Top 10 Reksadana Cuan Tertinggi Saat Pasar Dibayangi Sentimen Kebijakan The Fed
Indeks reksadana saham berhasil naik 0,15 persen, sementara indeks reksadana saham syariah mengalami koreksi tipis dengan -0,11 persen kemarin
Indeks reksadana saham berhasil naik 0,15 persen, sementara indeks reksadana saham syariah mengalami koreksi tipis dengan -0,11 persen kemarin
Bareksa.com - Mengakhiri perdagangan Rabu (15/12/2021), pasar saham Indonesia mampu berakhir di zona positif meskipun dengan penguatan yang relatif terbatas. Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 0,16 persen ke level 6.626,26.
Aktivitas perdagangan tergolong cukup ramai dengan nilai transaksi yang mencapai Rp12,85 triliun, di mana investor asing terlihat lebih dominan menambah kepemilikan saham Tanah Air dengan catatan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp179,04 miliar di pasar reguler.
Selasa malam waktu Indonesia, Amerika Serikat (AS) melaporkan Indeks Harga Produsen (IHP) naik 9,6 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih tinggi dari estimasi konsensus dalam polling Dow Jones.
Promo Terbaru di Bareksa
Kenaikan harga dan inflasi ini membuat pasar bertaruh bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan segera mengetatkan kebijakan moneternya.
Selain itu, proses pengurangan pembelian aset (quantitative easing/QE) atau tapering berpotensi dipercepat oleh The Fed, dari yang tadinya hanya dikurangi sebesar US$15 miliar, sekarang dapat dikurangi menjadi US$30 miliar, sehingga QE akan menjadi nol dalam waktu 4 sampai 5 bulan. Setelah QE selesai, maka langkah selanjutnya adanya menaikkan suku bunga.
Kendati secara global sentimen masih negatif, tetapi rilis data neraca dagang Indonesia yang tetap surplus besar menjadi salah satu katalis positif untuk IHSG.
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor Indonesia naik hampir 49 persen secara tahunan (yoy), sedangkan impor naik hampir 60 persen (yoy). Di tengah kenaikan impor ke level tertinggi sepanjang sejarah, neraca dagang masih surplus sebesar US$ 3,51 miliar pada November 2021.
Tren surplus neraca dagang yang masih berlanjut seharusnya bisa menjadi tenaga untuk rupiah menguat atau setidaknya stabil. Stabilitas nilai tukar merupakan kunci penting dari investor terutama asing.
Dengan rupiah yang stabil, investor asing menjadi lebih tertarik pada aset-aset keuangan Tanah Air, sehingga dapat memicu inflow yang mendorong kenaikan harga aset berisiko seperti saham.
Baca : Antara Emas dan Reksadana, Investasi Mana Lebih Cuan Saat Pandemi?
Reksadana Saham Dominasi Return Harian
Kondisi pasar saham Indonesia yang naik tipis pada perdagangan kemarin, secara umum masih mampu mendorong kinerja reksadana saham terapresiasi.
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham berhasil naik 0,15 persen, sementara indeks reksadana saham syariah mengalami koreksi tipis dengan -0,11 persen.
Sumber: Bareksa
Secara lebih rinci, produk reksadana saham terlihat masih mampu mendominasi kinerja positif pada perdagangan kemarin.
Berdasarkan top 10 imbal hasil (return) harian pada perdagangan kemarin, 5 di antaranya ditempati oleh produk reksadana saham, disusul 4 produk reksadana indeks & ETF, dan 1 produk reksadana campuran.
Sumber: Bareksa
Baca : Investasi Reksadana di Bareksa dapat OVO Poin dan Voucher GrabFood
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang (>5 tahun). Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerjasama dengan Mitra Emas berizin.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.