Window Dressing, Bagaimana Peluang Cuan di Reksadana Saham?
Dalam 21 tahun terakhir, probabilitas IHSG untuk naik di bulan Desember mencapai 95 persen
Dalam 21 tahun terakhir, probabilitas IHSG untuk naik di bulan Desember mencapai 95 persen
Bareksa.com - Menjelang penghujung tahun, ada satu fenomena di pasar saham yang sering menjadi harapan pelaku pasar untuk memeroleh cuan. Fenomena yang dimaksud adalah “Window Dressing” atau “Santa Claus Rally” yang dipercaya pada bulan Desember harga - harga saham biasanya mengalami kenaikan.
Istilah “Window Dressing” sendiri diambil dari kata window atau jendela yang identik dengan bagian dari rumah yang memungkinkan orang dari luar melihat kondisi di dalam rumah, dan dressing artinya mendekorasi supaya sesuatu terlihat rapi dan baik tanpa banyak merubah kondisi sebenarnya dari rumah tersebut.
Singkatnya jika kita terjemahkan ke bahasa Indonesia, Window Dressing adalah proses mendekorasi beberapa bagian dari rumah supaya bisa terlihat bagus jika dilihat orang luar melalui Jendela.
Promo Terbaru di Bareksa
Sementara dalam konteks pasar modal, aksi Window Dressing adalah upaya mempercantik laporan keuangan oleh emiten / perusahaan dan kinerja portofolio manajer investasi selaku pengelola dana.
Hal ini juga terjadi dalam dunia usaha, misalnya peningkatan penjualan akibat diskon/promo besar-besaran sehingga laporan keuangan di akhir tahun yang bagus menjadi salah satu alasan penguatan harga saham. Pembelian masyarakat yang melonjak bisa dianggap pertanda perekonomian negara sedang baik secara keseluruhan.
Contoh sederhananya adalah ketika kita ditawarkan salah satu produk investasi reksadana saham, maka kita akan ditunjukan grafik pertumbuhan atau kinerja dari tahun ke tahun, artinya kinerja dana kelolaan yang akan diingat dan dipresentasikan adalah kinerja di penutupan tahun, dan apa yang terjadi sepanjang tahun tersebut akan dilupakan, setelah tahun tersebut berlalu.
Karena itu, merupakan sesuatu yang wajar jika para manajer investasi berusaha untuk mengerek harga-harga saham yang yang ada di dalam portofolio mereka di bulan Desember, supaya di penutupan tahun kinerja portofolio yang mereka kelola akan terlihat baik.
Baca juga : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Tren Kinerja IHSG pada Desember
Kekuatan efek dari Window Dressing, dapat terlihat dengan jelas pada kinerja IHSG di bulan Desember, seperti bisa dilihat dalam tabel berikut :
Kinerja IHSG di Bulan Desember 20 Tahun Terakhir | |
2000 | -2.8% |
2001 | 3.1% |
2002 | 8.8% |
2003 | 12.1% |
2004 | 2.3% |
2005 | 6.1% |
2006 | 5.0% |
2007 | 1.6% |
2008 | 9.2% |
2009 | 4.9% |
2010 | 4.9% |
2011 | 2.9% |
2012 | 0.9% |
2013 | 0.1% |
2014 | 1.5% |
2015 | 2.0% |
2016 | 2.5% |
2017 | 5.7% |
2018 | 2.3% |
2019 | 4.8% |
2020 | 6,5% |
Rata-rata 2000 - 2019 | 4.0% |
Sumber: BEI diolah Bareksa
Dari tabel tersebut, dapat dilihat sejarah membuktikan jika probabilitas IHSG mengalami kenaikan pada Desember adalah tertinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Berdasarkan tabel tersebut, dalam 21 tahun terakhir IHSG hanya sekali mengalami penurunan di bulan Desember, yakni pada 2000, sementara 20 tahun lainnya selalu konsisten naik.
Artinya dalam 21 tahun terakhir, probabilitas IHSG untuk naik di bulan Desember mencapai 95 persen. Bukan hanya itu, bahkan di tahun di mana terjadi krisis dan koreksi besar di IHSG seperti pada 2008 serta 2020, IHSG tetap sanggup bergerak naik cukup signifikan di bulan Desember.
Baca juga : Investasi Reksadana di Bareksa dapat OVO Poin dan Voucher GrabFood
Berpotensi Dorong Kinerja Reksadana Saham
Fenomena Window Dressing yang dapat mendorong kenaikan harga saham, tentu akan turut dirasakan oleh reksadana saham yang mayoritas menempatkan dananya instrumen ekuitas tersebut.
Terlebih sepanjang tahun ini, secara umum reksadana saham mencatatkan kinerja paling tertinggal dibandingkan jenis lainnya. Berdasarkan data Bareksa per 29 November 2021, indeks reksadana saham hanya naik 1,51 persen sepanjang tahun berjalan (YtD).
Sumber: Bareksa
Baca juga : #ThREEforGood: Beli Reksadana Bareksa Pakai OVO, Ikut Donasi Yatim Piatu
Kinerja reksadana saham yang sangat tertinggal tersebut tentu menyimpan potensi pertumbuhan yang lebih besar jika fenomena Window Dressing kembali terjadi pada tahun ini.
Dengan demikian, diharapkan kinerja reksadana saham bisa membaik dan unggul dibandingkan jenis lainnya sebagaimana mestinya.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.