Laba Bank The Big 4 Cetak Rekor, Mirae Asset Rekomendasi Beli Saham BBCA, BMRI, BBRI dan BBNI
Tercatat puluhan reksadana memborong saham BBCA, BMRI, BBRI dan BBNI
Tercatat puluhan reksadana memborong saham BBCA, BMRI, BBRI dan BBNI
Bareksa.com - Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasi beli saham the big four perbankan, atau empat bank terbesar Tanah Air, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Rekomendasi itu mempertimbangkan kinerja empat bank tersebut yang mengesankan.
Analis Mirae Asset, Handiman Soetoyo dan Rizkia Darmawan dalam risetnya mengungkapkan keempat bank tersebut mampu mencatatkan laba bersih jumbo dan mencatatkan rekor tertinggi.
“The big 4 bank di 2022 mencatatkan kinerja mengesankan dengan mencatatkan rekor laba tertinggi baru, umumnya didorong kuatnya pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) dan lebih rendahnya biaya provisi, bersamaan dengan naiknya pendapatan non bunga,” ujar Handiman dalam risetnya yang dipublikasi (22/2/2023).
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut dia, hasil kinerja keempat bank tersebut sesuai dengan estimasi konsensus pelaku pasar. Meski begitu, kata dia, kinerja BBCA di atas estimasi Mirae Asset, sedangkan BBNI di bawah estimasi.
Bank BCA pada 2022 membukukan rekor laba bersih Rp40,7 triliun, melesat 29,6% dari 2021. Lonjakan laba bank Grup Djarum itu, menurut Handiman, utamanya karena ditopang kuatnya pertumbuhan bunga yang mencapai 9,8%, lebih rendahnya biaya bunga yang turun 12,6% dan menurunnya biaya provisi yang turun 51,5%.
Tidak berbeda, kata Handiman, Bank BRI juga berhasil mencatatkan rekor laba tertinggi yakni Rp51,2 triliun pada 2022, atau melesat 64,7% dari 2021. Lonjakan laba bank yang berfokus di segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ini juga ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang naik 9,2%, pendapatan non bunga melesat 16,7%, seiring dengan biaya provisi yang anjlok 23,5%.
Rekor serupa juga dicatatkan Bank Mandiri. Handiman menyatakan bank pelat merah itu juga membukukan rekor laba bersih tertinggi Rp41,2 triliun di 2022, atau meroket 46,9% dari 2021. Laba BMRI utamanya ditopang pertumbuhan pendapatan bunga yang melesat 15%, beban bunga yang dikelola menurun 0,8% dan lebih biaya provisi yang merosot 17,8%.
Adapun Bank BNI, kata Handiman, meskipun sedikit tertahan pada kuartal IV 2022 akibat melesatnya biaya operasi dan biaya bunga, namun BBNI berhasil mencatatkan rekor tertinggi baru laba bersih Rp18,3 triliun di 2022. Nilai itu terbang 68% dibandingkan 2021. Lonjakan laba BBNI karena ditopang pendapatan bunga yang naik 9,3%, pendapatan non bunga melesat 12,3% dan biaya provisi yang anjlok 38,7%.
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
Perbandingkan Kinerja BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI (Rp miliar)
Sumber : BBCA, BMRI, BBRI, BBNI, Mirae Asset Sekuritas Indonesia Research estimate, *Bank only
Outlook Kinerja 2023
Rizkia Darmawan menambahkan kinerja 4 bank paling jumbo di Indonesia berpeluang terus mengesankan sepanjang tahun ini. Meski begitu, pada kuartal I biasanya merupakan kinerja kuartal paling lambat bagi sektor perbankan, terutama dalam hal pertumbuhan kredit.
Namun, pencabutan pembatasan mobilitas sejak awal tahun dan meredanya kasus Covid-19 dan jelang perayaan Hari Raya Idul Fitri di kuartal II, bisa membatasi perlambatan pertumbuhan pinjaman.
“Kami memprediksi pertumbuhan pinjaman secara kuartal per kuartal akan mendatar di kuartal I 2023,” dia memaparkan.
Menurut Rizkia, beberapa bank tersebut akan terus mencatatkan biaya provisi di awal tahun ini, guna mempertahankan rasio kredit bermasalah (NPL) dan rasio pinjaman terhadap simpanan tetap terjaga baik, meskipun diprediksi melambat dari tahun lalu.
“Kami juga percaya bahwa margin buga bersih keempat bank akan terus membaik di kuartal I 2023, baik secara per kuartal atau tahunan, khususnya bank yang menyalurkan pinjaman korporasi dalam jumlah besar,” dia mengungkapkan.
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
Target Harga Saham BBCA, BMRI, BBRI dan BBNI
Rizkia menyatakan tetap mempertahankan status overweight dengan rekomendasi beli bagi saham BMRI, BBCA, BBRI dan BBNI.
“Meski begitu ada beberapa potensi risiko dari keempat saham ini yakni kualitas aset yang memburuk, lonjakan beban provisi, pertumbuhan kredit yang lebih lambat dan gejolak pasar,” dia menjelaskan.
Mirae Asset menargetkan harga saham BBCA di Rp10.100, dibandingkan harga per 21 Februari 2023 di Rp8.700, maka ada potensi kenaikan (upside) 16,1%. Untuk harga saham BBRI ditargetkan Rp6.100 atau ada potensi kenaikan dari harga 21 Februari yang senilai Rp4.820.
Sedangkan target harga saham BMRI di Rp12.300 atau ada potensi kenaikan 20,6% dari 21 Februari yang seharga Rp10.200. Terakhir untuk saham BBNI ditargetkan di harga Rp12.500 atau punya potensi kenaikan 38,1% dari harga 21 Februari di Rp9.050 per saham.
Target Harga Saham BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI
Sumber : BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, Mirae Asset Sekuritas Indonesia Research estimate, *data per 21 Februari 2023
Favorit Puluhan Reksadana
Seiring kinerja yang mengesankan di 2022 dan potensi kinerja yang masih akan cemerlang di 2023, apakah saham BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI juga diincar oleh reksadana?
Berdasarkan penelusuran Bareksa dari fund fact sheet (lembar fakta reksadana) per Januari 2023, tercatat ada 47 reksadana yang tersedia di Bareksa mengoleksi saham BBCA. Saham BMRI paling banyak diborong di mana sebanyak 50 reksadana memiliki portofolionya.
Kemudian saham BBRI juga jadi aset 47 reksadana dan saham BBNI jadi portofolio investasi 37 reksadana. Banyaknya reksadana yang menjadikan saham BBCA, BMRI, BBRI dan BBNI jadi underlying asset produk reksadana, maka tak heran jika saham the big four bank jadi favorit dan termasuk paling diburu manajer investasi.
Tertarik investasi di saham BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI atau reksadana yang memiliki portofolio investasi di saham 4 bank terbesar di Tanah Air tersebut?
Baca juga : The Big 4 Bank Diprediksi Cemerlang, Puluhan Reksadana Borong Saham BMRI, BBRI, BBNI dan BBCA
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.