Ini Alasan Porsi Reksadana Berbasis Sukuk Sangat Kecil
Suplai sukuk jauh lebih terbatas dibandingkan obligasi konvensional
Suplai sukuk jauh lebih terbatas dibandingkan obligasi konvensional
Bareksa.com - Porsi reksadana berbasis surat utang syariah atau sukuk, tercatat masih kecil yakni tak mencapai 1 persen dari keseluruhan dana kelolaan industri reksadana. Apa penyebabnya?
Dana kelolaan untuk produk reksadana berbasis sukuk atau surat utang syariah tercatat Rp2,18 triliun, atau hanya 0,39 persen dari total dana kelolaan industri reksadana yang sebesar Rp568,02 triliun pada April 2021.
Sebaliknya, produk reksadana pendapatan tetap yang memiliki aset dasar berupa obligasi surat konvensional tercatat mencapai Rp140,82 triliun, atau 24,79 persen dari total dana keseluruhan.
Promo Terbaru di Bareksa
Head of Market Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengatakan kecilnya porsi reksadana berbasis surat utang syariah lebih dikarenakan suplai sukuk yang jauh lebih terbatas dibandingkan obligasi konvensional.
"Sukuk ini jadi rebutan oleh bank syariah, asuransi syariah, reksadana syariah, sementara penerbitan sukuk lebih kompleks daripada konvensional sehingga porsinya jadi kecil," kata Wawan dilansir Bisnis.com (19/5/2021).
Dia mengatakan dari sisi suplai penerbit cenderung lebih banyak yang memilih untuk menerbitkan obligasi konvensional karena lebih mudah dan sederhana. Sebaliknya, penerbitan sukuk mesti memiliki aset sebagai jaminan dan harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang sesuai kaidah syariah.
Direktur Syailendra Asset Management, Afrima dalam acara peluncuran indeks IDX-MES BUMN 17 pada akhir April lalu, mengatakan industri reksadana syariah memang mengalami keterbatasan suplai aset dasar, terutama untuk reksadana pendapatan tetap syariah.
Menurutnya saat ini total outstanding sukuk yang beredar masih sangat kecil dibandingkan dengan obligasi konvensional sehingga manajer investasi kesulitan mencari aset dasar untuk produk reksadana pendapatan tetap syariah.
"Kita mengajak para emiten untuk menerbitkan sukuk, biar pelaku pasar punya lebih banyak pilihan dalam membangun suatu portofolio investasi berbasis syariah," kata Afrima.
Otoritas Jasa Keuangan mencatat per akhir April 2021, total outstanding sukuk korporasi saat ini hanya Rp32,28 triliun dari 171 sukuk yang masih beredar. Jumlah tersebut jauh lebih kecil dibandingkan outstanding obligasi konvensional yang lebih dari Rp400 triliun.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.