IHSG Diprediksi Menuju 7.600, Sentimen Positif Reksadana Saham
Katalis utama pendorong pergerakan IHSG tersebut adalah terkendalinya tingkat inflasi di tengah konflik geopolitik Rusia - Ukraina, yang memicu dana asing dalam jumlah besar masuk ke pasar modal Indonesia
Katalis utama pendorong pergerakan IHSG tersebut adalah terkendalinya tingkat inflasi di tengah konflik geopolitik Rusia - Ukraina, yang memicu dana asing dalam jumlah besar masuk ke pasar modal Indonesia
Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi terus menguat tahun ini, bahkan bisa menembus 7.600. Peningkatan IHSG ini bisa menjadi katalis positif bagi reksadana berbasis saham.
Ekonom Ciptadana Sekuritas Asia Nicko Yosafat menjelaskan, katalis utama pendorong pergerakan IHSG tersebut adalah terkendalinya tingkat inflasi di tengah konflik geopolitik Rusia - Ukraina, yang memicu dana asing dalam jumlah besar masuk ke emerging markets termasuk pasar modal Indonesia. Pada kuartal I 2022, total dana asing yang masuk ke Indonesia sudah mencapai sekitar Rp32 triliun.
“Dampak langsung konflik Rusia-Ukraina memang kecil terhadap Indonesia. Tapi konflik tersebut membuat peningkatan harga komoditas sehingga Indonesia kebanjiran foreign flow," ujar Nicko dalam keterangan tertulis belum lama ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Nicko menjabarkan konflik tersebut mendorong peningkatan inflasi di Amerika Serikat (AS) sekitar 7,9 persen secara tahunan pada Februari 2022. Hal ini akan membuat bank sentral di Negeri
Paman Sam tersebut berpeluang meningkatkan suku bunga acuan hingga enam kali tahun ini.
Di sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai sekitar 4,9 persen. Dia optimistis tingkat konsumsi rumah tangga akan terjaga, terlebih momentum ini dibarengi dengan bulan Ramadhan yang membuat daya beli masyarakat meningkat.
Dalam kesempatan yang sama, Founder Indonesia Investment Education Rita Effendy juga melihat adanya risiko peningkatan inflasi di seluruh dunia. Namun, peningkatan inflasi lebih tinggi terjadi di negara maju karena tingkat stimulus yang diberikan kepada konsumen pasca pandemi.
“Naiknya harga energi dan pangan telah memicu inflasi yang lebih tinggi di banyak negara. Faktor-faktor tersebut dapat terus menambah inflasi pada 2022,” tuturnya.
Rita memperkirakan IHSG berada di level kisaran 7.400-7.500. Dengan adanya tingkat inflasi tersebut, dana asing akan konsisten membanjiri emerging market. Harga komoditas pun akan tetap tinggi sepanjang tahun karena gangguan pasokan dan kenaikan permintaan.
Pertumbuhan pendapatan diperkirakan pada kisaran 22 persen pada 2022 dengan pertumbuhan ekonomi hingga 5.4 persen. Adapun tingkat inflasi akan berada di kisaran 3.2 persen dan nilai tukar rupiah akan stabil di kisaran Rp14.000.
Sektor-Sektor Pilihan
Dengan kondisi demikian, pihaknya mencermati empat sektor di pasar modal yang memiliki prospek pertumbuhan positif seperti pertambangan, perbankan, properti dan menara. Di sektor pertambangan, Rita melihat kebutuhan nikel ke depan akan tinggi yang berasal dari baterai untuk kendaraan listrik dan stainless steel.
"Indonesia akan menjadi produsen nikel terbesar dengan diperkirakan 40 persen pangsa pasar pada 2024, terutama didorong oleh produksi nikel untuk stainless steel,” ujarnya.
Sementara untuk sektor perbankan terdorong pemulihan pertumbuhan ekonomi dan mobilitas sosial yang kembali menuju normal. Industri perbankan juga dinilai masih mampu menjaga biaya dana di tengah turunnya bunga deposito berjangka dan rendahnya eksposur ke instrumen keuangan tersebut.
Di sektor properti, permintaan hunian kian solid karena pulihnya pertumbuhan ekonomi.
Hal ini menjadi sentimen positif untuk sektor properti dan keputusan pemerintah memperpanjang insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) juga menjadi katalis positif bagi industri tersebut.
Kinerja sektor kawasan industri pun akan didorong oleh permintaan dari investasi di industri terkait seperti pembangunan smelter dan pusat data. Namun ada yang tetap harus diwaspadai yaitu kenaikan suku bunga Bank Indonesia yang mengikuti kenaikan suku bunga The Fed.
Peluang Reksadana Saham
Dengan meningkatnya IHSG itu, instrumen investasi reksadana saham akan terkena dampak positifnya. Mayoritas atau 66 dari 72 produk reksadana saham yang ada di Bareksa membukukan tingkat pengembalian (return) yang positif dalam setahun terakhir (per 4 April 2022).
Bahkan HPAM Ultima Ekuitas I, Semesta Dana Saham dan Manulife Saham Andalan bisa membukukan tingkat pengembalian di atas 30 persen. HPAM Ultima Ekuitas I dari Henan Putihrai Asset Management membukukan return 34,06 persen.
Kemudian Semesta Dana Saham mencatatkan imbal hasil 32,87 persen, serta Manulife Saham Andalan membukukan cuan 30,58 persen.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.