IHSG Akumulasi Kenaikan Pekan I Maret 2020, Reksadana Kompak Menguat
IHSG berhasil mengakumulasi kenaikan 0,84 persen ke level 5.498 pada pekan I Maret 2020
IHSG berhasil mengakumulasi kenaikan 0,84 persen ke level 5.498 pada pekan I Maret 2020
Bareksa.com - Menutup pekan pertama di bulan Maret 2020, bursa saham domestik berhasil rebound dari pekan sebelumnya yang anjlok parah. Dalam periode 2-6 Maret 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mengakumulasi kenaikan 0,84 persen ke level 5.498,54.
Di tengah isu virus corona yang masih dominan menghantui pergerakan bursa saham tanah air, sentimen positif justru muncul dari penurunan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS). Pada 3 Maret jelang tengah malam waktu Indonesia, bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 50 basis poin (bps) ke level 1-1,25 persen.
Keputusan tersebut cukup mengejutkan karena diambil di luar rapat terjadwal. Semestinya rapat Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) baru berlangsung pada 17-18 Maret.
Promo Terbaru di Bareksa
Pemangkasan Federal Funds Rate semakin menegaskan bahwa arah kebijakan moneter tahun ini adalah longgar alias akomodatif.
Saat suku bunga acuan bergerak turun, maka perlahan akan diikuti oleh penurunan suku bunga Pinjaman Uang Antar-Bank (PUAB). Jika bunga PUAB sudah turun, maka bank punya alasan untuk menurunkan suku bunga deposito. Setelah bunga deposito turun, harapannya suku bunga pinjaman bakal terpangkas.
Suku bunga kredit yang lebih rendah akan membuat emiten-emiten punya ruang untuk mengajukan kredit ke bank guna melakukan ekspansi.
Namun di sisi lain, sejatinya sentimen penurunan suku bunga sepertinya hanya euforia sesaat. Sebab, pasar masih agak khawatir akibat penyebaran virus corona yang semakin luas.
Jumlah negara yang terkena virus corona pun semakin bertambah. Pada awal pekan, total negara di luar China yang sudah melaporkan kasus corona adalah 64. Sekarang jumlahnya sudah lebih dari 90.
Secara toeri, penurunan suku bunga acuan memang akan mendorong permintaan. Saat suku bunga turun, dunia usaha dan rumah tangga bisa berekspaksi sehingga permintaan naik.
Namun masalahnya, penyebaran virus corona yang semakin meresahkan membuat aktivitas ekonomi menjadi terbatas. Pabrik-pabrik menghentikan produksi karena karyawan dirumahkan untuk mencegah penularan lebih luas. Produksi yang terhenti artinya pasokan barang di pasar akan langka. Hal ini lah yang mejadi persoalan, yakni dari sisi penawaran, bukan permintaan.
Seluruh Reksadana Kompak Menguat
Kondisi bursa saham yang menguat pada pekan lalu, turut memberikan sentimen positif bagi seluruh kinerja reksadana, terutama yang berbasiskan saham dalam portofolionya.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham tercatat menguat 0,98 persen sepanjang pekan lalu, menjadikannya yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya.
Kemudian di urutan kedua ada indeks reksadana pendapatan tetap yang naik 0,95 persen. Berikutnya indeks reksadana campuran juga bertambah 0,82 persen, dan terakhir indeks reksadana pasar uang naik tipis 0,03 persen.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.