Outlook 2022: Reksadana Pendapatan Tetap Masih Stabil, Ini Kata Manajer Investasi
Isu tapering oleh The Fed diharapkan tidak berdampak signifikan bagi pasar obligasi
Isu tapering oleh The Fed diharapkan tidak berdampak signifikan bagi pasar obligasi
Bareksa.com - Sejumlah faktor global yang muncul tahun depan bisa memberi dampak bagi pergerakan pasar obligasi, sehingga mendorong kinerja reksadana pendapatan tetap. Sejumlah manajer investasi dalam pandangan market outlook 2022 menilai prospek positif investasi reksadana pendapatan tetap.
Setelah ekonomi global sempat tersendat karena adanya pandemi Covid-19, tahun 2022 diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan yang berarti. Dengan pembukaan ekonomi kembali, demand (permintaan) global semakin tinggi, tetapi supply (penawaran) relatif lambat.
Djumala Sutedja, Direktur & Head of Fixed Income PT BNP Paribas AM menjelaskan bahwa di saat yang sama tingkat likuiditas global masih tinggi, sehingga dampaknya adalah kenaikan harga-harga komoditas, baik itu makanan maupun energi, yang pada akhirnya berujung pada inflasi yang tinggi.
Promo Terbaru di Bareksa
Sementara itu kebijakan tapering oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, yang tengah menjadi fokus perhatian pasar saat ini diperkirakan tidak akan membawa dampak yang terlalu signifikan pada pasar domestik.
“Volatilitas pasar akan selalu ada. Namun, melihat kondisi fundamental pertumbuhan Indonesia yang cukup kuat saat ini, kami optimis Indonesia dalam posisi yang siap menghadapi tapering yang akan berlangsung hingga pertengahan tahun 2022 nanti," ujar Djumala dalam paparan market outlook 2022 melalui e-mail kepada Bareksa.
Menanggapi dampak tapering terhadap arus kepemilikan asing di Indonesia, sentimennya pun cenderung lebih baik. Djumala menerangkan minat asing untuk berinvestasi di pasar negara berkembang memang masih selektif.
Senada, Director & CIO Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Ezra Nazula menjelaskan bahwa tapering yang dilakukan oleh The Fed saat ini berbeda dengan kondisi 2013. Saat ini, dengan komunikasi yang baik, pasar sudah bisa mengantisipasi kebijakan pengurangan pembelian obligasi AS tersebut.
Selanjutnya, rencana penaikan suku bunga acuan oleh The Fed juga akan dilakukan secara transparan. Dampaknya, tidak akan signifikan bagi perubahan harga obligasi.
Memandang kondisi pasar obligasi di Indonesia, Ezra mengatakan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) juga cukup menarik. Pasalnya, real yield yang didapat dari yield dikurangi inflasi, masih cukup tinggi dibandingkan dengan real yield obligasi negara lain.
"Walaupun ada ekspektasi kenaikan suku bunga di AS dan Indonesia, real yield Indonesia menarik. Seharusnya pasar SBN terjaga dengan gonjang ganjing. Selama likuiditas terjaga, suport perbankan bagus, BI juga masih mendukung, pasar obligasi Indonesia masih menarik," ujar Ezra dalam paparan market outlook 2022 oleh Manulife Aset Manajemen Indonesia.
Grafik Perbandingan Real Yield Obligasi Indonesia dan Negara Lain
Sumber: Paparan MAMI
Menurut proyeksi MAMI, pasar saham Indonesia yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun depan akan mencapai level 7.600. Di tengah pasar saham yang melesat, reksadana pendapatan tetap yang berbasis obligasi bisa menjadi instrumen diversifikasi.
"Tahun depan, saat potensi saham tinggi, obligasi cocok untuk diversifikasi dengan volatilitas rendah," ujar Ezra.
Reksadana pendapatan tetap berisikan mayoritas efek surat utang atau obligasi yang cocok untuk investasi jangka menengah 1-3 tahun. Reksadana pendapatan tetap cocok untuk investor dengan profil risiko moderat hingga menengah.
(Hanum K. Dewi)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.