Dibandingkan dengan harga saat ini, maka saham-saham itu masih punya potensi kenaikan 9,5% hingga 27,4%.
Saham | Target Harga 2024 | Harga Saat Ini | Potensi kenaikan |
ICBP | Rp13.500 | Rp11.500 | 17,4% |
TLKM | Rp4.000 | Rp3.140 | 27,4% |
KLBF | Rp1.840 | Rp1.680 | 9,5% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, TP versi Ciptadana Sekuritas, harga saat ini per 2/9/2024
(Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,82 | 0,23% | 4,09% | 7,79% | 8,03% | 19,38% | 38,35% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,66 | 0,21% | 4,11% | 7,21% | 7,45% | 2,88% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,69 | 0,58% | 3,99% | 7,68% | 7,82% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,91 | 0,57% | 3,86% | 7,26% | 7,40% | 17,49% | 40,87% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.289,21 | 0,83% | 4,10% | 7,42% | 7,55% | 19,87% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.