Laba Kuartal II Tertekan, Saham BBTN Tetap Direkomendasi Beli Namun Target Harga Direvisi
Saham BBTN tetap direkomendasi beli dengan target harga lebih rendah Rp1.825, dari sebelumnya Rp1.975
Saham BBTN tetap direkomendasi beli dengan target harga lebih rendah Rp1.825, dari sebelumnya Rp1.975
Bareksa.com - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) melaporkan penurunan laba 25% secara kuartal per kuartal (QoQ) dan minus 5% secara tahunan (YOY), menjadi Rp643 miliar pada kuartal II 2024. Penurunan laba akibat pendapatan bunga bersih (NII) yang lemah dan terkontraksi 13% secara kuartal per kuartal dan merosot 17% secara tahunan pada kuartal II 2024. Ini karena pembalikan bunga yang masih harus dibayar Rp245 miliar.
Menurut riset Ciptadana Sekuritas (26/7), kondisi itu akibat penurunan peringkat pelanggan komersial. Margin bunga bersih (NIM) BBTN di kuartal II 2024 turun 50 basis poin dibandingkan kuartal sebelumnya dan anjlok 100 bps dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 2,8%. Kondisi itu akibat imbal hasil aset melemah signifikan, karena pembalikan bunga satu kali. Jika tidak menghitung bunga satu kali, maka NIM BBTN di kuartal II 2024 seharusnya di 3,1%, atau turun 20 bps (QoQ).
Sumber : riset Ciptadana Sekuritas
Promo Terbaru di Bareksa
Belanja operasional BBTN di kuartal II 2024 tumbuh 12% (QoQ) dan melesat 27% (YoY) pada kuartal II Q24, sedikit lebih buruk dari estimasi. Namun biaya kredit (cost of credit/CoC) membaik secara menggembirakan menjadi 0,4% pada kuartal II 2024, dibandingkan kuartal I 2024 yang mencapai 0,8%. Secara kumulatif, laba BBTN naik tipis 2% menjadi Rp1,5 triliun pada semester 2024, di bawah estimasi dan konsensus atau hanya 40% dari prediksi sepanjang tahun 2024. Secara historis laba BBTN di semester I mampu merealisasi 45% dari prediksi setahun penuh.
Margin bunga bersih (NIM) BBTN juga terseret turun oleh one-off, menjadi 3% di semester I 2024, atau turun 60 bps secara tahunan. Jika tidak menghitung one-off, maka NIM BBTN seharusnya bisa mencapai 3,2%, atau hanya berkurang 40 bps (YOY). Selain itu laba BBTN di semester I seharusnya sesuai ekspektasi Ciptadana Sekuritas yakni mencapai 49% dari proyeksi sepanjang 2024. Biaya dana (cost of fund/CoF) BBTN di kuartal II dinilai cukup baik di tengah kenaikan suku bunga BI dan likuiditas yang lebih ketat. CoF di kuartal II sedikit membaik bertambah 2 bps (QoQ), meskipun terjadi peningkatan suku bunga.
“Perbaikan ini merupakan hasil dari strategi bank untuk fokus pada pendanaan ritel dengan harga lebih rendah sekaligus mengurangi porsi pendanaan institusional yang mahal. Dalam pendanaan institusional, BBTN melanjutkan strateginya untuk beralih ke institusi menengah yang berkontribusi 25% pada kuartal II 2024 dibandingkan 21% pada kuartal I 2024 dan mengurangi ketergantungan pada pendanaan institusional besar,” Ciptadana Sekuritas menjelaskan.
Sumber : riset Ciptadana Sekuritas
Pertumbuhan kredit BBTN di kuartal II 2024 dinilai tetap kuat dengan kenaikan 14% (YoY) dan naik 2,4% (QoQ) dengan kredit kepemilikan rumah bersubsidi dan non-subsidi tumbuh menggembirakan masing-masing 12,4% dan 12% secara tahunan, serta 2,4% dan 3,1% secara kuartalan. Namun, pertumbuhan pinjaman diperkirakan melambat menjadi 10-12% pada akhir tahun dengan asumsi kuota FLPP akan habis pada triwulan III 2024.
Mempertimbangkan realisasi kinerja di semester I 2024, Ciptadana Sekuritas telah menurunkan estimasi laba BBTN hingga akhir tahun. Meski begitu, status saham BBTN tetap direkomendasi beli dengan target harga lebih rendah yaitu Rp1.825 per saham, dari sebelumnya Rp1.975 per saham, berdasarkan PBV (price to book value) 0,7x proyeksi 2025. Saham BBTN saat ini diperdagangkan di PBV 0,5x dari prediksi 2025 dan PE (price to earning) 4,1x proyeksi 2025.
Katalis saham BBTN untuk ke depannya akan datang dari pengembangan lebih lanjut atas usulan subsidi SSB baru dari pemerintahan baru, pelaksanaan spin-off Syariah, dan penjualan aset massal yang sukses. Penjualan aset massal mencapai Rp1 triliun hingga Rp1,5 triliun lagi pada semester pertama 2024. Saham BBTN diperdagangkan di level Rp1.315 pada Senin (29/7) pukul 10.46 WIB atau naik 0,38% dari penutupan sebelumnya, namun sepekan terakhir menurun 5,05%. Dibandingkan target harganya, saham BBTN masih punya potensi kenaikan 38%.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Disclaimer Ciptadana Sekuritas di Sini
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.