Begini Prospek Kinerja Reksadana di Semester II 2022
Memasuki paruh kedua tahun ini, prospek kinerja reksadana masih dibayangii sejumlah sentimen negatif
Memasuki paruh kedua tahun ini, prospek kinerja reksadana masih dibayangii sejumlah sentimen negatif
Bareksa.com - Perdagangan pasar modal Indonesia semester I 2022 telah resmi berakhir pada Kamis (30/6/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai indeks acuan pasar saham Tanah Air harus rela ditutup di bawah level psikologis 7.000, tepatnya berada di level 6.911,58.
Dengan level tersebut, IHSG mencatatkan kinerja positif dengan kenaikan 5,02 persen year to date (YTD) jika dibandingkan dengan penutupan akhir 2021 di level 6.581,48. Capaian tersebut menghantarkan indeks saham kebanggaan Indonesia tersebut menjadi indeks saham dengan imbal hasil (return) terbaik di kawasan Asia Pasifik.
Ranking IHSG dibandingkan indeks saham global lainnya juga terbilang baik. IHSG sukses menduduki peringkat kelima terbaik dunia dari sisi return. Kinerja IHSG yang menorehkan kenaikan cukup baik sepanjang semester I 2022, secara umum justru tidak sejalan dengan kinerja reksadana berbasis ekuitas.
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data Bareksa,indeks reksadana saham harus puas mengalami koreksi 0,16 persen YTD yang membawanya di peringkat ketiga. Di bawahnya atau posisi terakhir, ada indeks pendapatan tetap yang melemah 1,03 persen.
Adapun di peringkat pertama dan kedua diraih oleh indeks reksadana campuran dan indeks reksadana pasar uang dengan kenaikan masing-masing 1,35 persen dan 0,96 persen.
Prospek Reksadana Semester II 2022
Memasuki paruh kedua tahun ini, prospek kinerja reksadana masih dibayangii sejumlah sentimen negatif mulai dari risiko resesi hingga potensi kenaikan suku bunga global dan Indonesia.
Pelaku pasar akan mencermati kekhawatiran akan potensi resesi yang disebabkan oleh rencana kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang lebih agresif dari perkiraan guna mengatasi laju inflasi yang begitu cepat hingga telah menyentuh level 8,6 persen pada Mei 2022.
Selain itu, investor juga akan menantikan reaksi Bank Indonesia (BI) dalam mempertahankan pergerakan nilai tukar rupiah ke depannya. Hingga saat ini BI merasa masih belum perlu menaikan suku bunga ditengah inflasi domestik yang sudah meningkat namun masih berada dalam perkiraan.
Seperti diketahui, rilis data inflasi Indonesia pada Juni 2022 yang mencapai 0,61 persen secara bulanan atau 4,35 persen YoY sebenarnya telah melebihi target dari BI di angka 3 persen (±1 persen).
Namun, BI melihat rilis data inflasi inti Mei yang masih tergolong rendah serta kenaikan subsidi energi oleh pemerintah yang didukung pembiayaan dari BI akan tetap mendorong terkendalinya inflasi di Indonesia. Sehingga, BI berencana untuk tidak buru-buru menaikkan suku bunga bulan depan karena fundamental ekonomi Indonesia yang masih stabil.
Dengan kondisi pasar saat ini, kinerja reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap sedang dalam kondisi yang cenderung volatil, sehingga investor sebaiknya tetap wait & see. Namun, bagi investor yang tetap ingin berinvestasi di reksadana sahamdapat melakukan strategi investasi average down untuk memperkecil risiko kerugian.
Atau alternatif lainnya sementara dapat menempatkan dana ke dalam reksadana pasar uang yang memiliki risiko sangat rendah sambal menunggu peluang yang muncul untuk kembali masuk ke dalam instrumen yang lebih berisiko.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.