Peluang di Tengah Krisis Rusia - Ukraina, Bareksa Prioritas Sarankan Investasi Ini
Nasabah HNWI disarankan tetap berinvestasi di reksadana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi
Nasabah HNWI disarankan tetap berinvestasi di reksadana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi
Bareksa.com - Berawal dari konflik politik di Crimea yang strategis untuk memperkuat pengaruh Rusia di Kawasan Eropa Timur dan Timur Tengah, kini menjadi penyerangan militer ke Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer secara resmi (24/2/2022), yang kemudian dimulai dengan ledakan di sejumlah kota di Ukraina, termasuk Kyiv, Odessa, Kharkiv dan Mariupol.
Pecahnya perang memicu sanksi dari AS dan Eropa kepada Rusia dengan tujuan melumpuhkan secara ekonomi termasuk embargo perdagangan dari dan ke Rusia. Padahal, negara ini merupakan salah satu produsen global untuk energi dari minyak, gas, serta sejumlah komoditas pangan seperti gandum dan kedelai.
Kelangkaan komoditas akibat konflik geopolitik tersebut memicu lonjakan harga atau inflasi dan krisis secara global. Namun, menurut Bareksa Prioritas, di balik setiap krisis, pasti ada peluang bagi investor, termasuk para nasabah high net-worth individuals (HNWI), untuk mengamankan portofolio bahkan meraih keuntungan.
Promo Terbaru di Bareksa
Data Historis Krisis Geopolitik
Menurut riset tim analis Bareksa berdasarkan data historis pasar modal ketika adanya krisis geopolitik, terdapat peluang untuk masuk di pasar dengan harga yang murah. Sebagai contoh, pada saat kejadian serangan teroris di gedung WTC Amerika Serikat pada 11 September 2001, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 3,5 persen sehari.
Head of Investment Bareksa Christian Halim menjelaskan penurunan di pasar saham saat itu berlangsung 28 hari hingga IHSG menyentuh titik terendah dengan total penurunan 17,6 persen dan bisa pulih kembali dalam 136 hari.
"Artinya, investor berpeluang mendapatkan keuntungan dari pasar saham bila masuk di titik terendah atau ketika terjadi penurunan tajam selama krisis tersebut berlangsung. Terlebih saat ini, kondisi ekonomi Indonesia masih memiliki prospek positif, sehingga pasar saham dan investasi keuangan kedepannya masih bisa tumbuh," kata Christian.
Kejadian Penting | Tanggal Terjadi | S&P dalam sehari | Total Penurunan | Jumlah hari ke | IHSG dalam sehari | Total Decline | Calendar Days to | ||
Paling Rendah | Pulih Kembali | Paling Rendah | Pulih Kembali | ||||||
Serangan Drone ke Saudi Aramco | 14 Sept 19 | -0.3% | -4.0% | 19 | 41 | -1.8% | -5.3% | 24 | 41 |
Krisis Nuklir Korea Utara | 28 Jul 17 | -0.1% | -1.5% | 14 | 36 | 0.2% | -1.2% | 5 | 6 |
Pengeboman Syria | 7 Apr 17 | -0.1% | -1.2% | 7 | 18 | -0.5% | -1.8% | 11 | 19 |
Invasi AS ke Irak | 20 Mar 03 | 0.2% | n.a | n.a | n.a | 2.4% | Up | n.a | n.a |
Tragedi 9/11 | 11 Sept 01 | -4.9% | -11.6% | 11 | 31 | -3.5% | 17.6% | 28 | 136 |
Sumber: Bloomberg, Mandiri Sekuritas, Bareksa Research Team
Lonjakan Inflasi
Sementara itu, Chief Investment Officer Jagartha Advisors Erik Argasetya menilai bahwa krisis akibat konflik Rusia-Ukraina ini dapat mendorong terjadinya kenaikan harga barang-barang akibat adanya cost-push inflation, karena terganggunya pasokan baik bahan baku pangan seperti gandum, kedelai dan pupuk, maupun komoditas terkait energi.
Dia menjelaskan ancaman inflasi akan menghantui seluruh kawasan Eropa akibat sanksi ekonomi terhadap Rusia. Rusia sendiri berkontribusi terhadap setidaknya 40% pasokan suplai gas dan 30 persen pasokan suplai minyak pada kawasan tersebut.
"Dengan tingginya inflasi dikhawatirkan isu ini akan menghambat pertumbuhan ekonomi global di mana kawasan Eropa juga merupakan salah satu bagian dari rantai pasokan global. Belum lagi rencana kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve yang dapat semakin mengurangi likuiditas di pasar, yang juga dapat mempengaruhi kebijakan moneter serupa oleh Bank Indonesia," ujar Erik.
Menanggapi kondisi ini, Managing Partner Bareksa Prioritas Jimmy Teh menyarankan investor untuk mempertimbangkan berbagai sentimen dalam mengatur strategi investasi reksadana.
"Kami menyarankan investor untuk tetap berinvestasi di reksadana sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasinya," Kata Jimmy.
Sesuai Profil Risiko
Di lain sisi, selain pentingnya tetap berinvestasi sesuai profil risiko masing-masing, adanya krisis Rusia-Ukraina ini dapat juga berpotensi menguntungkan beberapa sektor di IHSG terutama emiten yang berbasis komoditas seperti batu bara, emas, dan energi (minyak dan gas).
Hal ini pun juga dapat berpotensi menjadi salah satu katalis bagi para investor asing untuk dapat mengalihkan porsi alokasi investasinya dari Rusia ke Indonesia yang saat ini sudah mempunyai peringkat kredit (credit rating) lebih tinggi dari Rusia – (Fitch: Indonesia, BBB dan Rusia, C) semenjak dipangkasnya peringkat utang Rusia.
Sementara itu, investor dengan profil risiko moderat dapat tetap melakukan akumulasi secara bertahap di reksadana pendapatan tetap.
Lalu, investor dengan profil risiko konservatif dapat melakukan investasi dengan alokasi yang lebih besar di reksadana pasar uang dan porsi yang lebih rendah di reksadana pendapatan tetap.
Mutual Fund Performance
Data Per Tanggal 11 Maret 2022
Daftar Reksa Dana | Imbal Hasil (Return) | |
Equity IDR | YTD (%) | 1 Yr (%) |
Sucorinvest Equity Fund | 4.06 | 11.75 |
Sucorinvest Maxi Fund | 1.48 | 4.56 |
Reksa Dana Indeks BNP Paribas Sri Kehati | 7.74 | 8.50 |
Fixed Income IDR | YTD (%) | 1 Yr (%) |
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A | 0.08 | 5.58 |
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund* | 1.23 | - |
Sucorinvest Stable Fund | 1.30 | 8.29 |
Money Market | YTD (%) | 1 Yr (%) |
Sucorinvest Money Market Fund | 0.99 | 5.28 |
Sucorinvest Sharia Money Market Fund | 0.88 | 4.59 |
Syailendra Dana Kas | 0,69 | 3,95 |
Sumber: Bloomberg, Bareksa.com, Jagartha Research, *New Fund
* * *
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.