Reksadana Pendapatan Tetap Jawara di Semester I, Ini Prospek hingga Akhir 2019
Reksadana pendapatan tetap memimpin kenaikan di semester I 2019 dengan berhasil melaju 5,51 persen YtD
Reksadana pendapatan tetap memimpin kenaikan di semester I 2019 dengan berhasil melaju 5,51 persen YtD
Bareksa.com - Pasar keuangan Indonesia secara resmi telah melewati semester I 2019. Sepanjang periode perdagangan 6 bulan ini, banyak sentimen yang menggerakkan pasar hingga mengalami volatilitas cukup tinggi.
Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merupakan tolok ukur (benchmark) pasar saham Tanah Air, sepanjang enam bulan ini masih mengalami kenaikan yang cenderung terbatas yakni hanya 2,65 persen year to date (YtD).
Berbagai sentimen negatif dari global maupun permasalahan ekonomi maupun ketegangan politik dalam negeri, membuat kinerja bursa saham domestik belum terlalu maksimal. Kondisi tersebut turut mempengaruhi keempat jenis reksadana yang ada.
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data Bareksa per Jumat (28 Juni 2019), seluruh jenis reksadana kompak mencatatkan kinerja positif, meskipun yang cukup mengejutkan yaitu kinerja reksadana saham yang justru menjadi yang terendah dibandingkan dengan yang lainnya.
Reksadana pendapatan tetap memimpin kenaikan di semester I 2019 dengan berhasil melaju 5,51 persen YtD, kemudian di nomor dua ditempati reksadana campuran (4,45 persen YtD), lalu di nomor tiga ditempati reksadana pasar uang (2,46 persen YtD), dan terakhir ditempati reksadana saham (0,24 persen YtD).
Menurut analisis Bareksa, beberapa faktor yang membuat reksadana pndapatan tetap menjadi yang terbaik pada semester I 2019 antara lain :
1. Semakin tingginya ekspektasi terhadap pelonggaran kebijakan moneter di negara-negara maju. Mengutip data Bloomberg, 100 persen konsensus meyakini jika Bank Sentral AS (The Fed) diperkirakan mulai menurunkan suku bunga acuan pada Juli 2019. Dari 100 persen tersebut, sekitar 75 persen meyakini adanya penurunan suku bunga acuan AS sebesar 25 basis poin (bps) dan 25 persen konsensus optimistis jika The Fed akan menurunkan suku bunga hingga 50bps.
2. Tensi damai dagang AS dengan China yang kembali memunculkan harapan. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut negosiasi perdagangan antara China telah kembali ke jalur yang semestinya setelah pembicarannya dengan Presiden China Xi Jinping berlangsung positif. Bahkan, Beijing menyebut Washington telah setuju untuk menahan pengenaan tarif baru untuk produk China pasca melakukan pembicaraan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Osaka, Jepang akhir pekan lalu.
3. Adanya wacana pemerintah untuk menurunkan pajak perusahaan dari kisaran 25 persen menjadi 20 – 22 persen.
Proyeksi Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Jika Suku Bunga Turun
Menurut analisis Bareksa, penurunan suku bunga di Indonesia akan sangat tergantung kepada pergerakan rupiah. Sebab defisit neraca berjalan Indonesia masih bergantung kepada arus modal asing untuk menutup defisit.
Guna menarik dana asing akan tergantung pada suku bunga yang diberikan dan perkiraan depresiasi rupiah. Sehingga kestabilan rupiah akan menentukan kenyamanan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga di bulan Juli mendatang.
Jika BI mempertahankan tingkat suku bunga di level 6 persen hingga akhir tahun, kinerja reksadana pendapatan tetap diprediksi bisa tumbuh di kisaran 8-9 persen tahun ini.
Sementara, jika BI menurunkan suku bunga di level 5,5 persen maka return reksadana pendapatan tetap diprediksi bisa tumbuh 9-10 persen. Serta jika BI ekstrim menurunkan suku bunga hingga ke level 5 persen, maka pertumbuhan kinerja reksadana pendapatan tetap bisa tumbuh di atas 10 persen.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Mau tahu lebih lanjut mengenai reksadana pendapatan tetap? Yuk langsung saja buka Bareksa.com atau kunjungi channel Youtube kami di sini.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.