Segera Diluncurkan, IDX-MES BUMN 17 Bisa Jadi Rujukan Reksadana Indeks
Indeks ini terdiri dari 17 saham syariah yang merupakan badan usaha milik negara dan anak usaha BUMN
Indeks ini terdiri dari 17 saham syariah yang merupakan badan usaha milik negara dan anak usaha BUMN
Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana meluncurkan indeks saham syariah baru dalam waktu dekat. Adanya indeks saham syariah ini diharapkan bisa menjadi rujukan investasi bagi investor dan juga bagi manajer investasi dalam mengelola produk baru.
Kepala Unit Pengembangan Produk I BEI, Kautsar Primadi, mengatakan indeks saham syariah yang akan diterbitkan adalah IDX-MES BUMN 17. Indeks ini terdiri dari 17 saham syariah yang merupakan badan usaha milik negara dan anak usaha BUMN dengan kapitalisasi pasar, likuiditas baik dan fundamental perusahaan yang baik. Indeks ini akan diluncurkan secara resmi pada 29 April mendatang.
"Indeks ini akan dievaluasi secara mayor pada Mei dan November serta evaluasi minor pada Februari dan Agustus," jelas Kautsar dalam acara Edukasi Wartawan Peluncuran Indeks IDX-MES BUMN 17 secara virtual, Rabu (21/4).
Promo Terbaru di Bareksa
Adapun 17 saham yang menjadi penghuni konstituen IDX-MES BUMN 17 adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Timah Tbk (TINS), PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Waskita Beton Tbk (WTON), PT Wika Gedung Tbk (WEGE) dan PT Indofarma Tbk (INAF).
Dari sisi kinerja, indeks IDX-MES BUMN 17 ini membukukan kinerja yang cukup baik dari tahun 2016 hingga 2020. Berdasarkan backtesting yang dilakukan BEI, IDX-MES BUMN bahkan membukukan imbal hasil (return) 7,92 persen pada 2020 atau tertinggi dibandingkan indeks saham syariah dan konvensional lainnya.
Perkembangan Pasar Modal Syariah
Di sisi lain, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI Ignatius Denny Wicaksono menjelaskan, pasar modal syariah berkembang cukup pesat dalam 10 tahun terakhir. Dia menyebutkan, dari tahun 2011 hingga 16 April 2021, jumlah saham syariah meningkat hingga 84 persen menjadi 435 saham. Kenaikan ini lebih tinggi dari peningkatan jumlah saham di BEI yang bertumbuh 65 persen menjadi 728 saham.
Peningkatan ini tidak hanya terjadi pada jumlah saham syariah, tetapi juga dari segi kapitalisasi pasar. Denny mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, kapitalisasi pasar saham syariah meningkat sekitar 6,4 persen per tahun menjadi Rp3.493 triliun pada 16 April 2021.
"Rata-rata nilai transaksi harian juga meningkat 14,6 persen per tahun menjadi Rp8,54 triliun per hari pada 16 April 2021," kata dia.
Jumlah investor syariah, lanjut Denny juga mencatat peningkatan signifikan dalam 6 tahun terakhir. BEI mencatat, jumlah investor syariah bertambah 1.913 persen dari 4.908 investor pada 2015 menjadi 93.870 investor hingga Maret 2021.
Melihat perkembangan yang positif ini, BEI berinisiatif meluncurkan indeks saham syariah baru, yakni IDX-MES BUMN 17. Dipilihnya indeks BUMN karena besarnya pengaruh saham BUMN terhadap pasar modal Tanah Air.
"Saham BUMN yang tercatat di BEI hampir 24 persen dari kapitalisasi pasar modal di Indonesia, bahkan ditransaksikan 37 persen dari total nilai dan 29 persen frekuensi transaksi saham harian," jelas dia.
Selain itu, performa saham BUMN juga cukup baik dalam 10 tahun terakhir. Denny menyebutkan, jumlah saham BUMN bertambah 13 BUMN dan kapitalisasi pasarnya meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir.
"Kehadiran indeks saham syariah BUMN ini juga diharapkan bisa menjadi alternatif basis produk reksadana dan ETF. Selama ini hanya JII dari tiga indeks saham syariah yang menjadi rujukan produk investasi," papar dia.
Kinerja Reksadana Indeks
Adapun di Bareksa, baru terdapat 5 produk reksadana indeks, yakni Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Value Index Fund, RHB Sri Kehati Index Fund, Reksa Dana Indeks Avrist IDX30, dan Principal Index IDX30. Kelima reksadana indeks ini membukukan kinerja yang cukup baik.
Salah satunya adalah reksadanaSyailendra MSCI Value Index Fund. Reksadana indeks kelolaan PT Syailendra Capital ini bisa membukukan imbal hasil (return) hingga 36,78 persen dalam setahun terakhir (per 21 April 2021).
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.