Sidang Sengketa Pilpres di MK Usai, Bagaimana Prospek Investasi di Reksadana?
MK memutuskan pasangan Joko Widodo - Ma’ruf Amin tetap resmi terpilih sebagai pemenang Pilpres 2019
MK memutuskan pasangan Joko Widodo - Ma’ruf Amin tetap resmi terpilih sebagai pemenang Pilpres 2019
Bareksa.com - Ketidakpastian politik di Indonesia dipastikan mereda usai Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan tim hukum pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dengan demikian, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin tetap resmi terpilih sebagai pemenang Pilpres 2019.
Dalam sidang yang berlangsung kemarin, MK memutuskan menolak seluruh gugatan perselisihan hasil pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2019-2024 yang diajukan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya," ujar Ketua Majelis Hakim yang juga Ketua MK Anwar Usman di gedung MK, Jakarta, Kamis (27/06/2019).
Promo Terbaru di Bareksa
Telah rampungnya agenda politik berupa sengketa pilpres tersebut, membuat iklim pasar keuangan domestik diperkirakan akan mulai membaik mengingat bahwa salah satu faktor risiko politik yang dicemaskan pelaku pasar sudah selesai.
Situasi kepastian politik ditambah dengan sentimen eksternal yang perlahan mereda membuat pelaku pasar akan lebih nyaman untuk kembali masuk ke pasar keuangan Tanah Air.
Instrumen saham dan obligasi dapat menjadi pilihan utama bagi investor di sisa 6 bulan tahun ini. Apalagi, potensi penurunan suku bunga acuan oleh The Fed selaku bank sentral Amerika Serikat (AS) yang kemudian diikuti oleh Indonesia makin besar. Alhasil, investor dapat memaksimalkan saham-saham yang selama ini kerap diuntungkan manakala suku bunga acuan diekspektasikan turun.
Sejumlah ekonom dan analis bahkan memprediksikan jika tiidak ada perubahan situasi politik dalam negeri dan sentimen negatif global sedikit demi sedikit berkurang, IHSG diprediksi bisa melaju hingga ke level 7.000.
Dengan adanya ekspektasi bahwa pasar saham akan membaik, tentu hal ini akan turut memberikan dampak positif terhadap kinerja reksadana saham yang memang hingga menjelang akhir semester I 2019 cenderung masih tertinggal dibandingkan dengan ketiga jenis reksadana yang lain.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data Bareksa, sejak awal tahun hingga penutupan Kamis (27 Juni 2019), indeks reksadana saham masih menjadi yang terendah dengan imbal hasil (return) 1,25 persen secara year to date (YtD).
Adapun yang masih menjadi juara yakni indeks reksadana pendapatan tetap (5,4 persen YtD), disusul posisi kedua indeks reksadana campuran (4,74 persen YtD), dan di posisi ketiga indeks reksdana pasar uang (2,38 persen YtD).
Dengan kondisi yang masih tertinggal, kinerja reksadana saham tentu menyimpan potensi yang sangat besar untuk bangkit dan mengejar ketertinggalannya dibandingkan ketiga jenis reksadana yang lain tersebut.
Mengigat reksadana saham merupakan yang paling tinggi risikonya, maka sudah semestinya pelaku pasar memiliki ekspektasi bahwa instrumen ini harusnya menghasilkan return yang tertinggi juga.
Namun hal itu tentu harus mempertimbangkan faktor-faktor lain, baik yang berasal dari eksternal maupun internal. Di saat faktor internal mulai kondusif berupa risiko politik yang sudah bisa dilewati, maka sebaiknya investor banyak berdoa dan berharap agar faktor eksternal berupa risiko perang dagang juga bisa teratasi.
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.