Apa Reksadana Terfavorit Investor Indonesia per Juli 2021?
Dari sisi jumlah dana kelolaan, reksadana pendapatan tetap terbesar, namun dari sisi unit penyertaan, reksadana saham masih memimpin
Dari sisi jumlah dana kelolaan, reksadana pendapatan tetap terbesar, namun dari sisi unit penyertaan, reksadana saham masih memimpin
Bareksa.com - Reksadana jenis apa yang paling diminati investor Indonesia per Juli 2021? Reksadana saham, pendapatan tetap, campuran, pasar uang, indeks atau terproteksi?
Reksadana ialah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.
Promo Terbaru di Bareksa
Umumnya, reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Di Indonesia, ada banyak jenis reksadana yang selama ini kita kenal, seperti pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham. Terdapat juga jenis reksadana lain seperti reksadana terproteksi, reksadana global, reksadana indeks, reksadana berbasis sukuk, hingga Exchange Trade Fund (ETF).
Dari sekian banyak jenis reksadana yang ada, manakah yang kira-kira menjadi pilihan favorit investor di Indonesia?
Untuk mengetahuinya, kita bisa mengakses informasi tersebut di situs www.reksadana.ojk.go.id milik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), setiap bulannya OJK menyediakan data perkembangan industri reksadana Tanah Air dan pembagian per jenisnya.
Komposisi Jenis Reksadana Berdasarkan Dana Kelolaan
Data hingga Juli 2021 adalah sebagai berikut :
Sumber: OJK
Berdasarkan grafik tersebut, urutan dari yang terbesar hingga terkecil dari sisi dana kelolaan adalah sebagai berikut :
1. Fixed Income Fund atau reksadana pendapatan tetap 27,43 persen (Rp147,7 triliun)
2. Equity Fund atau reksadana saham 22,47 persen (Rp121 triliun)
3. Money Market Fund atau reksadana pasar uang 19,45 persen (Rp104,74 triliun)
4. Capital Protected Fund atau reksadana terproteksi 18,38 persen (Rp98,96 triliun)
5. Mixed Asset Fund atau reksadana campuran 4,66 persen (Rp25,12 triliun)
6. Global Fund atau reksadana global 3,11 persen (Rp16,73 triliun)
7. Exchanged Traded Fund (RTF) 2,65 persen (Rp14,29 triliun)
8. Index Fund atau reksadana indeks 1,4 persen (Rp7,56 triliun)
9. Sukuk Based Fund atau reksadana berbasis sukuk 0,44 persen (Rp2,38 triliun)
Dari data tersebut, berdasarkan dana kelolaannya, reksadana pendapatan tetap menjadi juaranya. Disusul oleh reksadana saham, reksadana pasar uang, dan reksadana terproteksi.
Dilihat berdasarkan profil risikonya, reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, reksadana terproteksi, dan reksadana berbasis sukuk termasuk dalam kategori konservatif (rendah risiko) karena menggunakan obligasi dan deposito sebagai underlying asset-nya.
Total dana kelolaan (asset under management/AUM) dari keempat jenis tersebut bahkan mencapai Rp353,78 triliun (65,7 persen) dari AUM industri yang mencapai Rp538,48 triliun) per Juli 2021.
Sementara reksadana saham, efek global, ETF, dan reksadana indeks yang termasuk kategori agresif (tinggi risiko) karena menggunakan saham sebagai underlying asset-nya. Kemudian reksadana campuran juga terbilang agresif mengingat secara umum juga merupakan jenis reksadana yang mengalokasikan saham lebih banyak ke dalam portofolionya.
Alhasil, total AUM dari kelima jenis reksadana tersebut Rp184,7 triliun (34,3 persen) dari AUM insudtri. Secara sederhana dapat dikatan bahwa sekitar 65 persen dari dana kelolaan reksadana ditempatkan pada instrumen yang konservatif (rendah risiko), sementara sisanya sekitar 35 persen ditempatkan pada instrumen yang agresif (tinggi risiko).
Karena itu, dapat dikatakan bahwa investor reksadana di Indonesia berdasarkan alokasi dana yang ditempatkan memiliki karakter yang lebih konservatif.
Komposisi Reksadana Berdasarkan Unit Penyertaan
Meskipun berdasarkan dana kelolaan, reksadana pendapatan tetap juaranya pada Juli 2021, namun sejatinya dari sisi jumlah unit penyertaan reksadana saham masih memimpin.
Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report July 2021 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan pada bulan lalu, jumlah unit penyertaan reksadana saham menyumbang 24 persen terhadap total jumlah unit penyertaan di reksadana pada Juli 2021.
Pada bulan lalu, jumlah unit penyertaan reksadana mencapai 400,6 miliar unit atau sedikit menurun dibandingkan Juni 2021 yang sebanyak 401,5 miliar unit.
Seiring gejolak pasar sepanjang tahun ini akibat pandemi Covid-19 gelombang kedua, jumlah unit penyertaan reksadana pada Juli 2021 juga turun 7,95 persen secara year to date, dibandingkan Desember 2020 yang sebanyak 435,1 miliar unit.
Bahkan jika dibandingkan Desember 2019 yang sebanyak 424,8 miliar unit penyertaan, jumlah unit penyertaan reksadana pada Juli 2021 juga menurun.
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report July 2021
Dengan begitu, dapat disimpulkan reksadana saham masih menjadi favorit investor Indonesia meskipun pasar bergejolak akibat dihantam dampak pandemi Covid-19. Atau dapat dikatakan 24 persen investor Indonesia lebih menyukai berinvestasi di reksadana saham.
Bahkan jika digabungkan dengan kontribusi unit penyertaan reksadana campuran yang sebanyak 5 persen, reksadana indeks dan ETF masing-masing 2 persen dan 5 persen, yang juga merupakan kategori produk investasi bagi investor agresif, maka secara sederhana dapat dikatakan sebanyak 36 persen investor di Indonesia merupakan investor dengan profil risiko agresif.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report July 2021. Untuk berlangganan laporan ini silahkan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).
(Arief Budiman/Abdul Malik/Tim Data)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.