Perusahaan Properti China Terancam Bangkrut Tekan Pasar, Reksadana Ini Masih Mencorong
Mayoritas bursa saham global kemarin tertekan karena isu perusahaan properti raksasa asal China, Evergrande Group dikabarkan terancam bangkrut sehingga memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global
Mayoritas bursa saham global kemarin tertekan karena isu perusahaan properti raksasa asal China, Evergrande Group dikabarkan terancam bangkrut sehingga memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global
Bareksa.com - Kinerja sejumlah reksadana pendapatan tetap masih mencatatkan kenaikan terbatas di tengah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks saham Tanah Air pada 20 September 2021 turun 0,93 persen ke level 6.076,31.
Menurut analisis Bareksa, investor cenderung mengalihkan dananya pada aset investasi yang risikonya dinilai lebih rendah seperti obligasi ketika pasar saham sedang mengalami koreksi.
Mayoritas investor juga masih menanti beberapa rilis data ekonomi dari dalam dan luar negeri yang akan mempengaruhi pergerakan pasar keuangan Indonesia.
Promo Terbaru di Bareksa
Di sisi lain, mayoritas bursa saham global mengalami penurunan karena isu dari perusahaan properti kedua terbesar China, Evergrande Group dikabarkan terancam bangkrut dan gagal bayar utang sehingga memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
Hal ini turut mempengaruhi pelemahan bursa saham Indonesia dan mendorong penurunan reksadana saham dan reksadana indeks. Investor dalam negeri juga cenderung melakukan aksi jual menanti rilis kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) pekan ini.
Untuk diketahui, Bank Sentral AS atau The Fed dijadwalkan melaksanakan Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini, yang diperkirakan akan mengetatkan kebijakan moneternya melalui program reduksi pembelian kembali obligasi Pemerintah Adidaya tersebut (tapering off).
Di tengah penguatan terbatas pasar obligasi dan tekanan di pasar saham, investor dengan profil risiko agresif dan moderat bisa mempertimbangkan beberapa produk reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana pendapatan tetap yang mencatatkan kinerja cemerlang berikut ini :
Imbal Hasil Reksadana 1 Tahun (per 20 September 2021)
Reksadana Saham
Sucorinvest Sharia Equity Fund : 56,01 persen
Eastspring Investments Value Discovery Kelas A : 27,57 persen
Reksadana Indeks
Principal Index IDX30 : 5,73 persen
BNP Paribas Sri Kehati : 3,9 persen
Reksadana Pendapatan Tetap
Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A : 8,65 persen
Ganesha Abadi Kelas G : 5,18 persen
(Sigma Kinasih/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.