BNP Paribas AM: Kondisi Fundamental Indonesia Dukung Prospek Investasi 2022
BNP Paribas AM mengatur portofolio reksadana yang seimbang dengan aset new and old economy
BNP Paribas AM mengatur portofolio reksadana yang seimbang dengan aset new and old economy
Bareksa.com - PT BNP Paribas Asset Management (PT BNP Paribas AM) mengungkap prospek investasi di pasar saham dan pasar obligasi tahun 2022, yang juga positif bagi investasi reksadana. Manajer investasi yang terafiliasi dengan grup keuangan di Eropa ini memaparkan strategi dalam mengelola portofolio.
Dalam market outlook 2022 yang dibagikan kepada Bareksa, manajer investasi ini menilai 2021 merupakan tahun yang penuh tantangan dan ketidakpastian bagi investor. Namun, menjelang penghujung tahun 2021, Indonesia dan kebanyakan negara di dunia tengah bersiap-siap membuka kembali aktivitas kegiatan ekonomi dengan harapan pemulihan dapat mulai terjadi di tahun 2022.
Meskipun tingkat pemulihan ekonomi di berbagai negara tidak merata, secara umum PT BNP Paribas AM menilai baik pasar domestik maupun pasar global mengalami hal yang sama. Dari data ekonomi global, terlihat secara umum bahwa dunia secara perlahan menuju kondisi yang lebih normal.
Promo Terbaru di Bareksa
Namun di sisi lain, juga muncul tantangan baru sebagai akibat dari konsekuensi pembukaan ekonomi. Pembukaan kegiatan ekonomi secara hampir bersamaan di negara maju, dari yang sebelumnya stagnan, telah mengakibatkan adanya ketidakseimbangan.
Djumala Sutedja, Direktur & Head of Fixed Income PT BNP Paribas AM menjelaskan, “Persiapan pembukaan ekonomi yang terjadi saat ini mendorong permintaan atau demand yang sangat besar, tapi supply-nya relatif lambat dalam melakukan penyesuaian. Di saat yang sama tingkat likuiditas global masih tinggi, sehingga dampaknya adalah kenaikan harga-harga komoditas, baik itu makanan maupun energi, yang pada akhirnya berujung pada inflasi yang tinggi.”
Sementara itu kebijakan tapering oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, yang tengah menjadi fokus perhatian pasar saat ini diperkirakan tidak akan membawa dampak yang terlalu signifikan pada pasar domestik.
“Volatilitas pasar akan selalu ada. Namun, melihat kondisi fundamental pertumbuhan Indonesia yang cukup kuat saat ini, kami optimis Indonesia dalam posisi yang siap menghadapi tapering yang akan berlangsung hingga pertengahan tahun 2022 nanti," ujar Djumala.
Menanggapi dampak tapering terhadap arus kepemilikan asing di Indonesia, sentimennya pun cenderung lebih baik. Djumala menerangkan minat asing untuk berinvestasi di pasar negara berkembang memang masih selektif.
Net inflow lebih banyak terlihat pada negara-negara yang dinilai mampu mengendalikan pandemi COVID-19 yang lebih baik dan tingkat vaksinasi yang tinggi. Sementara itu per 5 November 2021, Indonesia tercatat masuk dalam kelompok negara-negara yang dianggap mampu mengendalikan penyebaran infeksi COVID-19, sebagaimana diukur dari Reproduction Rate-nya yang stabil berada di bawah angka 11.
Pasar Obligasi dan Pasar Saham
Lebih lanjut, PT BNP Paribas AM menilai kondisi pasar saat ini mendukung kinerja pasar obligasi Indonesia ke depannya. Djumala menegaskan, “Kami melihat adanya perbedaan sensitivitas antara obligasi rupiah dan dolar AS terhadap dinamika pasar dari global. Obligasi berdenominasi rupiah dalam hal ini less sensitive terhadap gejolak di luar negeri karena lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor domestik yang sangat favourable.”
Senada dengan outlook pasar obligasi, PT BNP Paribas AM menilai kelas aset saham juga memiliki potensi yang positif. Kondisi faktor fundamental yang cukup baik mendukung prospek pasar saham ke arah yang positif, dan hal ini juga terlihat dari telah kembalinya investor asing ke Indonesia secara perlahan.
Selama nilai tukar Rupiah stabil dan earnings growth sejalan dengan ekspektasi pasar, potensi arus kepemilikan asing untuk terus masuk ke pasar saham Indonesia masih tetap ada. Namun, pemilihan saham menjadi kunci penting untuk menghasilkan outperformance.
Dengan semakin melebarnya perbedaan antara Producer Price Index (PPI) dan Consumer Price Index (CPI), banyak perusahaan dapat mengalami penurunan tingkat marjin. Dalam hal ini, kemampuan perusahaan untuk meneruskan kenaikan harga pada konsumen juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.
Strategi Portofolio Reksadana
Untuk menangkap peluang investasi yang relevan dengan kondisi saat ini, PT BNP Paribas AM tengah menyiapkan solusi investasi yang inovatif baik bagi nasabah institusi maupun ritel. Manajer investasi ini percaya bahwa kombinasi dalam mengatur portofolio yang seimbang antara old economy dan new economy akan memberikan potensi hasil investasi yang lebih berkelanjutan.
"Sektor-sektor old economy membantu memberikan safety atau dukungan secara fundamental. Sementara new economy dapat memberikan nilai tambah dari segi story atau cerita pertumbuhan ke depannya meskipun risikonya terhadap earnings juga lebih tinggi. Penyusunan investasi yang kami siapkan di tahun depan diarahkan untuk membantu investor menyeimbangkan kedua hal tersebut,” tutup Djumala.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.