Bareksa Insight : Investasi Asing di RI Meroket 44% di 2022, Ini Dampaknya ke Reksadana
Nilai penanaman modal asing (PMA) di Indonesia pada 2022 mencapai Rp654,4 triliun atau meroket 44,2% dari 2021
Nilai penanaman modal asing (PMA) di Indonesia pada 2022 mencapai Rp654,4 triliun atau meroket 44,2% dari 2021
Bareksa.com - Tim Analis Bareksa menyarankan agar Smart Investor menerapkan dua jurus berikut agar cuan investasinya di reksadana maksimal di tengah melesatnya realisasi penanaman modal asing di Tanah Air :
1. Reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi
Smart Investor disarankan tetap berinvestasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi hari ini (25/1/2023). Sebab, ekspektasi imbal hasil (yield) Obligasi Negara saat ini masih kuat di level 6,61%. Smart Investor disarankan untuk menunggu pelemahan yield acuan Surat Berharga Negara (SBN) ke level 6,75%-6,85% untuk berinvestasi di reksadana pendapatan tetap berbasis SBN.
Meski begitu, penguatan yield SBN pekan ini diprediksi akan terbatas, karena pelaku pasar sedang menanti (wait and see) pengumuman suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) pada 1 Februari pekan depan.
Promo Terbaru di Bareksa
Berdasarkan data CNBC Indonesia, yield acuan SBN 10 tahun pada Selasa (24/1/2023) di level 6.618 atau melemah 0,016 poin. The Fed dijadwalkan menggelar rapat dewan gubernur (FOMC) pertama di 2023 pada 31 Januari - 1 Februari.
Sepanjang 2022, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan 7 kali, yang secara kumulatif pada Maret - Desember 2022 suku bunga AS telah naik 425 bps atau 4,25% dari sebelumnya di level 0-0,25% jadi jadi 4,25%-4,5%.
Baca juga : Bareksa Insight : Eropa Optimistis Bisa Hindari Resesi, Prospek Cuan Reksadana Saham
Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini
2. Reksadana saham dan reksadana indeks
Smart investor juga bisa berinvestasi secara bertahap di reksadana berbasis saham, seperti reksadana saham dan reksadana indeks. Sebab realisasi penanaman modal asing yang meroket 44,2% di 2022 akan jadi salah satu pendorong kinerja ekonomi Indonesia semakin membaik di 2023.
Seiring melesatnya investasi asing tersebut, maka akan mendorong pembukaan lapangan tenaga kerja baru, serta merealisasi program hilirisasi industri yang dicanangkan oleh pemerintah. Hal ini akan jadi sentimen positif bagi pasar saham Tanah Air dan reksadana berbasis saham.
Tim Analis Bareksa menilai saat ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih di level cukup atraktif, buat Smart Investor untuk investasi bertahap di reksadana berbasis saham. IHSG pada Selasa (24/1/2023) ditutup melemah 0,2% di level 6.860. Tim Analis Bareksa optimistis IHSG bisa bergerak menuju level 7.500-7.700 pada tahun ini.
Untuk diketahui, Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pada Selasa (24/1/2023) mengumumkan nilai penanaman modal asing (PMA) di Indonesia pada 2022 mencapai Rp654,4 triliun atau meroket 44,2% dari 2021. Sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) hanya tumbuh 23,6% jadi Rp552,8 triliun.
Investasi asing langsung (FDI) terbesar mengalir ke industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya senilai US$11 miliar dan pertambangan US$5,1 miliar. Jika ditelusuri, investasi yang nilainya terbesar ialah hilirisasi, di antaranya metanol, pupuk dan blue amonia. Bahlil menegaskan tidak hanya akan mendorong hilirisasi di sektor pertambangan minyak dan gas, melainkan juga pangan, perikanan dan kehutanan.
Simak juga : Bareksa Insight Weekly : Ini Alasan SBR012 Bisa Jaga Stabilitas Portofolio Investasi Kamu
Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko moderat dan agresif ialah sebagai berikut :
Kinerja Imbal Hasil 1 Tahun (per 24 Januari 2023)
Top picks :
Reksadana Pendapatan Tetap
- Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 7,74%
- Trimegah Fixed Income Plan : 6,71%
Reksadana Saham dan Indeks
- Mandiri Investa Atraktif Syariah : 11,94%
- BNP Paribas Sri Kehati : 10,18%
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Lihat juga : Bareksa Insight : BI Yakin Kenaikan Suku Bunga Sudah Memadai, Prospek Cerah Reksadana Ini
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.