Bareksa Insight : Suku Bunga AS Bisa Naik Lagi, Reksadana Obligasi Korporasi Jadi Rekomendasi
Reksadana yang mayoritas portofolionya berinvestasi di obligasi korporasi bisa dipilih di tengah gejolak pasar saat ini
Reksadana yang mayoritas portofolionya berinvestasi di obligasi korporasi bisa dipilih di tengah gejolak pasar saat ini
Bareksa.com - Tim Analis Bareksa merekomendasikan reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi seiring potensi pelemahan pasar Surat Berharga Negara (SBN) akibat suku bunga Amerika Serikat (AS) yang berpeluang masih akan naik lagi hingga akhir tahun ini.
Beberapa reksadana berbasis obligasi korporasi yang direkomendasi ialah :
Reksadana Obligasi Korporasi | Return 1 Tahun | Return 3 Tahun |
Capital Fixed Income Fund | 6,86% | 24,48% |
Trimegah Fixed Income Plan | 6,87% | 23,74% |
Sumber : fund fact sheet Mei 2023, return TFIP termasuk dividen
Promo Terbaru di Bareksa
Beli Capital Fixed Income Fund di Sini
Beli Trimegah Fixed Income Plan di Sini
Dua reksadana yang mayoritas portofolionya berinvestasi di obligasi korporasi itu bisa dipilih di tengah gejolak pasar saat ini. Setahun terakhir (per 31/5/2023), Capital Fixed Income Fund mencatatkan imbal hasil 6,86% dan Trimegah Fixed Income Plan 6,87% (termasuk dividen). Dalam 3 tahun terakhir (per 31/5/2023), cuan Capital Fixed Income Fund 24,48% dan Trimegah Fixed Income Plan 23,74%.
Bagi investor dengan profil risiko agresif, Tim Analis Bareksa merekomendasikan bisa mengakumulasi investasi di Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A dan Reksa Dana Indeks BNP Paribas Sri Kehati. Dua index fund ini masing-masing mencatatkan imbal hasil 12,81% dan 11,52% setahun terakhir (per 20 Juni 2023).
Sumber : Bareksa
Beli Reksadana Syailendra MSCI di Sini
Beli BNP Paribas Sri Kehati di Sini
Reksadana indeks tersebut direkomendasikan karena pasar saham yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang saat ini di kisaran 6.600-an, valuasinya dinilai cukup murah, untuk masuk berinvestasi. Tim Analis Bareksa memprediksi IHSG bisa menembus 7.400-7.500 hingga akhir 2023. Karena itu seiring potensi kenaikan IHSG hingga akhir tahun, maka investasi di reksadana indeks juga prospektif.
Menurut Tim Analis Bareksa ada beberapa hal yang bisa dicermati investor saat ini :
1. Bank Sentral China (PBOC) memangkas suku bunga acuannya 0,1% menjadi 3.55% untuk menggenjot laju ekonomi, setelah rilis terbaru data-data ekonomi Negara Panda menunjukkan tanda-tanda perlambatan.
2. Di saat harga-harga komoditas mengalami penurunan akibat potensi resesi global, harga pangan sudah menunjukkan kenaikan akibat ancaman el nino. Harga jagung, kedelai hingga minyak sawit mentah (CPO) naik 10-30%.
3. Kenaikan harga harga pangan berpeluang menaikkan inflasi di semester II 2023.
4. Bank Indonesia diprediksi tidak akan mengubah suku bunga acuannya dari level saat ini di 5.75%.
Untuk diketahui, rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) yakni Federal Open Meeting Committee (FOMC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 5-5,25% pada Rabu (14/6/2023). Keputusan untuk tidak menaikkan suku bunga acuan ini merupakan pertama kali dalam 15 bulan terakhir.
Hal itu dilakukan karena The Fed ingin mengukur dampak dari 10 kenaikan suku bunga acuan berturut-turut sebelumnya, terhadap ekonomi Negara Paman Sam. The Fed juga memproyeksikan akan ada dua kali lagi kenaikan suku bunga hingga akhir tahun, masing-masing 25 basis poin atau 0,25% atau totalnya 0,5%. Langkah itu seiring target The Fed untuk mencapai angka inflasi 2%.
Karena itu pada pertemuan Juli mendatang, pelaku pasar memperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuan. Hal ini mengakibatkan gejolak pasar modal global, termasuk IHSG dan pasar SBN. Menurut data CNBC Indonesia, ekspektasi imbal hasil (yield) SBN 10 Tahun berada di level 6,326% pada Rabu (21/6/2023) pukul 10.58 WIB, atau melemah 0,019%.
(Christian Halim/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.