Top 10 Reksadana Juara Cuan Pekan ke-3 Maret, Saat The Fed Naikkan Bunga Acuan
Sepanjang pekan ketiga Maret 2022, IHSG mengakumulasikan penguatan mingguan 0,47 persen ke level 6.954,96
Sepanjang pekan ketiga Maret 2022, IHSG mengakumulasikan penguatan mingguan 0,47 persen ke level 6.954,96
Bareksa.com - Pasar saham Indonesia berhasil menguat pada perdagangan pekan ketiga di Maret 2022 bahkan sempat menembus rekor level psikologis 7.000, menyusul membaiknya sentimen global di tengah meredanya ketegangan di Ukraina meskipun berujung pada tekanan saham-saham komoditas.
Dalam perdagangan yang berlangsung mulai dari 14 hingga 18 Maret 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebanyak 3 hari, sementara 2 hari lainnya mampu menguat. Namun, IHSG masih mampu mengakumulasikan penguatan secara mingguan sebesar 0,47 persen ke level 6.954,96.
Di sisi lain, investor asing tampak bersemangat dalam memborong aset berisiko Tanah Air yang tercermin dari catatan aksi beli bersih (net buy) sepanjang pekan lalu yang mencapai Rp6,66 triliun di pasar reguler.
Promo Terbaru di Bareksa
Mengawali pekan, IHSG menguat 0,43 persen atau 29,6 poin pada Senin (14/3). Kenaikan terjadi mengikuti tren positif dana global yang menyerbu pasar saham nasional di tengah masih tingginya harga komoditas akibat kekhawatiran akan efek krisis Ukraina.
Tren positif tersebut berlanjut pada Selasa (15/3), hingga indeks saham kebanggaan Indonesia tersebut sempat menyentuh level psikologis 7.000 meski kemudian pasar melakukan konsolidasi karena khawatir bahwa reli tersebut belum didukung aspek fundamental seperti risiko perang.
IHSG pun berakhir terkoreksi 0,49 persen pada Selasa. Reli pada Rabu (16/3) terjadi di tengah menguatnya perkiraan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS), yakni Federal Reserve (The Fed), hanya menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (Bp) pada Maret.
Kenaikan Fed Funds Rate secara terbatas tersebut menekan risiko taper tantrum (koreksi pasar karena pengetatan moneter di AS). Namun koreksi saham-saham komoditas dalam 3 hari terakhir perdagangan menggerogoti reli IHSG selama sepekan.
Dalam rapat yang berlangsung tanggal 15-16 Maret 2022, The Fed menaikan suku bunga acuan Federal Funds Rate 25 basis poin (bps). The Fed mengubah perkiraan inflasi tahun 2022 menjadi 4,3 persen dari prediksi yang dikemukakan pada Desember 2021 yang sebesar 2,6 persen. Saat bersamaan, The Fed juga mengubah proyeksi kenaikan Federal Funds Rate menjadi 1,9 persen pada akhir 2022 dan 2,8 persen pada 2023.
Proyeksi itu lebih tinggi daripada prediksi yang dikemukakan pada Desember 2021 yaitu 0,9 persen untuk akhir 2022 dan 1,6 persen pada 2023, serta menyiratkan kenaikan suku bunga sebanyak 7 kali pada 2022 dan 4 kali pada 2023.
Mayoritas Jenis Reksadana Melemah
Kondisi pasar saham yang mengalami kenaikan terbatas pada pada pekan lalu, secara umum nyatanya tidak berbanding lurus terhadap kinerja berbagai jenis reksadana, di mana mayoritas justru mengalami koreksi.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham menjadi yang paling turun dalam pada pekan lalu dengan penurunan 0,23 persen, disusul oleh indeks reksadana campuran yang terkoreksi 0,16 persen.
Selanjutnya indeks reksadana pendapatan tetap juga ikut berkurang 0,01 persen. Alhasil hanya itu, indeks reksadana pasar uang yang mempu tumbuh positif 0,04 persen.
Namun di sisi lain, top 10 produk reksadana yang berhasil mencatatkan imbal hasil (return) mingguan tertinggi pada pekan lalu ternyata masih mampu didominasi oleh jenis reksadana yang high-risk, di mana reksadana saham dan reksadana campuranmasing-masing 4 produk, kemudian reksadana indeks & ETF dengan 2 produk.
Sumber: Bareksa
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.