Begini Cara Investasi Agar Bisa Kalahkan Inflasi
Zaman sekarang, menabung saja tidak cukup, karena kita harus mengikuti inflasi yang terus naik
Zaman sekarang, menabung saja tidak cukup, karena kita harus mengikuti inflasi yang terus naik
Bareksa.com - Mungkin dari kecil kita sering kali mendengar istilah “nabung pangkal kaya”. Tapi kalau zaman sekarang, sepertinya menabung saja tidak cukup, karena kita harus mengikuti inflasi yang terus naik, seperti halnya beberapa waktu terakhir ini.
Buat kamu yang belum mengerti apa itu inflasi, sederhananya inflasi diartikan sebagai keadaan di mana uang yang kita miliki mengalami penurunan nilai yang menyebabkan harga barang atau jasa terus naik.
Sebagai contoh, pada tahun 2010 harga sebungkus mie instan sekitar Rp 1.000 saja, namun lebih dari 10 tahun kemudian atau pada saat ini kamu pasti tau harganya bisa lebih dari Rp2.500. Ini artinya kita harus menambah pengeluaran menjadi Rp 1.500 untuk membeli sebungkus mie instan yang sama, kenaikan harga inilah yang disebut inflasi.
Promo Terbaru di Bareksa
Sekarang sudah jelas, walaupun uang kita bertambah banyak karena rajin menabung, tetapi apa yang bisa kita beli dengan uang itu semakin lama semakin berkurang.
Lalu bagaimana cara melawan inflasi?
Jawabannya adalah kita harus menaikkan nilai uang kita lebih besar dari tingkat inflasi, yakni dengan melakukan investasi. Mengapa tidak cukup dengan menabung?
Sebagai gambaran, inflasi Indonesia per Mei 2022 mencapai 3,55 persen. Sementara itu, rata-rata suku bunga deposito tenor 12 bulan berdasarkan data Pusat Informasi Pasar Uang Bank Indonesia per 22 Juni 2022 hanya sebesar 3,27 persen.
Itu pun belum dipotong pajak atas bunga deposito yang sebesar 20 persen, artinya imbal hasil bersih yang diterima hanya 2,62 persen. Artinya, jika hanya mengandalkan tabungan, uang kita justru akan -0,93 persen (2,62 persen – 3,55 persen).
Bandingkan jika kita memilih untuk berinvestasi, misalkan ke jenis investasi yang rendah risiko seperti reksadana pasar uang.
Sumber : Bareksa
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa top 10 return tertinggi reksadana pasar uang di Bareksa mampu memberikan imbal hasil (return) di atas 4 persen, tepatnya dengan rata-rata 4,36 persen. Itu pun sudah imbal hasil bersih yang diterima investor, alias tanpa dikenakan lagi pajak.
Artinya dengan berinvestasi di reksadana pasar uang, kita setidaknya sudah bisa mengalahkan inflasi di mana uang kita masih surplus 0,81 persen (4,36 persen – 3,55 persen). Jauh lebih baik dibandingkan dengan deposito bukan?
Jadi mulai saat ini jangan hanya sekadar menabung ya, karena ada “hantu” inflasi yang selalu membayangi. Lakukanlah investasi secara rutin untuk meningkatkan kekayaan kita.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.