Vaksin Datang, Kebangkitan Reksadana Saham
Indeks Reksadana Saham Bareksa sudah naik 9,66 persen sebulan terakhir
Indeks Reksadana Saham Bareksa sudah naik 9,66 persen sebulan terakhir
Bareksa.com - Pasar modal Indonesia mendapat dorongan positif dari berita mengenai kedatangan vaksin virus corona Covid-19. Investasi berbasis saham, termasuk reksadana saham bisa ikut melesat karena faktor ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang mencerminkan pasar modal Indonesia, telah menguat 9,38 persen dalam sebulan terakhir (per 15 Desember 2020). Bahkan, pada hari ini 16 Desember 2020, IHSG sudah menembus 6.100 yaitu level tertinggi sejak sebelum pandemi.
Seiring dengan pergerakan IHSG, rata-rata reksadana saham yang tercermin dalam Indeks Reksadana Saham Bareksa juga menguat 9,66 persen dalam sebulan terakhir (per 15 Desember 2020). Pekan lalu, Indonesia baru menyambut kedatangan jutaan dosis vaksin covid produksi Sinovac asal China, dan hari ini diberitakan bahwa Presiden Joko Widodo mengatakan pemberian vaksin bagi masyarakat gratis, alias tanpa biaya.
Promo Terbaru di Bareksa
Investment Specialist Bahana TCW Invesment Management, Theodorus Nico Hadijan menjelaskan bahwa vaksin menjadi kunci pemulihan ekonomi global. "Vaksin bisa memulihkan ekonomi. Meski vaksin baru didistribusikan 2021, pasar modal bergerak lebih cepat dari real sector. Saham sudah naik duluan," ujarnya dalam Investalk Bareksa bersama Bahana TCW IM melalui Instagram Live.
Nico menjelaskan, selain itu masih banyak potensi berita positif yang mendorong kinerja pasar, mulai dari hasil pemilihan presiden AS hingga seperti laporan neraca berjalan. Di samping itu, dana investor asing yang keluar dari pasar modal Indonesia terlihat baru kembali sekitar 10 persen.
Senada, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan sejumlah sentimen yang datang belakangan ini juga turut mendorong kinerja IHSG, seperti pemilu AS, penerapan omnibus law dan kepercayaan investor asing. "Selain vaksin, ada faktor pemilu AS dengan Joe Biden sebagai pemenangnya. Biden disambut baik pelaku pasar karena kebijakannya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di emerging market termasuk Indonesia," ujarnya dalam wawancara dengan Bareksa, 15 Desember 2020.
Mempertimbangkan berbagai kondisi tersebut, Bahana menilai bahwa kelas aset saham akan sangat besar potensinya pada tahun depan. IHSG diperkirakan bisa mencapai 6.800 pada tahun depan, sehingga reksadana saham juga akan diuntungkan.
"Tahun depan kami prefer equity daripada obligasi karena potensinya lebih besar. Jika IHSG sentuh 6.800 dari sekarang, berarti ada potensi upside sekitar 10-11 persen. Asset call kita di reksadana saham, karena reksadana saham langsung berkorelasi dengan pasar modal kita," ujarnya.
Adapun Nafan memperkirakan IHSG secara teknikal bisa menguat hingga 7.200 dengan skenario terbaik. Dalam sebulan ke depan, setelah IHSG mencapai 6.000, indeks bisa menguji level 6.300. "Secara teknikal, level resisten terdekat yang akan diuji adalah 6.300 dan kemungkinan bisa terjadi pada Januari 2021," ujarnya.
Akan tetapi, ada beberapa risiko yang juga perlu diperhatikan dan bisa menghambat pergerakan indeks saham. Nafan mengatakan risiko tersebut antara lain distribusi vaksin yang harus mencapai semua daerah di Indonesia, serta kemungkinan pembatasan sosial (lockdown) yang menghambat aktivitas ekonomi.
Perlu diingat, investasi di pasar saham dan reksadana saham sebaiknya untuk jangka panjang dengan tujuan dan target tertentu untuk mengambil untung. Meski potensinya tinggi, volatilitas investasi saham dan reksadana saham juga tinggi dan cocok untuk investor dengan tipe agresif atau profil risiko tinggi.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.