Jelang Akhir Tahun, Ini Prospek Reksadana Saham dan Pendapatan Tetap
Maybank AM memilih saham likuid dan beta tinggi pada sektor siklikal
Maybank AM memilih saham likuid dan beta tinggi pada sektor siklikal
Bareksa.com - Memasuki Desember, pasar saham Indonesia terus menguat, seiring dengan dorongan dari global dan domestik. Investasi berbasis saham seperti reksadana saham berpotensi menguat dan menjadi pertimbangan manajer investasi dalam mengelola portofolio.
Maybank Asset Management, dalam Market Outlook Desember 2020, menjelaskan sejumlah sentimen global mendorong aset berisiko di emerging market, seperti pasar saham Indonesia. Sentimen-sentimen itu termasuk kebijakan quantitative easing (QE) bank sentral AS The Fed, pemulihan ekonomi China yang mendorong permintaan logam industri.
"Memasuki bulan Desember, aset berisiko global terus menguat, saham AS terus mencetak rekor tertingginya, dan komoditas industri menguat," tulis Maybank AM.
Promo Terbaru di Bareksa
Untuk Indonesia, pasar kembali didukung investor ritel dan institusi domestik yang mengambil posisi untuk 2021 serta keinginan untuk membeli saham yang masih tertinggal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang jadi cerminan pasar modal, mempertahankan momentum positif dengan berita tibanya vaksin dalam negeri, terlepas dari naiknya kasus nasional harian.
Selain itu, saham yang terkait komoditas global juga menguat, yang mencerminkan optimisme pada distribusi vaksin secara global. Kondisi tersebut juga didukung penurunan yield obligasi, likuiditas perbankan yang masih kuat, dan fundamental domestik yang terlihat membaik.
Berkaitan dengan prospek dan strategi menuju tahun 2021, Maybank AM melihat perkembangan distribusi vaksin global, konfirmasi the Fed tentang stimulus tambahan, dan stimulus fiskal global baru akan menjadi katalis. Mempertimbangkan pemulihan ekonomi global, manajer investasi ini memilih saham dengan valuasi dan likuiditas yang baik di pasar Indonesia.
"Oleh karena itu, kami masih positif pada pasar saham dan obligasi Indonesia untuk jangka menengah-panjang. Dalam jangka pendek kami lebih taktis karena valuasi IHSG telah mendekati level yang mendorong aksi profit taking namun revisi prakiraan laba perusahaan di tahun depan dapat memberikan kejutan positif," tulis Maybank AM.
Potensi investor asing diprediksi akan kembali masuk ke pasar saham Indonesia, setelah aliran keluar yang besar di awal pandemi. Sebab, prospek ekonomi mendorong rupiah semakin stabil yang bisa tercermin dalam biaya lindung mata uang (hedging cost) semakin rendah.
Akan tetapi, ada risiko jangka pendek yang perlu diperhatikan, yaitu terkait masalah logistik pendistribusian vaksin dan tekanan PSBB yang ketat. "Dengan faktor yang ada, kami memilih saham likuid dan beta tinggi pada sektor siklikal seperti bank, industri, infrastruktur dan komoditas."
Kemudian untuk pasar obligasi, Maybank AM mempertahankan durasi yang sedikit lebih tinggi karena likuiditas yang cukup di pasar. "Risiko pada sikap positif jangka panjang kami antara lain adalah distribusi vaksin yang memakan waktu lebih lama, normalisasi monetisasi utang Indonesia pasca Covid-19, dan normalisasi QE the Fed."
Sebaliknya, peraturan pendukung Omnibus Law dapat memberikan kejutan positif jangka panjang. Investor akan memperhatikan perkembangan Lembaga Pengelola Investasi atau Sovereign Wealth Fund (SWF) sebagai jalur utama untuk mengundang foreign direct investment (FDI).
Sebagai informasi, IHSG menjadi acuan untuk investasi berbasis saham seperti reksadana saham dan reksadana indeks saham. Investasi di pasar saham disarankan untuk investor agresif dengan tujuan investasi jangka panjang.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.