Bareksa Insight : Musim Rilis Laporan Keuangan 2022, Prospek Reksadana Ini Mencorong
Selain bisa mendongkrak kinerja reksadana saham, positifnya kinerja perbankan juga akan mendorong optimisme pasar
Selain bisa mendongkrak kinerja reksadana saham, positifnya kinerja perbankan juga akan mendorong optimisme pasar
Bareksa.com -Tim Analis Bareksa menyarankan agar Smart Investor menerapkan dua jurus berikut agar kinerja investasinya maksimal di tengah musim rilis laporan keuangan 2022 :
1. Smart Investor disarankan berinvestasi di reksadana saham berbasis sektor perbankan, seiring mulai rilisnya laporan keuangan tahunan 2022. Sebab, saham sektor perbankan biasanya diburu investor domestik dan asing, seiring prediksi kinerjanya yang masih akan mencatatkan lonjakan laba.
Tahun 2022 dinilai sebagai kebangkitan perbankan Tanah Air, setelah tertekan akibat pandemi Covid-19. Sebagian dari 4 bank besar (the big four), telah merilis kinerja keuangan 2022. Di antaranya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih melonjak 29,6% jadi Rp40,7 triliun di 2022, ditopang pendapatan bunga bersih (NII) melesat 13,6% jadi Rp64,14 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
Kinerja ciamik juga ditorehkan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang berhasil meraih laba bersih Rp18,31 triliun di 2022, atau meroket 68%. Ini merupakan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah bank pelat merah tersebut.
Adapun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) belum merilis kinerjanya di 2022. Namun hingga November 2022, kinerja laba bersihnya cukup memuaskan, yakni BRI meraup laba bersih Rp43,96 triliun atau melesat 57,96% dan Bank Mandiri mengantongi laba bersih Rp34,81 triliun atau tumbuh 59,83%.
Selain bisa mendongkrak kinerja reksadana saham,Tim Analis Bareksa menilai positifnya kinerja perbankan juga akan mendorong optimisme pasar, yang masih menanti (wait and see) rilis beberapa data ekonomi pekan ini. Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (30/1/2023) melemah 0,38% di level 6.872,48.
Baca juga : Bareksa Insight : Kecemasan Resesi Global Mereda, Ini Jurus Cuan Investasi Reksadana
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
2. Smart Investor juga bisa menambah porsi investasinya di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi. Langkah ini sembari menunggu pelemahan ekspektasi (yield) acuan Obligasi Negara ke level yang lebih atraktif di 6,75-6,85%, agar Smart Investor bisa mempertimbangkan investasi di reksadana berbasis Surat Berharga Negara (SBN).
Penguatan rupiah diprediksi masih akan jadi kunci utama yang bisa mendongkrak penguatan yield Obligasi Negara ke depannya dan ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) dan Bank Indonesia. Menurut data CNBC Indonesia, yield SBN 10 tahun pada Senin (30/1/2023) di level 6,764% atau menguat 0,037 poin.
Simak juga : Bareksa Insight Weekly: Reksadana Saham Berbasis Nikel Berpotensi Cuan Tahun Ini
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
Beberapa produk reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana pendapatan tetap yang bisa dipertimbangkan oleh Smart Investor dengan profil risiko agresif dan moderat ialah sebagai berikut :
Kinerja Imbal Hasil 1 Tahun (per 30/1/2023)
Top picks :
Reksadana Pendapatan Tetap
- Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 7,78%
- Trimegah Fixed Income Plan : 6,7% (termasuk pembagian dividen)
Reksadana Indeks dan Saham
- BNP Paribas Sri Kehati : 11,22%
- Allianz Alpha Sector Rotation : 10,27%
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : Investasi Asing di RI Meroket 44% di 2022, Ini Dampaknya ke Reksadana
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.