Menjelang Akhir Juli Ekonomi Masih Belum Pasti, Investor Lebih Hati-hati
Sejak awal tahun hingga 19 Juli 2021 kinerja reksadana pasar uang menjadi yang paling unggul dibandingkan jenis reksadana lainnya
Sejak awal tahun hingga 19 Juli 2021 kinerja reksadana pasar uang menjadi yang paling unggul dibandingkan jenis reksadana lainnya
Bareksa.com - Menjelang berakhirnya Juli 2021, kinerja reksadana masih menunjukkan hasil yang bervariatif. Dua jenis reksadana yang rendah risiko seperti pasar uang dan pendapatan tetap masih memimpin dengan imbal hasil yang positif.
Sementara dua jenis reksadana lainnya yang cenderung tinggi risikonya seperti reksadana saham dan reksadana campuran masih mengalami tekanan dengan tumbuh negatif.
Sumber: Bareksa
Promo Terbaru di Bareksa
Berdasarkan data Bareksa, sejak awal tahun hingga 19 Juli 2021 kinerja reksadana pasar uang menjadi yang paling unggul dengan kenaikan 1,62 persen sepanjang tahun berjalan atau year to date (YtD).
DI peringkat kedua, reksadana pendapatan tetap menorehkan kenaikan tipis 0,53 persen YtD. Sementara itu, reksadana campuran dan reksadana saham kompak mencatatkan pertumbuhan negatif masing-masing -2,07 persen YtD dan -6,28 persen YtD.
Capaian tersebut jelas menandakan industri reksadana sedang mengalami tekanan, mengingat dua reksadana yang tinggi risiko seharusnya secara teori juga memberikan imbal hasil yang tinggi pula, namun ternyata sebaliknya.
Hal tersebut tentu tak luput dari kinerja pasar saham Tanah Air yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sejauh ini hanya mampu naik tipis 0,64 persen YtD, sangat jauh dari kata optimal.
Terlebih indeks saham lainnya yang kerap jadi acuan pembentuk portofolio reksadana juga menorehkan kinerja mengecewakan, sebut saja indeks LQ45 (-10,37 persen YtD), JII (-13,28 persen YtD), dan SRI KEHATI (-14,44 persen YtD).
Ekonomi Belum Pasti, Investor Lebih Hati-hati
Apa yang terjadi pada industri reksadana sejauh ini, tentu secara umum menggambarkan sikap yang diambil investor di tengah prospek pertumbuhan ekonomi yang belum pasti akibat pandemic Covid-19 yang masih belum berhenti.
Tekanan ekonomi Indonesia antara lain masih terlihat dari rendahnya daya beli masyarakat. Inflasi tahunan per Juni 2021 tercatat turun ke level 1,33 persen year on year (YoY), dari sebelumnya 1,68 persen YoY pada Mei.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercermin dari pertumbuhan produk domestik bruto juga catatkan angka negatif selama empat kuartal berturut-turut, yakni -5,32 persen YoY (Q2 2020), -3,49 persen YoY (Q3 2020), -2,19 persen YoY (Q4 2020), dan -0,74 persen YoY (Q1 2021).
Kemudian, neraca perdagangan Indonesia juga tercatat turun di Juni menjadi US$1,32 juta dari sebelumnya US$1,4 juta di Mei.
Dengan demikian, kondisi ekonomi saat ini setidaknya masih menjadi lampu kuning bagi investor untuk berhati-hati karena masih belum ada kepastian akan pemulihan ekonomi dalam waktu dekat.
Tipe Reksa Dana | AUM Des-20 (Rp Triliun) | AUM Jun-21 (Rp Triliun) | Pertumbuhan (Rp Triliun) |
Capital Protected Fund | 145,27 | 102,04 | -43,22 |
Equity Fund | 127,79 | 122,15 | -5,64 |
Exchanged Traded Fund | 16,18 | 14,47 | -1,71 |
Fixed Income Fund | 139,15 | 143,24 | 4,09 |
Global Fund | 12,65 | 16,05 | 3,40 |
Index Fund | 9,40 | 7,69 | -1,70 |
Mixed Asset Fund | 26,81 | 24,83 | -1,98 |
Money Market Fund | 94,55 | 103,20 | 8,65 |
Sukuk Based Fund | 1,75 | 2,43 | 0,68 |
Total | 573,54 | 536,11 | -37,44 |
Sumber: OJK, diolah Bareksa
Hal tersebut juga yang akhirnya menekan dana kelolaan reksadana saham dan campuran sepanjang semester I 2021, di mana masing-masing turun Rp5,64 triliun dan Rp1,98 triliun.
Kondisi ini menggambarkan bahwa investor cenderung menghindari reksadana yang tinggi risiko karena faktor pertumbuhan ekonomi yang belum pasti tadi.
Sebaliknya, dana kelolaan reksadana pasar uang dan pendapatan tetap berhasil mencatatkan pertumbuhan yang cukup signifikan sepanjang paruh pertama tahun ini, di mana masing-masing naik Rp8,65 triliun dan Rp 4,09 triliun.
Kondisi ini menggambarkan bahwa investor cenderung bermain aman dengan mengalokasikan dana mereka ke instrumen yang lebih rendah risiko.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.