Prospek Positif Seiring Ekonomi Pulih, Ini 4 Tips Memilih Reksadana Saham
Reksadana saham dapat dimanfaatkan oleh investor yang forward looking guna menangkap peluang jangka panjang
Reksadana saham dapat dimanfaatkan oleh investor yang forward looking guna menangkap peluang jangka panjang
Bareksa.com - Ingin memilih reksadana saham sebagai bagian instrumen investasi Anda? Jika iya, pilihan Anda sangatlah tepat karena reksadana saham dinilai memiliki prospek menarik di tengah potensi pemulihan ekonomi.
Kabar positif datang dari perekonomian Indonesia yang akhirnya berhasil keluar dari resesi ekonomi dengan mencatatkan pertumbuhan positif 7,07 persen secara tahunan (YoY) di kuartal kedua tahun 2021, setelah sebelumnya di kuartal pertama juga mencatat pertumbuhan positif.
Di sisi lain pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi dibandingkan sejumlah negara di Asia lainnya, seperti India (1,6 persen), Korea Selatan (5,69 persen) dan Jepang (-1,6 persen).
Promo Terbaru di Bareksa
Makanya, menilik peluang potensi pemulihan ekonomi lebih lanjut di tengah program vaksinasi yang terus dipercepat, reksadana saham dapat menjadi pilihan di periode yang sesuai sebagai entry point seperti saat ini, terutama bagi investor jangka panjang dan atau berprofil agresif.
Freddy Tedja, Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia membagikan empat tips dalam memilih reksadana saham, sebagai berikut :
1. Sesuaikan dengan tujuan investasi
Freddy mengatakan langkah awal yang harus dilakukan sebelum memilih reksadana saham adalah memastikan kapan dana investasi ini akan dimanfaatkan.
Berinvestasi di reksadana saham memang menawarkan peluang pertumbuhan yang tinggi, namun juga memiliki tingkat volatilitas atau risiko naik-turunnya harga yang sangat tinggi.
"Jadi, silakan manfaatkan reksadana saham untuk memenuhi tujuan keuangan dalam jangka waktu 10 tahun mendatang atau lebih; misalnya untuk persiapan pensiun," ujar Freddy dalam keterangan tertulisnya akhir pekan lalu.
Sementara untuk investor dengan profil risiko moderat atau memiliki horizon investasi jangka menengah, sedikit porsi reksadana saham tetap bisa dimanfaatkan sebagai booster untuk menggenjot kinerja portofolio investasi secara keseluruhan.
Ia memberi contoh, misalkan 10 persen dari komposisi portofolio kita ditempatkan di reksadana saham, maka sisanya bisa ditempatkan di investasi lainnya yang risikonya cenderung lebih rendah, seperti reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang.
2. Pilih manajer investasi terpercaya
Manajer investasi (MI) memiliki peran sangat penting dalam mengelola dana investasi para investor reksadana. Karena itu, ia menyarankan, investor harus mencari tahu rekam jejak manajer investasi yang akan mengelola dana Anda.
Legalitas manajer investasi dapat dicek di situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (https://reksadana.ojk.go.id/Public/ManajerInvestasiList.aspx).
"Kita juga bisa memeriksa rekam jejak MI melalui situs perusahaan Manajer Investasi maupun beragam artikel berita. Selain itu, ada baiknya untuk mengetahui perusahaan yang terafiliasi dengan manajer investasi tersebut, para profesional di dalamnya, serta tata kelola perusahaan yang diterapkan di Manajer Investasi tersebut," lanjut Freddy.
3. Cari tahu strategi pengelolaan
Freddy menyampaikan ada banyak reksadana saham yang bisa dipilih, masing-masing reksadana saham memiliki strategi pengelolaan.
"Ada yang menggunakan tema investasi berdasarkan kapitalisasi pasar, syariah, konvensional, ESG, dan lain sebagainya), atau berdasarkan sektor tertentu (infrastruktur, teknologi, dan lain lain), atau pun dari cara strategi pengelolaan. Kita harus mendapat informasi lengkap mengenai hal tersebut, memilih yang paling sesuai dengan tujuan investasi kita," paparnya.
4. Perhatikan konsistensi kinerja reksadana untuk periode menengah panjang
Freddy mengatakan salah satu faktor yang penting diperhatikan adalah peringkat dan konsistensi kinerja reksadana. Beberapa perusahaan domestik maupun global mengadakan pemeringkatan reksadana.
Dia menjelaskan salah satu perusahaan pemeringkat yang terpercaya adalah Morningstar Rating. Perusahaan pemeringkat global ini memberikan rating bintang 1-5 terhadap produk dengan usia minimal 3 tahun yang telah melalui proses perhitungan berdasarkan Morningstar Risk-Adjusted Return yang meliputi kinerja bulanan produk dan konsistensi kinerja produk.
"Walaupun tidak selalu harus digunakan, rating tersebut dapat melengkapi pertimbangan dalam memilih reksadana," kata dia.
Sebagai contoh, Freddy menjelaskan, reksadana Manulife Saham Andalan (MSA) dan Manulife Greater Indonesia Fund (MGIF) yang memperoleh rating bintang 5 dari Morningstar Rating pada Juni 2021. Ia mengatakan reksadana MSA memiliki imbal hasil sebesar 27,43 persen YtD Juli 2021, jauh di atas tolok ukurnya yaitu IDX80 yang -12,25 persen.
Sedangkan reksadana MGIF memberikan imbal hasil 24,22 persen YtD per Juli 2021, melebihi tolak ukurnya yaitu IDX80 dalam USD yang -14,78 persen.
"Di tengah potensi pertumbuhan perekonomian Indonesia yang positif, peluang investasi pada reksadana saham dapat dimanfaatkan oleh masyarakat investor yang forward looking, mencermati risiko saat ini namun pada saat yang sama juga menangkap peluang jangka panjang," ujar Freddy.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.